Pengamat : Komjen Idham Azis Sangat Layak jadi Kapolri

  • Bagikan

Dewinta Pringgodani SH, MH

Jakarta, Harian Indonesia ID – Komisaris Jenderal Polisi Idham Azis sangat layak jadi Kapolri menggantikan Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian yang ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Menteri Dalam Negeri.

“Sangat layak dan memenuhi syarat,” kata pengamat politik, hukum dan keamanan Rr. Dewinta Pringgodani SH, MH kepada media ini tadi malam.

Menurutnya, langkah Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dalam memberikan pertimbangan kepada Presiden soal calon Kapolri sudah sesuai dengan UU No 2/2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dibenarkan pengamat

“Kompolnas merekomendasikan ataupun menjaring calon Kapolri mengacu kepada pasal 11 ayat (6). Syaratnya adalah Perwira Tinggi (Pati) Polri yang masih aktif dengan memperhatikan jenjang kepangkatan dan karier,” jelas Dewi.

Dia mengatakan, berdasarkan penjelasan Pasal 11 ayat (6) yang dimaksud dengan “jenjang kepangkatan” ialah prinsip senioritas dalam arti penyandang pangkat tertinggi di bawah Kapolri yang dapat dicalonkan sebagai Kapolri.

“Tidak ada itu aturan 2 tahun, 3 tahun, 4 tahun dan sebagainya. Undang-undangnya saja bunyinya tidak menyebut tahun,” tegas Dewi.

Sebelumnya, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, surat Presiden (Surpres) dan Surat rekomendasi Kompolnas cacat adminitrasi lantaran masa dinas calon Kapolri itu minimal 2 tahun sementara Idham Aziz masa dinasnya hanya tersisa satu tahun lebih.

Neta mendesak Komisi III DPR segera menolak Idham Azis sebagai Kapolri dan mengembalikan Surpres tersebut kepada Jokowi. Komisi III harus meminta Jokowi menyerahkan nama calon Kapolri sesuai ketentuan yang berlaku.

“Jika tidak, pencalonan Kapolri kali ini akan menjadi preseden buruk,” pungkasnya.

Dewi tak sependapat dengan Neta.

“Tak ada aturan yang dimaksud Neta itu. Saya kira Pak Idham Azis sangat layak jadi Kapolri. Penunjukan Kapolri itu hak prerogatif presiden. Neta harus paham itu,” kata Dewinta Pringgodani

Prestasi Idham Azis

Menurut Dewinta Pringgodani,Idham merupakan salah satu perwira tinggi (Pati) Polri yang punya segudang prestasi, berbagai jabatan di Korps Bahayangkara pun pernah ditempati hingga ke kursi Kepala Bareskrim Polri.

Selain karirnya cemerlang, Idham juga sering dilibatkan dalam tim satuan tugas untuk mengungkap perkara-perkara yang menjadi sorotan publik karena punya latar belakang sebagai reserse dan anti teror.

SIMAK JUGA :  Dukung Ganjar, Dedengkot PDIP Jateng, "Celeng” Akan Jadi Simbol Perlawanan

“Pada Desember 2001, Idham jadi anggota Tim Kobra untuk menangkap Hutomo Mandala Putra alias Tomi Soeharto di bawah pimpinan Tito Karnavian. Saat itu, Idham bertugas di Unit Harda Polda Metro Jaya,” kata Dewi.

Selain itu, katanya, Idham juga ikut menumpaskan otak bom Bali Dr Azhari di Batu, Malamg pada 2005. Saat itu, Idham menjabat Kepala Unit Riksa Subden Investigasi Densus Polri.

Menurut Dewi, Idham kerja bareng Tito dan tim lain di antaranya Petrus Reinhard Golose, serta Rycko Amelza Dahniel dan lainnya. “Mereka mendapat kenaikan pangkat luar biasa dari Kapolri saat itu Jenderal Sutanto,” kata pengamat kelahiran Solo Jawa Tengah ini.

Dewi mengatakan, usai berhasil melumpuhkan otak bom Bali Dr Azhari pada 9 November 2005, Idham kembali mendampingi Tito terbang ke Poso, Sulawesi Tengah untuk menuntaskan kasus mutilasi tiga gadis Kristen.

“Selanjutnya, Idham juga ikut menumpaskan dua teroris kelompok Santoso di Poso, Sulawesi Tengah. Saat itu, Idham menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Tengah,” kata Dewi.

Dewi menambahkan, saat menjabat Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Idham berhasil mengungkap pelaku kasus pembunuhan dan sodomi 14 anak jalanan yang ditangkap pada 9 Januari 2010.

“Saat jadi Kapolda Metro Jaya, Pak Idham mengungkap kasus penyeludupan narkotika jenis ganja seberat 1,3 ton dari Aceh ke Jakarta dan penyelundupan satu ton sabu-sabu 1 ton dari Taiwan di Anyer, Banten,” kata Dewi.

Selain itu, Idham juga berhasil menjaga situasi keamanan dan ketertiban menjadi kondusif dan aman saat Jakarta sebagai tuan rumah perhelatan Asian Games 2018.

Kemudian, Idham terlibat juga dalam operasi camar maleo bersama TNI untuk menangkap kelompok teroris Santoso di wilayah pegunungan Poso, Sulawesi Tengah pada awal tahun 2015.

“Luar biasa prestasi beliau (Idham Azis) karena itu sangat layak jadi Kapolri pengganti Pak Tito Karnavian,” kata Dewi mengakhiri penjelasannya.(Nafi)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *