Malaysia Tangguhkan Megaproyek Kereta Api

  • Bagikan

Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, melihat maket proyek ECRL (East Coast Rail Link) selama peluncuran proyek di Kuantan, Malaysia, 8 September 2017 [Foto AP]

JAKARTA, harianindonesia.id – Pemilik proyek jalur Kereta Api Malaysia senilai US$ 20 miliar atau Rp 287 triliun menyampaikan kepada kontraktor utama Cina untuk menunda pengerjaan proyek yang merupakan bagian dari megaproyek Belt dan Road plan China, sambil menunggu negosiasi dan mendesak pemerintah Malaysia untuk melanjutkan proyek.

Dilaporkan Reuters, 4 Juli 2018, East Coast Rail Link sepanjang 688 kilometer akan menghubungkan Laut Cina Selatan di pantai timur Semenanjung Malaysia dengan rute pelayaran strategis di barat dan merupakan bagian utama dari rencana infrastruktur Cina di seluruh Asia dan sekitarnya.

Sejak kemenangan Mahathir Mohamad dalam pemilu Mei lalu, pemerintahan baru Malaysia telah berjanji untuk memotong utang nasional, membasmi korupsi dan meninjau proyek-proyek besar yang disepakati oleh pemerintahan Najib Razak, yang sekarang diadili atas skandal korupsi.

Media keuangan The Edge pertama kali melaporkan penghentian proyek, mengacu pada surat yang dikirim dari Malaysia Rail Link Sdn Bhd (MRL) ke China Communications Construction Co Ltd (CCCC) yang mengutip alasan kepentingan nasional di antara alasan lain.

CCCC mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya menyesali penangguhan dan prihatin atas nasib 2250 staf lokal dan karyawannya.

“Kami menghormati dan mematuhi hukum Malaysia. Dalam situasi ini kami tidak memiliki pilihan selain mematuhi instruksi penangguhan,” kata pihak CCCC dan berharap penangguhan dicabut secepat mungkin.

Penangguhan ini dilakukan hanya sehari setelah Menteri Keuangan Malaysia, Lim Guan Eng, seperti dilansir dari Associated Press, menyerukan pengurangan anggaran yang tajam di East Coast Rail Link sepanjang 688 kilometer setelah menemukan bahwa biaya proyek yang sebenarnya adalah RM 81 miliar atau Rp 287 triliun, hampir 50 persen lebih tinggi dari yang diperkirakan oleh pemerintah sebelumnya.

SIMAK JUGA :  Tarif dan Rute Perdana KA Bandara Soetta

Lim mengatakan pemerintah telah memberi CCCC sebesar RM 10 miliar atau Rp 35 triliun dalam pembayaran uang muka dan RM 9,67 miliar atau Rp 34 triliun sebagai pembayaran lanjutan. Uang muka dapat dikembalikan jika proyek tersebut ditarik dalam skenario terburuk.

Pemerintah baru Malaysia telah membatalkan proyek jalur kereta api berkecepatan tinggi ke Singapura karena terlalu mahal dan sedang meninjau proyek infrastruktur besar lainnya yang dibiayai oleh Cina. Pemotongan biaya terjadi setelah para pejabat mengungkapkan bahwa utang nasional telah melonjak tajam, sebagian karena korupsi di bawah pemerintahan Najib Razak. Sementara Najib diadili Rabu 4 Juli karena dituduh menggelapkan dana perusahaan negara Malaysia, 1MDB. ***

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *