Gempa Solok Selatan, Rumah Rusak jadi 479 Unit, Kerugian Ditaksir Rp 25,6 M

  • Bagikan

Rumah yang rusak akibat gempa di Solok Selatan. Dok

Solok Selatan, harianindonesia.id – Pendataan bangun yang rusak dan pengobatan warga yang mengalami luka-luka akibat gempa terus dilakukan di wilayah terpappar gempa di Solok Selatan Sumbar. Sebanyak 61 Korban Dirawat di Puskemas, Satu Orang Dirujuk ke RS

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solok Selatan (Solsel), mengatakan, hingga pukul 18.00 WIB, Jumat (1/3), terdata sebanyak 479 unit rumah rusak yang tersebar di tujuh nagari dalam Kecamatan Sangir Balai Janggo, Sangir Batanghari dan Sangir Jujuan. Jumlah tersebut bertambah dari sebelumnya terdata 398 unit rumah.

Sementara fasilitas umum seperti sekolah, rumah ibadah, sarana kesehatan, kantor dan kios yang rusak 15 unit. Total kerugian sementara akibat bencana gempa berkekuatan 4,8 SR pukul 01.55 WIB dan 5,3 SR pukul 06.27 WIB yang mengguncang Solsel pada Kamis (28/2), mencapai lebih dari Rp 25,6 miliar.
“Estimasi dari perhitungan sementara berdasarkan kajian kebutuhan pascabencana, rehabilitasi dan rekontruksi, kerugian akibat gempa mencapai Rp 25,6 miliar, kata Kepala Pelaksana BPBD Solsel Johny Hasan Basri kepada Padang Ekspres, kemarin.

Menurutnya, pendataan masih terus dilakukan mengingat bisa saja masih ada rumah warga atau fasilitas umum yang rusak tapi belum terdata atau tercatat. Saat ini, dari 479 rumah yang rusak, sebanyak 211 rumah di antaranya masuk kategori rusak berat, 152 rusak sedang dan 116 rusak ringan. Menurutnya, rumah-rumah rusak tersebut, apalagi yang rusak berat, tidak ada yang dihuni warga.

Mereka lebih memilih menginap di tenda ketimbang di rumah. Di samping karena tidak layak huni dan khawatir ditimpa reruntuhan bangunan, warga pun khawatir terjadi gempa susulan.

Menurutnya saat ini yang dibutuhkan oleh warga adalah tenda untuk menginap. Sedikitnya ada sekitar 30 tenda lagi yang dibutuhkan. Sedangkan, bantuan logistik sudah datang dari berbagai pihak. Untuk kebutuhan korban gempa, pihaknya bersama tim relawan sudah mulai membuka dapur umum. Dapur umum direncanakan dibuka hingga tiga hari ke depan atau bisa lebih lama jika dibutuhkan.

Selain itu, ada juga pasokan air bersih yang dikerahkan Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Solsel, Endri Karani. Satu tangki air bersih disiagakan di posko bencana di Kantor Camat Sangir Balai Janggo (SBJ) mulai pagi kemarin karena di kecamatan ini belum memiliki fasilitas PDAM. Ketika tangki kosong, PDAM kembali mengambil air ke Lubuak Gadang Utara, Sangir.

SIMAK JUGA :  Kemendagri Ganti Warna Seragam Linmas dari Hijau Jadi Abu-abu

Untuk layanan kesehatan pascagempa di masa tanggap darurat ini, pihaknya bersama Dinas Kesehatan sudah didirikan lima titik posko, yakni di Puskesmas Mercu, Puskesmas Abai, Puskesmas Talunan, Puskesmas Bidaralam dan Posko Kesehatan TNI. “Saat ini, terdapat sebanyak 61 orang korban luka yang dirawat di puskemas dan satu orang dirujuk ke rumah sakit,” katanya.

Seluruh korban telah mendapat perawatan tim medis. Rinciannya, 43 dirawat di Puskesmas Mercu, 11 orang di Puskesmas Abai, 5 orang di Puskesmas Talunan, dua orang di Puskesmas Bidaralam dan satu orang di RSUD Muaralabuh. Pihaknya juga bersyukur, dalam penanganan korban gempa turut dibantu oleh dokter spesialis dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI). “Semua korban gempa dipastikan mendapatkan layanan kesehatan gratis di semua puskesmas hingga RSUD,” tegasnya.

Ketua Tim Siaga IDI Solsel, Tony Hardian mengatakan, pihaknya mengerahkan dokter umum, spesialis anak hingga bedah.

Menurutnya, mayoritas korban mengalami luka dan infeksi, terutama anak-anak. “Kami perintis untuk mengetahui keadaan nyata di lokasi. Nanti dirapatkan lagi, apa yang dibutuhkan untuk tindakan lebih lanjut. Sementara ini, pasien banyak trauma dan luka lecet. Belum ditemukan korban patah,” ujarnya.

Bupati Solsel Muzni Zakaria yang meninjau para korban mengatakan, pemerintah akan mengerahkan semua tenaga untuk membantu korban. Terkait kebutuhan tenda, pihaknya segera menginformasikan ke BPBD Provinsi Sumbar dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar dibantu. Selain itu, pemkab akan menyalurkan semua tenda yang ada di kabupaten dari berbagai dinas.

Untuk kebutuhan lain, dia telah meminta kepada tim tanggap darurat penanganan bencana yang sudah dibentuk agar mendata dan menginventarisirnya segera. Apalagi jika itu terkait kebutuhan dasar, Muzni meminta agar segera dipenuhi. “Saya telah meminta kepada jorong masing-masing di lokasi bencana untuk segera mendata kebutuhan korban gempa. Lalu diumumkan biar orang yang berkenan membantu tahu kebutuhan yang akan mereka berikan,” katanya dikutip dari padek.co. (Mzaki)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *