Kaltim Targetkan Raup 60 Persen Suara, Ganjar Usul Perubahan Iklim Masuk Kurikulum Pendidikan

  • Bagikan

CAPRES Ganjar Pranowo disambut tim partai koalisi dan relawan saat tiba di tempat acara sosialisasi di Balikpapan. Tim bertekad meraup 60 persen suara untuk Ganjar-Mahfud. (Foto : media centre TPNGM)

BALIKPAPAN, Harianindonesia.id –

Tim Kampanye Daerah (TKD) pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo – Mahfud MD menargetkan meraup 60 persen suara di Kalimantan Timur (Kaltim).

Saat ini TKD bersama komponen partai pengusung dan relawan tengah menyusun pola gerak memanfaatkan sisa waktu kurang lebih dua bulan menjelang pemungutan suara, 14 Februari 2024 mendatang.

“Maka dalam waktu kurang lebih dua bulan ini, ketua tim ini, merekalah yang nanti akan menyiapkan pola-pola geraknya. Insya Allah kompaklah, antara partai pengusung dan relawan,” ujar Ganjar, di Balikpapan, Selasa (5/12/2023).

Dalam pertemuan TKD dan relawan Kaltim, Ganjar membahas beberapa pokok persoalan yang menjadi isu.

Sejumlah persoalan yang mengemuka dalam pertemuan itu, seperti harga kebutuhan pokok, perhatian kepada para atlet, pengembangan UMKM, termasuk tentang sulitnya bahan bakar minyak (BBM) yang membuat masyarakat terpaksa antre di SPBU saat membeli BBM.

“Itu semua disampaikan tim, sesuai kondisi di lapangan,” tegasnya.

Kondisi lapangan itu, akan ditindaklanjuti, digodok menjadi program kerja.

Kaltim menurut Ganjar, saat ini menjadi penting lantaran ada proyek Ibu Kota Nusantara (IKN). Sudah sepatutnya, keberadaan IKN bisa berkontribusi dan memberi manfaat lebih untuk kemakmuran masyarakat Kaltim.

Pada kesempatan berbeda di Kaltim, Ganjar Pranowo mengusulkan agar isu perubahan iklim dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan. Sebab isu perubahan iklim belum banyak dipahami oleh masyarakat lokal. Perlu upaya untuk meyakinkan masyarakat, terutama masyarakat menengah ke bawah.

“Caranya melalui pendidikan, tidak ada yang lain. Bisa kita titipkan kepada kurikulum guru-guru mengenai isu perubahan iklim. Supaya anak-anak muda peduli pada isu itu,” kata Ganjar di sela-sela kunjungannya di Balikpapan, Kaltim, Selasa (5/12/202

SIMAK JUGA :  Pilu! Ibu Pasung Anak Selama 3 Tahun di Tangerang Selatan

Selain melalui kurikulum, sosialisasi isu perubahan iklim bisa melibatkan “spoke person” umpama tokoh-tokoh adat, tokoh agama, penggiat lingkungan dan lainnya. Ilmu-ilmu baru inilah yang perlu disampaikan ke bawah, demikian dia menegaskan.

Dia mencontohkan, pola sosialisasinya dengan pencangkokkan teknologi yang riil, seumpama kita bicara energi panel. “Oh ini energi panel,” kata Ganjar, bisa lebih hemat. Bisa juga bicara transisi energi sistem transportasi penggunaan baterai, dengan harapan emisi bisa dikurangi.

Selanjutnya bagaimana mengonservasi hutan untuk menjawab pasca-eksploitasi sumber daya alam. Intinya, kata dia, masyarakat mampu memitigasi kerusakan agar tidak lebih parah. “Jadi penting edukasi, edukasi tidak ada yang lain,” papar Ganjar.

Selama kunjungan di Balikpapan, Ganjar solat zuhur di Masjid Agung At-Taqwa Balikpapan, sebelum makan siang bersama pimpinan koalisi partai politik pengusung dan tokoh relawan di Warung Makan Jogja.

Ganjar juga mendatangi Rumah Pelatihan Kerja Disabilitas di Loka Bina Karya Balikpapan. Dilanjutkan sowan ke Pondok Pesantren Syaichona Cholil Balikpapan.

Malamnya, Ganjar makam malam bersama tokoh-tokoh masyarakat adat Dayak dan lintas agama, dan melanjutkan bincang-bincang santai di acara “Nongkrong Bareng Milenial, GenZ dan Influencer Lokal.” (*)

Awaluddin Awe

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *