Ini Para Tersangka dan Peran Mafia Bola Indonesia

  • Bagikan

JAKARTA, harianindonesia.id – Kasus pengaturan skor dalam sepakbola atau Match Fixing belakangan viral di Indonesia dan membuat heboh publik. Pemerintah dan Kepolisian pun ikut maju dan membentuk Satgas khusus untuk memerangi para pelaku yang dikenal netizen dengan sebutan Mafia Bola.

Satgas kepolisian bergerak cepat dalam mengatasi kasus mafia sepak bola di Indonesia. Tak sampai sepekan, total sudah lima orang yang masuk ke dalam buku tahanan.

Setelah dibentuk oleh Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, satgas memang langsung menunjukkan tajinya. Bukan cuma satgas, dari Bareskrim Mabes Polri juga sudah memanggil sejumlah nama untuk dimintai keterangan perihal kasus ini.

Situasi tersebut jelas menjadi angin segar buat sepak bola Indonesia. Sebab, kasus pengaturan skor ini merupakan sesuatu yang sulit diberantas oleh PSSI dari sejumlah kepengurusan.

Akan tetapi, hal itu tak berlaku buat satgas. Dua nama pertama yang ditangkap adalah Priyanto alias Mbah Pri dan anaknya, Anik Yuni Kartika.

Mbah Pri disebut sebagai mantan anggota Komite Wasit PSSI. Namun, belakangan ia diketahui tak terlibat lagi dalam kepengurusan PSSI pusat. Priyanto ditunjuk jadi anggota Komite Wasit dalam Asprov PSSI Jateng.

Oleh sebab itu, Mbah Pri punya andil dalam mengatur pertandingan-pertandingan di Liga 3 2018. Seperti diketahui, Liga 3 merupakan kompetisi yang diurus oleh Asprov masing-masing daerah.

Kabarnya Mbah Pri merupakan mafia pengaturan skor khusus area Jawa Tengah (Jateng). Dia membawahi para wasit di sana dan bisa menunjuk penugasannya. Dalam penelusuran satgas, Mbah Pri punya peran penting dalam putaran mafia sepak bola yang dibawahi Ketua Asprov PSSI Jateng, Johar Lin Eng.

Mbah Pri berperan mencari wasit yang mudah diatur dan mengikuti arahan Johar. Mekanismenya, klub yang ingin menang, memesan pertandingan kepada Johar. Kemudian anggota Exco PSSI itu meminta bantuan kepada Mbah Pri untuk dicarikan wasit yang bisa ‘disetir’.

SIMAK JUGA :  Denny JA: Mayoritas Warga NU Punya Akses ke Internet

Sementara Anik pernah bertugas sebagai wasit futsal. Kemudian dia bekerja untuk Lasmi Indaryani, mantan Manajer Persibara Banjarnegara. Akan tetapi, nyatanya Anik ini cuma modus saja sebagai asisten Lasmi. Dia memiliki tugas mengumpulkan uang dari Lasmi dan dibagi kepada Mbah Pri serta Johar. Dia merupakan perantara alias penghubung Lasmi kepada para mafia.

Sehari kemudian Dwi Irianto alias Mbah Putih berhasil diamankan polisi. Mbah Putih ditangkap karena disebut menerima uang untuk mengatur skor.

“Perannya sama seperti kemarin tersangka JLE, dia sebagai penyandang dana. Nanti didalami dulu,” ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo.

Setelah itu, Vigit Waluyo jadi nama terakhir yang diamankan. Meski menyerahkan diri soal kasus korupsi, dia nyatanya akan segera disidik mengenai kasus pengaturan skor di sejumlah pertandingan.

“Ya betul mas, besok akan kami sampaikan,” bilang Brigjen Dedi Prasetyo saat dihubungi JawaPos.com.

Patut dinantikan kerja satgas pemberantasan mafia sepak bola Indonesia dalam mengungkap kasus ini. Vigit boleh dibilang bisa menjadi kunci untuk mengungkap semuanya.

Sumber:Jawapos

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *