Menunggu Reaksi Pertumbuhan dari Kawasan Bukapalipatar

INDRAJAYA PUTRA JANUAR

PADANG – Diam diam ternyata sejumlah kabupaten dan kota di Sumbar, terutama yang berada pada jalur utama Padang Panjang – Payakumbuh, membentuk satu kerjasama kawasan yang diberinama Bukapalipatar.

Bukapalipatar, adalah singkatan nama daerah Bukittinggi, Agam,Payakumbuh, Limapuluh Kota, Padang Panjang dan Tanah Datar.

Program kerjasama kawasan ini memiliki segudang target pembangunan mulai dari pembangunan ekonomi, infrastruktur dan pariwisata serta sektor unggulan lainnya.

Kerjasama ini konon kabarnya sudah dimulai sejak 2018 lalu, tetapi denyutnya baru terlihat pada awal tahun 2021 ini.

Untuk melihat seperti apa program rintisan Alumni SMA 1 (IASMA) Landbouw Bukittinggi dan Kementrian PUPR lahir dan berjalan seperti sekarang, Harianindonesia.id mewawancarai salah satu pemprakarsa kerjasama kawasan ini, Indrajaya Putra Januar, Phd, berikut petikannya :

Waalaikumsalam,
Sebagai pemrakarsa Bukapalipatar adalah Ikatan Alumni SMA 1 (IASMA) Landbouw Bukittinggi dan Kementerian PUPR

Latar belakang pembentukan kerjasama iko adalah bahwa kita sebagai alumni sebagai bagian dari masyarakat Sumbar sangat berkeinginan adanya percepatan pembangunan infrastruktur di Sumbar khususnya di daerah kami alumni umumnya berasal yaitu di Bukittinggi, Agam, Payakumbuh, Limapuluh Kota, Padang Panjang dan Tanah Datar. Atau yang kami sepakati untuk disebut Bukapalipatar.

Ide ini berawal dengan diadakannya Seminar mengenai “Pembangunan Infrastruktur Yang Terintegrasi” yang diadakan dalam rangka Reuni Gadang dan Ulang Tahun SMA 1 Bukittinggi yang ke 55 pada bulan September 2014.

IASMA bersama-sama Kementerian PUPR memprakarsai ide Bukapalipatar dalam seminar tersebut yg akhirnya sesudah seminar langsung ditandatangani oleh seluruh kepala daerah Bukapalipatar dan disaksikan oleh Gubernur Sumbar, Menteri PUPR dan Bapak Emil Salim sebagai wakil dari masyarakat.

Kerjasama kawasan ini fokusnya adalah untuk pembangunan infrastruktur yang terintegrasi seperti jalan, jembatan, pembuangan sampah, saluran air minum, drainase dan pembangunan sarana dan prasarana lainnya. Yang penting adalah adanya kerjasama antar kota kabupaten dengan cara win-win solution.

Potensi anggaran yang dibutuhkan sangat besar yang harus dihitung bersama dalam masterplannya dan semuanya itu akan menggunakan APBN dari pemerintah pusat karena kita semua sadari bahwa APBD Sumbar relatif kecil.

SIMAK JUGA :  KADIN Sambut Positif Olimpiade Pengupahan, Adi Mahfudz : Basis Upah Produktifitas Melihat Kemampuan Perusahaan

Target yang ingin dicapai tentunya agar terjadi sinergi seluruh potensi wisata yang ada di Bukapalipatar dengan konsep saling menguntungkan bagi semua daerah

Prinsip Keuntungan Kawasan juga merupakan kepentingan regional dan nasional. Diharapkan Bukapalipatar bisa menjadi destinasi pariwisata prioritas di Indonesia.

Wako Fadly Amran Usulkan TPA Regional Berstandar Internasional

Sementara itu, Walikota H. Fadly Amran, BBA, Datuak Paduko Malano mendukung pengembangan kawasan Bukittinggi, Agam, Payakumbuh, Limapuluh Kota, Padang Panjang, Tanah Datar atau yang lebih dikenal dengan BUKAPALIPATAR.

Fadly menyampaikan, BUKAPALIPATAR diharapkan lebih konkret lagi, sehingga bisa mensupport perekonomian, serta kedekatan sosial budaya dari daerah terintegrasi itu.

“Kita menawarkan pembangunan TPA regional, pusat kuliner di beberapa titik terbaru yang bisa men-support UMKM di beberapa kabupaten dan kota pada BUKAPALIPATAR,” kata Fadly, ditemui usai menghadiri Rakor Rencana Kerjasama Pengembangan Kawasan BUKAPALIPATAR, Senin (15/3), di Auditorium Gubernuran, Padang.

Pada rakor yang dipimpin Gubernur diwakili Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Benny Warlis, M.Si ini, Wako Fadly memaparkan pentingnya memiliki TPA berstandar internasional.

“Narwasita kita nomor satu terbaik di Indonesia. TPA kalau bisa jangan yang biasa-biasa saja, seperti TPA yang ada di Jepang sehingga bisa mengatasi masalah sampah. Yaitu dari recycling, composting,” ungkapnya.

Fadly menyebut, Padang Panjang siap mendorong sehingga TPA regional berstandar Internasional ada di Sumatera Barat. Di samping itu, potensi wilayah BUKAPALIPATAR hendaknya memberi perhatian terhadap budaya dan kearifan lokal yang dimiliki.

“Kawasan Minang Village di Padang Panjang bisa lebih maju lagi dengan konsep digital 2.0. Konsep tersebut bisa dipakai untuk daerah lain seperti. Boleh di mana saja. Kalau tidak ada, bisa di Kota Padang Panjang,” ujarnya.

Fadly mengatakan, akan mengagas pasar kuliner dengan menu lengkap. “Insyaa Allah juga dibangun di Rest Area,” tuturnya.

Rakor tersebut turut dihadiri sejumlah kepala daerah dan pejabat terkait di masing-masing kabupaten dan kota. (*)

Awaluddin Awe