Meski GaharPajero dan Fortuner Haram Dipakai Ngebut, Baca Alasan Ini

  • Bagikan

Mobil Mistubishi Pajero Sport milik Vanessa Angel yang alami kecelakaan

Jombang – Kecelakaan yang menimpa Vanessa Angel bersama keluarga kini tengah menjadi perbincangan publik.

Terlebih lagi mobil Mitsubishi Pajero yang ditumpangi terlihat ringsek dan mengalami kerusakan parah.

Diduga, pengemudi Pajero memacu mobil dengan kecepatan tinggi di atas 100 Km/jam.

Kecelakaan yang menewaskan Vanessa Angel dan suaminya, Bibi Andriansyah, ini sepatutnya menjadi pelajaran bagi para pengemudi mobil.

Sebab, meski memiliki body yang terlihat gahar dan besar, nyatanya mobil seperti Mitsubishi Pajero dan Toyota Fortuner tidak cocok dipakai untuk kecepatan tinggi.

Ada sejumlah alasan kenapa mobil-mobil jenis ini haram dipakai ngebut.

Dikutip PortalJember.com dari Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul Pengemudi Wajib Tahu, Simak Sebab Mengapa Pajero-Fortuner Tak Boleh Dipakai Kebut-Kebutan, meski mesin kedua SUV tersebut besar dan menghasilkan tenaga yang cukup tinggi, ada beberapa masalah yang menjadikan kedua mobil ini tak cocok dipakai kebut-kebutan.

Seperti dilaporkan Cartoq alasan pertama yang membuat kedua mobil tersebut tak cocok digunakan kebut-kebutan adalah karena dimensi mobilnya.

Baik Pajero ataupun Fortuner sama-sama berjenis SUV, yang notabene adalah mobil-mobil dengan bentuk bodi yang tinggi.

Bentuk badan mobil yang tinggi tersebut membuat pusat gravitasinya menjadi lebih tinggi. Secara tidak langsung, hal ini akan membuat mobil menjadi lebih rentan untuk tidak stabil dibandingkan sedan yang memang dibuat untuk mengejar kecepatan lebih tinggi.

Jika SUV dengan kondisi seperti ini dipacu lebih kencang, maka hambatan angin yang menabrak bagian bodi juga bertambah besar. Hal ini bisa membuat mobil menjadi limbung dan tidak stabil.

Jangan lupakan juga masalah body roll yang bisa menyebabkan mobil langsung terguling jika sang sopir tak mampu mengontrol mobil dengan benar.

SIMAK JUGA :  Faye Nicole yang Diduga Jebak Vanessa Angel, Berikut Profilnya

Ada lagi faktor lainnya yang ikut memperparah masalah di atas, yakni penggunaan sasis model Ladder Frame.

Sasis dengan bentuk ladder frame ini pada dasarnya adalah rangka yang disatukan dengan bagian bodi mobil secara terpisah.

Hal ini menyebabkan gejala body roll akan terasa lebih parah dibandingkan mobil dengan sasis monocoque.

Monocoque sendiri adalah mobil-mobil yang bagian bodi dan sasisnya menyatu. Hal ini membuat mobil dengan jenis sasis seperti ini akan lebih mudah untuk dikendalikan di berbagai kondisi jalan.*** (Alza Ahdira/Pikiran Rakyat)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *