HARIANINDONESIA.ID – Kasus Covid-19 tanah air kembali naik dengan tambahan pasien baru 30.788 orang. Kementerian Kesehatan mencatat pada Jumat (13/8/2021) jumlah kasus Covid-19 di tanah air mencapai 3.804.943 orang.
Peningkatan kasus ini juga diiringi angka kematian yang masih tinggi dan bertambah 1.000 orang dalam satu hari. Pada hari ini angka kematian bertambah 1.432 orang, sehingga totalnya 115.096 orang.
Berdasarkan catatan Worldometers, angka kematian di Indonesia menjadi yang tertinggi di antara negara lainnya terutama dalam tiga hari terakhir. Di bawah Indonesia ada Rusia yang mencatatkan angka kematian sebanyak 815 orang, Meksiko 608 orang, Filipina 299 orang, dan Thailand 184 orang.
Kini Jawa Tengah menjadi provinsi dengan angka kematian tertinggi di Indonesia, sebanyak 24.697 orang. Jumlah kematian di Jateng untuk pertama kalinya mengalahkan Jawa Timur, karena lonjakan kasus kematian setiap harinya. Hingga kemarin Jatim masih yang tertinggi, namun kini telah bergeser.
Sementara angka kematian di Jatim saat ini berjumlah 24.619 orang, DKI Jakarta 13.004 orang, Jawa Barat 11.288 orang, dan Kalimantan Timur 4.328 orang.
Kabar baiknya, pasien sembuh juga terus bertambah dan seringkali melampui jumlah kasus baru. Hari ini pasien sembuh bertambah 42.003 orang, sehingga totalnya 3.289.718 orang. Tingginya angka kesembuhan ini juga berperan dalam mengurangi angka kasus aktif yang perlahan semakin menurun dan meninggalkan angka 500 ribu. Kini kasus aktif di Indonesia tercatat 400.129 orang.
Sebelumnya, data kematian di Indonesia menjadi sorotan karena tidak sesuai dengan kondisi real time. Saat ini pemerintah tengah memperbaiki data angka kematian, karena terdapat sejumlah catatan yang belum sesuai dengan kondisi di lapangan. Pemerintah mendapati temuan input data berupa akumulasi angka kematian beberapa minggu sebelumnya, sehingga tidak bersifat aktual. Hal ini menimbulkan distorsi dalam proses analisis suatu daerah.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G.Plate mengatakan dari jumlah kematian yang diinput, tidak semuanya angka kematian aktual pada tanggal tersebut. Di antaranya bisa jadi terdapat data yang telah tercatat 3 minggu sebelumnya, namun kembali dilaporkan setelah pasien terkonfirmasi meninggal.
“Pemerintah berusaha bertindak cepat untuk membenahi data kematian untuk mendapatkan angka yang valid, sehingga hasil penilaian juga makin akurat,” kata dia.(*)
Source: CNBC Indonesia
