Jokowi Tiga Periode, Cegah Terjadinya Polarisasi Ekstrem 2017 dan 2019

  • Bagikan

JOKO WIDODO dan ARSYAD RASYID

JAKARTA – Wacana Jokowi tiga periode bukan wacana kosong. Ada agenda besar yang harus dijawab dengan Jokowi tiga periode itu.

“Alasannya untuk mencegah polarisasi ekstrem antara kelompok nasionalis dengan kelompok atau oknum yang mengatasnamakan keyakinan tertentu,” kata Ketua Umum Komunitas Jokowi-Prabowo (Jokpro) 2024 Baron Danardono Wibowo, kepada wartawan di Jakarta, pekan ini.

Polarisasi ektrem itu pernah terjadi pada Pilkada 2017 dan Pilpres 2019.

Baron memprediksi potensi eskalasi dan skala dalam pelaksanaan Pilpres 2024 akan jauh lebih luas seiring dengan perkembangan teknologi informasi 5G yang sudah masuk ke Indonesia.

“Sehingga berita hoax dan lain-lain bisa merambah hingga ke pelosok-pelosok Indonesia,” ujar Baron Danardono Wibowo.

Pertimbangan kedua, lanjut Baron, masih banyak program kerja Jokowi yang belum terselesaikan. Di antaranya karena terhambat pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir 2 tahun.

“Dan tidak ada jaminan bahwa presiden pengganti beliau (Jokowi) akan meneruskan program-program kerja Pak Jokowi,” tegas Baron Danardono Wibowo.

Antusiasme masyarakat

Lebih jauh, Baron Danardono Wibowo mengatakan antusiasme masyarakat untuk Jokowi 3 periode menjadi Presiden RI sangat tinggi.

Sejak 2018 lalu, sebelum Jokowi menang Pilpres 2019, ungkap Baron, dirinya sudah blusukan ke pasar, pedagang kaki lima dan para pelaku kerja informal lainnya.

Dari hasil blusukan itu, mereka selalu menyambut baik bila Jokowi bisa memimpin selama 3 periode.

“Vlog tentang ini sudah saya masukkan dalam channel youtube dalam bentuk sederhana dan informal,” ungkap Baron Danardono Wibowo.

Karena itu, Jokpro optimistis Jokowi akan maju kembali menjadi Presiden RI melalui perubahan Amendemen UUD 1945.

Karena pada dasarnya, lanjut Baron, Jokowi adalah sosok yang sangat dicintai oleh mayoritas rakyat Indonesia yang mendambakan pembangunan baik fisik maupun mental yang sejak 2014 sudah dirasakan oleh bangsa Indonesia, terlebih masyarakat di Indonesia bagian timur.

Bahkan, dengan dirangkulnya Ketum Partai Gerinda Prabowo Subianto sebagai bagian dari Pemerintahan menjadi sebuah pembelajaran bagi bangsa tentang Indonesia bersatu yang telah ditunjukkan dan dicontohkan oleh Presiden Jokowi. (*)

Editor : Awaluddin Awe
[email protected]

Sumber : BeritaSatu.com

SIMAK JUGA :  Lukas Enembe: Presiden Jokowi ke Papua Hanya Buka PON, Tak Ada Agenda Lain
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *