OJK Targetkan 90 Persen Inklusi Keuangan terhadap Masyarakat pada 2024

  • Bagikan

Anggota Dewan Komisioner OJK Tirta Segara sedang menyampaikan materi bulan inklusi keuangan pada media beiefing secara virtual, Rabu (29/9). (Foto : screenshot/Awe)

JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan 90 persen inklusi keuangan terhadap masyarakat Indonesia pada tahun 2024 akan tercapai.

Target inklusi keuangan ini sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional di dalam Strategi Nasional Keuangan Inklusif berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2016.

“Jadi target inklusi keuangan itu bukan saja menjadi domain OJK dan Lembaga Perbankan dan Keuangan lainnya, namun sesuai juga dengan target pemerintah di dalam Strategi Nasional Keuangan Inklusi (SNKI),” kata Anggota Dewan Komisioner OJK bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Tirta Segara, dalam acara media briefing yang diikuti media nasional dan daerah secara virtual, Rabu (29/9).

Media briefing yang dipandu oleh Direktur Humas OJK Darmansyah, juga menghadirkan pimpinan himpunan dan lembaga keuangan, perbankan dan industri jasa keuangan lainnya.

Tirta mengakui bahwa saat ini populasi masyarakat Indonesia yang telah menggunakan jasa keuangan, perbankan dan industri keuangan lannya sudah mencapai 76 persen.

Namun dari populasi itu, yang benar benar memahami produk keuangan, perbankan dan industri keuangan lannya masih dibawah 38 persen.

Berkaitan dengan itu, OJK setiap tahun menargetkan peningkatan inklusi keuangan terhadap masyarakat. Salah cara untuk itu adalah dengan menyelenggarakan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) secara merata di seluruh Indonesia.

Kegiatan tahunan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) akan digelar secara terintegrasi, masif dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia dari 1 s.d. 31 Oktober 2021, dengan tema “Inklusi Keuangan
Untuk Semua, Bangkitkan Ekonomi Bangsa”.

Tirta Segara
menjelaskan bahwa inklusi keuangan memiliki peranan penting dan strategis sehingga diharapkan dapat menjadi solusi untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional akibat
pandemi covid-19.

“Bulan Inklusi Keuangan digelar sebagai salah satu upaya mendekatkan masyarakat
dengan produk dan layanan keuangan. Dengan semakin terbukanya akses keuangan masyarakat, penggunaan produk dan layanan keuangan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan akan meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.” kata Tirta.

Pelaksanaan Bulan Inklusi Keuangan ini, lanjut Tirta diharapkan juga mendorong pembukaan rekening, pemberian kredit/pembiayaan serta penggunaan produk atau
layanan jasa keuangan serta untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap budaya menabung dan mempublikasikan program literasi dan inklusi keuangan serta perlindungan konsumen.

SIMAK JUGA :  Presiden : Jangan Pinjam Uang ke Rentenir

Selama 2021 hingga September ini, OJK terus melakukan berbagai kegiatan sosialisasi
untuk meningkatkan edukasi dan literasi keuangan masyarakat secara virtual kepada masyarakat dengan jumlah kegiatan sekitar 1.000 di berbagai daerah dengan jumlah
materi sebanyak 295 konten.

Selain itu, sosialisasi inklusi keuangan juga terus dilakukan di berbagai daerah oleh 307 Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) melalui sejumlah kegiatan seperti KUR Klaster dan business matching untuk UMKM.

Kemudian untuk meningkatkan inklusi di kalangan pelajar, OJK terus mendorong program Satu Rekening Satu Pelajar (Kejar) yang menargetkan 70 persen pelajar Indonesia memiliki
rekening tabungan perbankan di tahun ini.

OJK juga sedang menyiapkan konten-konten edukasi keuangan melalui learning manajemen system yang menampilkan modul-modul edukasi semua sektor jasa keuangan
seperti perbankan, industri keuangan non bank, pasar modal dan fintech yang bisa diakses secara elektronik.

Berbagai program BIK 2021 akan berfokus pada:
a. Penjualan produk/jasa keuangan berinsentif melalui pemberian discount, cashback,
point, bonus atau reward;
b. Fasilitasi pemberian kredit/pembiayaan bagi masyarakat serta pelaku usaha kecil dan
mikro, antara lain melalui kegiatan business matching;
c. Pameran jasa keuangan yang dapat dilakukan secara virtual, menyesuaikan dengan
kondisi lokasi pelaksanaan kegiatan;
d. Pembukaan rekening, polis dan lainnya;
e. Kegiatan edukasi keuangan antara lain melalui kegiatan webinar; dan/atau
f. Kampanye dan publikasi program literasi dan inklusi keuangan serta perlindungan
konsumen secara masif.
Sebagai rangkaian kegiatan dari BIK 2021, juga akan diselenggarakan pameran
produk/jasa keuangan FinExpo BIK 2021 secara virtual pada tanggal 18 Oktober s.d. 2
November 2021 yang dapat diakses masyarakat melalui website dan mobile phone pada
alamat www.finexpo-bik2021.id. FinExpo BIK 2021 merupakan platform bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi program promo, reward, edukasi keuangan dan kegiatan
selama BIK 2021.
Tirta mengharapkan, melalui kegiatan BIK 2021 dapat memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap produk dan layanan jasa keuangan, serta memberi kemudahan
untuk membuka akses keuangan untuk sektor Perbankan, Pasar Modal, Perasuransian, Lembaga Pembiayaan, Pergadaian, Dana Pensiun, Fintech, serta E-commerce sehingga
dapat memberikan dampak positif dalam mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) serta pencapaian target inklusi keuangan sebesar 90% pada akhir tahun 2024.
(*)

Awaluddin Awe

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *