Elektabilitas AHY Rontok, Demokrat Tuding Begal Politik dan Fitnah Buzzer

  • Bagikan

Agus Harimurti Yudhoyono saat masih berninas di TNI (Ist)

Jakarta – Elektabilitas Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengalami penurunan signifikan dalam survei Litbang Kompas terbaru. Dari 3,3 persen pada April 2021, menjadi 1,9 persen pada Oktober 2021.

Apa respons Partai Demokrat? Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Kamhar Lakumani mengatakan, pihaknya mengapresiasi hasil survei meski antara satu lembaga survei dan lainnya berbeda-beda.

Hasil survei Litbang Kompas yang menunjukan penurunan elektabilitas AHY ini menjadi masukan untuk mengevaluasi kembali agenda politik Demokrat agar bisa lebih optimal.

“Hasil survei Litbang Kompas ini akan menjadi masukan penting bagi kami untuk kembali mereview dan mengevaluasi berbagai agenda politik yang telah dijalankan agar bisa lebih optimal. Terkait adanya temuan penurunan tingkat elektabilitas dan peningkatan resistensi, ini menjadi masukan penting untuk didalami lagi, apa-apa saja variabel dan sistem penjelasnya,” kata Kamhar kepada wartawan, Selasa (19/10).

Menurutnya, butuh penjelasan variabel apa saja yang membuat elektabilitas AHY turun. Hal itu supaya tidak keliru mendiagnosa permasalahan.

Kamhar pun menyinggung dua masalah yang menerpa Demokrat. Yaitu upaya ‘begal politik’ oleh kubu Moeldoko dan juga serangan hoaks oleh pendengung kepada AHY.

“Apakah ada kaitannya dengan peristiwa ‘begal politik’ yang terus menerus berlangsung secara berkepanjangan dengan berbagai bentuk wujudnya? Atau ini disebabkan oleh para buzzerRp binaan kakak pembina yang terus menerus merepresentasikan hoaks, fitnah dan sejenisnya terhadap Mas Ketum AHY dan keluarga? Atau penyebab lainnya. Ini masih butuh pendalaman. Kami optimis bisa sesegera mungkin mendeteksi ini,” ujar Kamhar.

Ia menilai, penurunan elektabilitas pada survei ini menjadi peringatan agar segera mendeteksi masalah yang menerpa Demokrat dan segera perlu diatasi. Supaya masalah ini tidak terlu berlarut.

“Hasil survei ini menjadi masukan penting untuk mendalami lebih jauh masalah yang sedang menerpa, derajat damage effect yang ditimbulkannya dan bagaimana mengatasinya. Ini yang mesti dideteksi dan ditindaklanjuti,” jelasnya.

SIMAK JUGA :  Benarkah Jhonny Allen Marbun Hengkang dari Kubu Moeldoko dan Merapat ke Cikeas?

Kamhar bilang, untuk mengatasi masalah tersebut Demokrat konsisten berpedoman pada 10 program partai tahun 2020-2025. Ia yakin jika program dijalankan dengan baik bisa membawa AHY dan Demokrat sukses pada 2024.

“Kami berkeyakinan jika 10 Program Umum PD ini bisa dijalankan dengan baik, maka harapan untuk mencapai kesuksesan pada 2024 bagi Partai Demokrat dan Mas Ketum AHY akan terbuka lebar,” ujarnya.

Survei elektabilitas calon presiden yang dirilis Litbang Kompas memunculkan nama politikus PDIP dan Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Elektabilitasnya bersaing di antara posisi papan tengah.

Dikutip dari survei Litbang Kompas pada Selasa (19/10), Ahok memiliki elektabilitas sebesar 4,5 persen. Ia berada di posisi ketujuh.

Elektabilitasnya sebagai calon presiden mengalami peningkatan dalam satu tahun terakhir. Pada Agustus 2020 1,8 persen, Januari 2021, 3,4 persen, April 2021 3,1 persen, dan terakhir Oktober 2021 4,5 persen.

Di papan tengah ini, Ahok bersaing dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 5,1 persen, Menteri Sosial Tri Rismaharini 4,9 persen, Menparekraf Sandiaga Uno 4,6 persen.

Kemudian di bawah Ahok ada nama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dengan elektabilitas 1,9 persen. Trennya mengalami penurunan dari sebelumnya pada April 2021 3,3 persen.

Sementara, di posisi tiga besar ada nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto yang menempel dengan elektabilitas sama sebesar 13,9 persen. Diikuti oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan elektabilitas 9,6 persen.

Litbang Kompas menggelar survei wawancara tatap muka pada 26 September-9 Oktober 2021. Jumlah responden sebanyak 1200 dipilih secara acak dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi. Survei memiliki margin of error kurang lebih 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.(bizlaw)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *