‘Telepon Penyejuk Walikota Fadly Amran untuk Pasien Covid -19’

  • Bagikan

H. FADLY AMRAN, BBA
Walikota Padang Panjang

PADANG PANJANG, harianindonesia.id – Walikota Padang Panjang H. Fadly Amran, BBA adalah salah satu walikota termuda di Indonesia, dengan usia 32 tahun, dikenal sangat kratif menerjemahkan tugas kewalikotaan dalam bentuk yang lebih dinamis dan humanis.

Saat isu Corona muncul, Fadly dengan cepat mengkonsolidasikan jajarannya dan stake holder di Padang Panjang ‘memagari’ kota Padang Panjang agar tak tercemar Virus Corona.

Dan hasil kerja itu menempatkan Padang Panjang sebagai kota ‘nihil positif covid -19’. Padahal posisinya adalah kota persinggahan.

Atas prestasi itu, Wako Fadly Amran sempat ‘Gadang Iduang’ dipuji Gubernur Irwan Prayitno saat teleconprence, pekan lalu. Bahkan Padang Panjang menjadi tiga kota yang paling siap memenuhi persyaratan administrasi bantuan JPS dan BLT untuk pandemi Covid -19.

Tetapi, Fadly boleh saja berbuat namun tak dinyana kepulangan NS dan suaminya dari Jakarta ke Panyalaian Tanah Datar menjadi momok bagi kota Padang Panjang. Sebab NS telah menularkan virus corona kepada 13 warga kota Padang. (baca : 13 Tenaga Kesehatan RSUD Padang Panjang Positif Covid -19)

Mereka itu adalah, 11 tenaga kesehatan yang terdiri dokter, perawat dan bidan, 1 orang security dan 1 orang Satpol PP Padang Panjang.

Kini, ke 13 pasien positif corona ini harus menjalani hari hari beratnya menjalankan penyembuhan di RSUD Padang Panjang. Meski dirawat ditempat mereka bekerja tetapi ada yang berubah, yakni mereka tak boleh berhubungan dengan keluarga, anak dan istri selama menjalani pengobatan.

Sudah pasti suasana hati para pasien covid -19 menjadi sangat berat. Selain harus menghitung terus waktu penyembuhan, mereka juga harus menanggung rasa rindu mendalam karena tak bisa lagi bertemu anak, suami atau istri.

Tiba tiba suasana di ruang isolasi pasien Covid -19 di RSUD Padang Panjang, Jumat (1/5) siang, penuh dengan jadi isak tangis. Ada apa. Mengapa merek menangis? Adakah sesuatu yang membuat pata pasien covid ini menjadi menangis?

SIMAK JUGA :  Partai Nasdem Rekom H. Nofi Candra, SE Sebagai Balon Bupati Solok 2020

Oh, ternyata para pasien yang berasal dari tenaga kesehatan di RSUD Padang Panjang itu, tak menyangka mendapat telepon dari Walikotanya, H. Fadly Amran, BBA.

“Gimana, Bu? Semangat ya, Bu. Yakini diri sehat kembali. Saya dan Pemko Padang Panjang menunggu pengabdian Ibu kembali,” tutur Fadly Amran dari balik handsetnya kepada seorang pasien covid bernisial D.

D sama sekali tak bisa menyembunyikan rasa harunya ditelpon orang nomor satu di kota Padang Panjang itu. Dia sama sekali tak menduga ditelpon oleh Fadly Amran. Itu yang membuat D terus terisak menjawab telepon Fadly Amran.

“Allhamdulillah, Pak Wali. Terimakasih doanya, Pak. Siap, Pak. Sembuh, Saya mengabdi lagi untuk kesehatan masyarakat pak,” ujar D.

Lepas dari D,  Fadly kemudian menghubungi pasien I, seorang pasien laki laki, yang juga tengah disolasi di rumah sakit yang sama.

“Pak harus perhatikan makan dan minum, supaya gizi dan imunnya kuat ya. Kalau  ada yang kurang, hubungi Kami ya, Pak Dokter,” ujar Fadly.

Pasien I tergagap menjawab telepon Walikota Fadly Amran.  Setelah tahu bahwa yang menelpon itu walikota-nya, baru si pasien terharu.

“Makasih, Pak. Tidak menyangka Pak Wali yang telepon. Siap semangat untuk pulih dan mengabdi kembali pak!” ujar I dengan suara parau.

Selama masa Covid -19, Fadly Amran memang terus berusaha di berbagai kesempatan bisa memberikan support kepada para medis yang merupakan ujung tombak membungkam coronavirus.

Diantaranya mengunjungi para staf yang sedang menjalankan tugas di Pos Pengawasan, pada malam hari, dengan membawa makanan dan tambahan perlengkapan.

Dirinya bahkan meminta kepala RSUD untuk menjamin layanan premium kepada pasien positif COVID-19 isolasi.

“Tolong penuhi kebutuhan energinya, Pak. Beri layanan premium ya, Pak,”ujar Fadly kepada Kepala RSUD  Padang Panjang dr. Ardoni.

Walikota Fadly Amran mengimbau seluruh warga Padang Panjang untuk meningkatkan kewaspadaan dan mematuhi imbauan pemerintah, terutama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Sumatera Barat.

(awe : sumber sumbarfokus.com)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *