Mayoritas Pemilih Jokowi-Ma’ruf di Pilpres 2019 Dukung Ganjar-Mahfud

  • Bagikan

Sebuah survey menyebutkan bahwa pemilih Jokowi di Pilres 2019 tidak memilih Capres Prabowo-Gibran tetapi mayoritas ke Ganjar-Mahfud. Sementara pemilih Prabowo-Sandi tetapi akan memilih Prabowo-Gibran di Pilpres 2024. (Foto : TPNGM)

JAKARTA, Harianindonesia.id – Mayoritas pemilih Joko Widodo-Ma’ruf Amin pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 lebih mendukung pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Hal tersebut terungkap dalam hasil survei Forum Alumni Perguruan Tinggi se-Indonesia (FAPTI) bekerja sama dengan Alvara Research Center terkait Elektabilitas Calon Presiden dan Wakil Presiden pada Pemilu 2024.

Salah satu Ketua FAPTI, Andre Rahadian, mengatakan survei dilakukan di seluruh Indonesia, melibatkan 1.262 responden secara nasional, dan 4.000 responden di Jawa.

“Hasil survei memperlihatkan pemilih Jokowi–Ma’ruf Amin di Pilpres 2019 cukup banyak yang memilih pasangan Ganjar–Mahfud. Sedangkan pemilih Prabowo–Sandi tetap memilih Prabowo yang berpasangan dengan Gibran di tahun 2024,” tutur Andre Rahadian.

Hasil survei yang diterima awal Desember tersebut, menampilkan profil responden didominasi oleh generasi Z dan milenial sebesar 74.9%, dengan 56,2% merupakan warga perkotaan.

Terkait pemilihan presiden 2024, lanjut Andre, hasil survei memperlihatkan bahwa dari ketiga pasangan Capres – Cawapres, kebanyakan responden memilih pasangan calon (paslon) Prabowo-Gibran 46%, Ganjar-Mahfud 26,4, dan Anies-Muhaimin 21,3%. Sedangkan yang tidak tahu 6,3%. Adapun margin of error dalam survei ini sebesar 2,8%.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) FAPTI, Eko Nugroho, mengatakan hasil survei menujukkan bahwa secara top of mind dan survei terbuka, awareness atas partai politik tertinggi adalah Golkar sebesar 92,9%, diikuti PDI Perjuangan sebesar 92,6% dan Gerindra sebesar 89.9%.

“Suara PDI Perjuangan cukup tinggi di wilayah Jawa dan Maluku-Papua, sedangkan Gerindra elektabilitas tertinggi di Sumatera, Bali, Nusa Tenggara dan Kalimantan, dan Nasdem lebih tinggi di Sulawesi,” ungkap Eko.

Dalam survei ini juga ditanyakan apa yang seharusnya jadi fokus pemerintahan baru dimana kebanyakan responden (48,3%) memilih mementingkan isu perekonomian, terutama tentang keterbukaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan atau gaji, dan menstabilkan harga untuk rakyat.

Eko mengungkapkan, dalam survei yang dilakukan organisasinya dan Alvara Research ini, dilakukan penebalan responden khusus di Jawa, dengan tambahan 4.000 orang responden.

“Hasilnya memperlihatkan responden di Jawa Tengah akan memilih pasangan Ganjar–Mahfud 47% diikuti Prabowo–Gibran 32,8%,” tutur Eko.

Sedangkan responden di Jawa Timur akan memilih pasangan Prabowo–Gibran 45,8%, dan Ganjar–Mahfud 30,9%. Sementara di DKI Jakarta, kebanyakan responden memilih pasangan Anies–Muhaimin 34,1%
diikuti Ganjar-Mahfud 31,4%.

SIMAK JUGA :  Promosi Sumbar di Hotel Borobudur, Mahyeldi Yakinkan Mandeh Lebih Indah dari Raja Ampat

Dua Putaran

Andre mengungkapkan, berdasarkan hasil survei tersebut, belum ada pasangan calon presiden yang memiliki suara lebih dari 50%.

“Sehingga, kemungkinan besar Pemilu akan berlangsung dua putaran. Dan, peluang paling besar yang masuk ke putaran kedua adalah Prabowo–Gibran dan Ganjar–Mahfud,” ujar Andre.

Eko memaparkan, FAPTI memandang penting untuk melakukan survei sendiri, guna memberikan gambaran kepada alumni perguruan tinggi terkait pilihan dan jenis isu yang dianggap penting oleh masyarakat.

“Para alumni dapat lebih bisa berkontribusi dalam hajatan nasional lima tahunan yang penting ini,” ungkap Eko.

FAPTI beranggotakan alumni dari perguruan tinggi negeri dan swasta, antara lain Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Indonesia (UI), Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Parahyangan (UNPAR), Universitas Padjajaran (UNPAD), dan lain-lain.

“Survei juga dilakukan untuk menjaga agar pemilu berlangsung secara jujur dan adil,” tutur Andre.

Sebelumnya, Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo–Mahfud MD memprediksi Pilpres 2024 akan digelar dalam dua putaran. Hal itu, dilihat dari hasil survei berbagai lembaga yang menunjukkan belum ada pasangan Capres-Cawapres yang akan meraih elektabilitas di atas 50%.

“Keadaan ini menyiratkan adanya kemungkinan besar Pilpres 2024 akan berlangsung dua putaran,” kata Deputi Politik 5.0 TPN Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto, di Jakarta, Rabu (27/12/2023).

Mantan Gubernur Lemhanas ini mengungkapkan, hasil survei yang beredar saat ini akan dijadikan sebagai bahan komparasi dalam menentukan strategi kampanye berikutnya.

Dia menuturkan, berdasarkan riset kedeputian yang dipimpinnya, tingkat elektabilitas duet Ganjar-Mahfud menunjukkan kecenderungan naik pasca Debat Cawapres pada 22 Desember 2023.

“Kedeputian saya menggunakan data survei sebagai salah satu basis dalam menyusun prediksi dan analisis sampai 14 Februari 2024. Ada tiga metode yang diterapkan, yaitu kami menggabungkan hasil survei, focus group discussion (FGD), dan media analytic. Dari gabungan ketiga metode ini, terutama setelah Debat kedua, sentimen positif kepada pasangan Ganjar-Mahfud menunjukkan tren peningkatan,” tutur Andi.

Andi menyimpulkan, posisi Ganjar-Mahfud konsisten rebound. Hasil survei juga menunjukkan bahwa pasangan Prabowo-Gibran sudah berada di tahapan stagnan alias mentok sehingga sulit melampaui angka 50%.(*)

Awaluddin Awe

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *