Wakili Gubernur Sumbar, Kabanhub Aschari Cahyaditama Hadiri Pengukuhan Brigjen (P) Hoiruddin Hasibuan sebagai Profesor

  • Bagikan

Momen Kabanhub Pemprop Sumbar di Jakarta, Aschari Cahyaditama menghadiri Rapat Senat Terbuka Pengukuhan Profesor Brigjen Pol (P) Prof Dr Hoiruddin Hasibuan, S.H., M.Hum di Auditorium Universitas Islam Sultan Agung (UNISULLA), Semarang, Rabu (7/2/2024). (Foto : Dok Banhub)

SEMARANG, HARIANIndonesia.ID – Kepala Badan Penghubung Pemprop Sumbar di Jakarta Aschari Cahyaditama menghadiri sekaligus menyampaikan salam hangat Gubernur Sumbar kepada Brigjen Pol (P) Dr Hoiruddin Hasibuan SH MH atas promosinya sebagai Profesor di Universitas Islam Sultan Agung (Unisulla) Semarang, Rabu (7/2/2024).

Promosi Hoiruddin Hasibuan dilakukan dalam Rapat Senat Terbuka Universitas Islam Sultan Agung yang dipimpin Rektor Unisulla Prof Dr Gunarto SH,. MH.

Ari, demikian Kabanhub Pemprop Sumbar di Jakarta ini dipanggil, langsung memberikan ucapan selamat dengan bersalaman dan cipika cipiki, sekaligus menyampaikan salam hormat dari Gubernur Mahyeldi Ansharullah kepada Pamen SSDM Polri penugasan pada Kemdagri RI sebagai Stafsus Mendagri Bidang Pembangunan Desa dan Perbatasan ini.

Hoiruddin Hasibuan mendapat promosi sebagai Professor setelah berhasil mempertahankan disertasinya tentang strategi penanganan terorisme di depan Guru Besar Hukum Unissula Semarang.

Dalam penyampaian orasi ilmiahnya berjudul Empat Dimensi Kunci (Catur Catra) Penanganan Hukum Pelaku Terorisme, Prof Dr Hoiruddin Hasibuan SH MH memaparkan empat pilar penting yakni :

Satu, Pemerintah memiliki peran sentral dalam merumuskan, mengimplementasikan, dan mengkoordinasikan kebijakan serta strategi pencegahan terorisme.

Kedua, Penegak hukum memainkan peran utama dalam menegakkan kebijakan dan regulasi yang dirancang untuk mencegah, mengidentifikasi, dan mengatasi ancaman untuk menjalankan tugas-tugasnya dengan integritas, keberanian dan profesionalisme.

Ketiga, Partisipasi aktif dan dukungan tokoh agama adalah menyuarakan penolakan terhadap aksi terorisme serta merumuskan kembali ajaran agama yang berpotensi disalahgunakan untuk kegiatan terorisme memiliki dampak positif dalam memerangi radikalisasi dan ekstremisme.

SIMAK JUGA :  MK Tolak Gugatan Usia Minimal Capres-Cawapres 35 Tahun

Keempat, Kewaspadaan, partisipasi aktif, dan peran pencegahan masyarakat menjadi elemen kunci dalam meredam aksi terorisme.

Atas keberhasilannya mempertahankan disertasi tentang penanganan aspek hukum pelaku terorisme itu, mantan Kepala Satuan Tugas Wilayah Kepulauan Bangka Belitung Detasemen Khusus 88 Anti Teror Kepolisian Negara Republik Indonesia ini berhak menyandang Profesor dan menjadi Guru Besar di Unissula Semarang.

Jenderal bintang satu Hoiruddin sejak aktif di kepolisian memang dikenal sebagai personil dan perwira Polri yang memiliki kecenderungan di bidang reserse dan terorisme.

Sebab itu pula, Mendagri Tito Karnavian menarik sang Jenderal setelah pensiun menjadi Stafsus Mendagri Bidang Pembangunan Desa dan Perbatasan, yang memang berkaitan dengan penanganan masalah terorisme.

Selain dihadiri Kabanhub Pemprop Sumbar, pengukuhan Profesor Hoiruddin juga dihadiri sejumlah gubernur, bupati dan walikota se Indonesia, serta para Pejabat Tinggi Kemendagri, BNPP, BNPT, dan Mabes Polri.

Hoiruddin selain dikenal sebagai cendekiawan Polri juga pribadi yang menyenangkan dan banyak memiliki kawan.

Targetkan 100 Profesor

Unisulla memang termasuk salah satu perguruan tinggi paling aktif melahirkan guru besar di Indonesia. Saat ini, Unisulla sudah memiliki 53 guru besar, dan menargetkan sampai tahun 2027 sudah memiliki 100 guru besar dari berbagai disiplin ilmu.

Jumlah ini telah melebihi rata-rata syarat untuk masuk dalam syarat berdaya saing di tingkat internasional. “Saat ini Unissula sudah memiliki di atas 7.5 persen kepemilikan jumlah guru besarnya,” jelas Rektor Unisulla.

Kini, Unissula menempati ranking 401 dari seluruh universitas yang ada di dunia yang dipublikasikan oleh Times Higher Education, impact ranking 2023. Unissula juga menempati peringkat ke 28 nasional versi Webometrics diantara kurang lebih 4.500 perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia. (*)

Editor : Awaluddin Awe

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *