Kritik Akusisi Freeport Bohong, Justru Amien Rais yang Dituduh Sebar Kebohongan

  • Bagikan

Dewinta Pringgodani SH MH

HARIANINDONESIA.ID – Kritikan Amien Rais yang menyebut bahwa akuisisi saham PT Freeport Indonesia (PTFI) hanya bohong ditanggapi Dewinta Pringgodani SH MH, pengamat politik hukum dan keamanan.

Dewinta Pringgodani mengaku heran dengan ucapan Amien Rais dan dia menantang Amien menunjukkan data-data jika bicara.

“Saya pikir Pak Amien Rais lagi kumur-kumur. Anak muda sekarang bilang ngebacot. Sebagai seorang yang berlatar belakang profesor, seharusnya Pak Amien bicara pakai data,” kata Dewinta Pringgodani kepada kabarpolisi.com Minggu pagi di Jakarta.

“Kalau mau bicara di media pakai data-data. Jangan sekedar ngecap. Sebutkan di mana kementerian ESDM dan pemerintah Indonesia itu bohong soal kepemilikan saham Indonesia itu 51%,” kata Dewi.

Ucapan Amien Rais tanpa data itu hanya akan ditanggapi sinis oleh masyarakat karena Amien Rais adalah seorang politikus. “Pokoknya di mata Pak Amien Rais apa pun yang dibikin pemerintah selalu salah. Gak ada benarnya. Saya bingung hati Pak Amien terbuat dari apa sih? ” kata Dewi sambil tertawa.

“Jika Pak Amien ingin menaikkan popularitasnya sebagai calon presiden dan atau mau menaikan elektabilitasnya sebagai calon presiden tidak perlu dengan cara memfitnah dan menyebarkan kebencian pada pemerintah,” kata Dewinta Pringgodani.

Apakah pemerintah harus mengambil tindakan terhadap Amien Rais yang sering menebarkan kebencian terhadap pemerintah? Kata Dewi gak perlu.

“Masyarakat juga paham kok peran apa yang sedang dimainkan Pak Amien Rais. Beliau kan politikus. Catat ya, politikus,” kata Dewi.

Walaupun Amien Rais seorang politikus, tak elok juga jika bisanya cuma mengkritik dan membuat statemen yang tidak bermanfaat bagi masyarakat. Akan lebih baik Amien Rais juga memberi solusi terhadap permasalahan yang terjadi di negara ini.

Di alam demokrasi, berbeda pendapat itu perlu. Mengkritik itu boleh. Tapi kalau bicara tanpa data, masyarakat juga tak akan peduli. “Saya kasihan sama Pak Amien Rais. Di media sosial banyak sekali netizen membully beliau. Apa pun cerita nya Pak Amien itu kan sudah tua. Seharusnya lebih banyak ibadah,” ujar Dewinta Pringgodani.

Menurut Dewi, pernyataan-pernyataan Amien selama ini yang menyerang pemerintah sama sekali tidak berbasis data. Dia menilai Amien justru menjatuhkan kredibilitasnya sebagai tokoh karena berpolitik dengan cara yang tidak lazim.

SIMAK JUGA :  Pemprov Sumbar : Chatib Sulaiman Pantas Jadi Pahlawan Nasional

Sekali lagi Dewi menantang Amien menunjukkan data-data karena berani menyebut akuisisi saham PTFI oleh pemerintah hanya bohong.

Amin Rais, kata kata Dewi, menutup mata dan gelapnya hati dan pikirnya bahwa selama selama 50 tahun berjalan dari Indonesia hanya memiliki saham 9,36% dan pada tahun 2018 di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi mengontrol dan mengintruksikan langsung renegosiasi 2018 ini Indonesia berhasil menjadikan freeport sebagai saham matoritas.

70 Persen Keuntungan Indonesia

CEO Freeport McMoran Richard Adkerson menyambut baik ditandatanganinya Head of Agreement (HoA) dengan PT Freeport Indonesia. Dengan HoA tersebut maka ada proses penyelesaian divestasi, di mana negara akan menguasai 51% saham di tambang grasberg.

Menurutnya, dengan perjanjian pendahuluan ini maka proses perpanjangan hak operasi PT Freeport yang habis pada 2021 pun semakin jelas. Di mana pemerintah pemerintah akan memberikan 2×10 tahun dengan waktu maksimal sampai 2041.

“Perpanjangan akan mengamankan masalah investasi bernilai miliaran dolar, yang akan memberikan kepastian bagi pemegang saham PTFI, termasuk Inalum, pekerja kami, masyarakat setempat, pemasok kami, kontraktor kami dan semua pemangku kepentingan,” ujarnya di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (12/7/2018).

Menurut Adkerson, perpanjangan masa operasi di tanah Papua ini sangat memberikan manfaat dan masa depan bagi pemerintah akan meningkat secara signifikan. Pasalnya, dengan memberikan kepastian investasi, Freeport memperkirakan manfaat langsung untuk pemerintah pusat dan daerah dan dividen untuk inalum.

“Berdasarkan harga tembaga di masa depan, antara USD60 miliar-USD90 miliar. Di bawah struktur baru kami, lebih dari 70% dari keuntungan akan diberikan kepada pemerintah, melalui pajak, royalti, dividen kepada Inalum,” ujarnya.

Meski tidak lagi menjadi mayoritas, Richard mengatakan, Freeport tetap berkomitmen untuk terus beroperasi dengan standar tertinggi, utamanya saat melakukan operasi dengan cara yang bertanggung jawab dan dengan pembangunan berkelanjutan untuk melindungi lingkungan serta menghasilkan manfaat maksimal bagi masyarakat Indonesia.

Muhammad Rizal Tanur

Sumber : kabarpolisi.com

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *