Rosan di Depan 25 Kadin Propinsi, Munas Diundur atas Permintaan Presiden

  • Bagikan

JAKARTA – Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani menjelaskan bahwa penundaan Munas Kadin Indonesia di Bali adalah atas permintaan Presiden Jokowi.

“Jadi teman teman di daerah tolong pahami kondisi ini (penundaan Munas, red). Semua ini atas permintaan Presiden Jokowi,” ujar Rosan saat berbicara di hadapan 25 Ketua Umum Kadin Propinsi, di kediamannya di Jakarta, Sabtu (29/5/2021) malam.

Rosan sengaja mengundang seluruh Ketum Kadin Propinsi untuk menjelaskan latarbelakang pengunduran Munas Kadin Indonesia.

Munas Kadin Indonesia semula telah disepakati akan digelar di Nusa Dua Bali pada 2-4 Juni 2021. Lalu diundur menjadi 30 Juni 2021 di Kendari, Sulawesi Tenggara.

Rosan tidak menjelaskan alasan penundaan munas dan tidak membuka diskusi tentang penundaan itu. Dia cuma meminta Kadin Propinsi mahfum atau paham atas situasi penundaan itu.

Ketum Kadin Indonesia yang digadang gadang akan menempati pos sebagai Duta Besar di Amerika Serikat ini juga menjelaskan tentang rapat pengambilan keputusan penundaan munas di Kadin Indonesia, pekan lalu.

Menurut Rosan, tidak benar rapat berjalan cepat dan tidak memberikan kesempatan kepada peserta untuk memberikan pendapat.

“Malah rapat berjalan lama, setelah jeda satu jam. Kita akhiri rapatnya pukul dua belas. Jadi tidak benar kalau rapat kita terlalu premateur,” ujar Rosan lagi.

Dia meminta kepada Ketua Umum Kadin Propinsi tidak meresfon dan menanggapi suara suara yang tidak bisa dipertanggungjawabkan itu.

Rosan juga meminta kepada Kadin Propinsi untuk mempersiapkan diri menghadapi munas yang masih akan berlangsung satu bulan lebih lagi.

Sebelumnya saat pengantar sambutannya Rosan berkelakar siapa yang mampu menolak permintaan Panglima Tertinggi RI. Kelakar ini disambut tawa riuh para Ketum Kadin Propinsi itu.

SIMAK JUGA :  Indonesia Peringkat ke 5 Dunia dari 10 Negara Tertinggi Kasus Aktif Covid-19

BERJALAN AKRAB DAN KOMUNIKATIF

Sementara itu, Ketua Umum Kadin Propinsi Sumbar H Ramal Saleh menjelaskan pertemuan Ketum Kadin Indonesia dengan 25 Ketum Kadin Propinsi berjalan akrab dan komunikatif.

Saat Rosan membatasi para Ketum Kadin Propinsi tidak berdiskusi tentang alasan penunandaan munas, semua memahami situasinya.

Padahal, kata Ramal, para Ketum Kadin Propinsi yang hadir adalah pendukung dua caketum berbeda yakni Arsyad Yahya dan Anindya Bakrie.

“Suasana pertemuan di kediaman pak Rosan sangat akrab dan komunikatif, tidak ada yang menunjukan pandangan yang berbeda atas penundaan itu,” ujar Ramal melalui jaringan selulernya, Sabtu malam.

Menanggapi pertanyaan tentang peta dukungan Kadin Propinsi atas dua caketum itu, Ramal Saleh secara halus menolak memberikan keterangan.

Tetapi dari sumber lain di kediaman Rosan diketahui, dari 25 Ketum Kadin Propinsi sekitar 17 adalah pendukung Arsyad. Sisanya, delapan Kadin Propinsi lain adalah pendukung Anindya Bakrie.

Selain itu, sebanyak 7 asosiasi pertambangan dikabarkan juga telah merapat dan memberikan dukungan terhadap Caketum Arsyad Yahya.

Sebaliknya kubu Anin juga mengklaim telah mendapatkan dukungan mayoritas dari Kadin Propinsi dan sudah membuat pernyataan tidak terbuka akan memenangkan pemilihan Ketum Kadin Indonesia (*)

Awaluddin Awe

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *