Inayatullah Khan, Raja Afghanistan yang Turun Tahta Setelah Berkuasa hanya Tiga Hari

  • Bagikan

Inayatullah Khan

Kabul – Inayatullah Khan cukup terkenal setelah menjadi Raja Afghanistan selama tiga hari pada bulan Januari 1929.

Kala itu di tengah malam, pada 14 Januari 1929, Amaah Khan menyerahkan kerajaannya kepada saudaranya Inayatullah Khan dan mencoba melarikan diri secara diam-diam dari Kabul ke Kandahar.

Habibull?h Kalakani dan para pengikutnya mengejar Rolls Royce milik Amaah dengan menunggang kuda tetapi Amaah berhasil melarikan diri.

Dengan kepergian Amaah, Kalakani menulis surat kepada Inayatullah untuk menyerah atau bersiap berperang.

Tanggapan Inayatullah adalah bahwa ia tidak pernah berusaha atau ingin menjadi raja dan setuju untuk turun takhta dan menyatakan Kalakani sebagai raja pada tanggal 18 Januari 1929.

Inayatullah diterbangkan keluar dari Kabul oleh Angkatan Udara Kerajaan dan menghabiskan sisa hidupnya di pengasingan.

Habibull?h Kalak?ni dikenal dengan julukannya “Bacha-ye Saqao” secara harfiah disebut putra pembawa air. Ia menjadi penguasa Afghanistan dari 17 Januari hingga 13 Oktober 1929, serta pemimpin Saqqawists (kelompok bersenjata Afghanistan yang aktif tahun 1924-1931).

Pada bulan Agustus 1929, selama perang saudara Afghanistan tahun 1928-1929, ada desas-desus di Kabul bahwa rupee dengan nama Inayatullah beredar di antara pasukan anti-Kalakani.

Hal ini menyebabkan beberapa orang percaya bahwa Inaytullah telah mulai memperebutkan tahta Afghanistan.

Namun, tidak ada yang datang dari ini, dan desas-desus dengan cepat mereda. Inayatullah tetap di Iran, sampai kematiannya di Teheran pada tahun 1946 (Indozone)

SIMAK JUGA :  Pengamat Politik: Presiden Jokowi Bimbang Reshuffle Kabinet
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *