Ditengah Keprihatinan, HUT Kadin ke 56 Diperingati Arsjad Sangat Sederhana dengan Sekretariat

KETUA Umum Kadin Indonesia dan para staf Sekretariat Kadin Indonesia peringati HUT ke 56 Kadin Indonesia dengan sangat sederhana di kantor baru Kadin Indonesia kawasan Kuningan Jakarta Selatan. (Foto : dok)

JAKARTA – Untuk pertama kali dalam sejarah Kadin Indonesia, peringatan hari jadi organisasi dunia usaha Indonesia diperingati secara sangat sederhana.

Peringatan HUT Kadin ke 56 oleh Kadin Indonesia dilakukan oleh Arsjad Rasjid bersama seluruh staf sekretariat Kadin Indonesia di markas baru mereka di Kuningan, Selasa (24/9/2024).

Peringatan diawali dengan kedatangan Arsjad ke kantor baru Kadin Indonesia. Arsjad yang datang dengan kemeja warna putih disambut oleh staf sekretariat.

Dari video yang dirilis Arsjad melalui akun pribadinya @arsjadrasjid terlihat bahwa bangunan kantor Kadin Indonesia mirip kamar townhouse yang terdiri dari dua tingkat.

Tetapi pada bagian luarnya terdapat areal hijau yang cukup luas.

Arsjad kemudian disuguhkan satu kue ulang tahun yang cukup besar dimana pada bagian atasnya terdapat angka 56 dalam ukuran besar. Arsjad kemudian meniup lilin yang berukuran kecil di atas kue tersebut.

Wajah Arsjad terlihat segar dan gembira. Berkali kali Arsjad dan staf Kadin melakukan selfie dan pembuatan video.

Dari foto HUT Kadin yang dibagikan Arsjad lewat akun pribadinya di IG terlihat wajah wajah para staf yang juga gembira bisa bersama Ketum Arsjad setelah beberapa hari terakhir terpisah akibat kasus munaslub Kadin Indonesia versi Anindya Bakrie.

Sejumlah staf mengakui bahwa di masa kepemimpinan Arsjad Rasjid Sekretariat Kadin Indonesia berkembang pesat, termasuk dalam kesejahteraan staf.

Menurut salah satu staf SKI, gaji mereka selama Arsjad jadi Ketua umum sudah diatas dua digit semuanya.

“Dan itu dibayar selalu tepat waktu. Kalau boleh kami akui kepemimpinan pak Arsjad sangat memahami dan mengerti kebutuhan staf,” ujar seorang staf SKI yang enggan disebutkan namanya, di sela sela kegiatan HUT Kadin ke 56 itu.

Bahkan, lanjutnya, jumlah staf SKI terus bertambah sejalan dengan meningkatnya aktifitas dan kegiatan Kadin Indonesia dibawah kepemimpinan Arsjad Rasjid.

Sumber lain menambahkan bahwa pengeluaran terhadap gaji staf adalah bagian terkecil dari pembiayaan Kadin.

Jumlah yang lebih besar dikeluarkan kepengurusan Arsjad adalah dalam bentuk event. “Anda bisa lihatkan seperti apa event yang dibuat Kadin Indonesia. Itu makan biaya puluhan miliar per event. Siapa yang nanggung duluan? ya Mas Arsjad dan teman temannya,” ujar sumber ini menambahkan.

Kepemimpinan low profile Arsjad Rasjid juga turun ke daerah, dan itu tidak pernah memilih Kadin Propinsi yang besar dan kecil. Semuanya dibuat rata oleh Arsjad Rasjid.

“Coba anda bayangkan. Sekali terbang mas Arsjad bisa habis Rp400 juta untuk mengunjungi Kadin Propinsi. Kalau dia tidak care dengan Kadin Propinsi ngapain dia habiskan uang pribadi untuk berkunjung,’ timpalnya lagi.

Lantai 24 dan 29 Menara Kadin Berpindah tangan ke Anindya Bakrie

Tetapi Kadin Indonesia kini terbelah dua, meski yang punya legalitas sah adalah Arsjad Rasjid.

Munaslub Kadin Indonesia di Hotel St Regist, Sabtu 13 September 2024 menyisakan satu fakta mencengangkan bahwa kepemilikan kantor Kadin di lantai 24 dan 29 telah berpindah tangan ke atas nama Anindya Bakrie.

Itu pula sepertinya yang menjadi alasan mengapa Kadin Arsjad Rasjid tidak diperbolehkan lagi berkantor di lantai 24 dan 29 Menara Kadin Jalan Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan.

Padahal, perkantoran Kadin Indonesia di Menara Kadin itu dibangun atas partisipasi sejumlah pengusaha seperti BCA, Sinar Mas dan Mochtar Riyadi, serta sejumlah pengusaha nasional lainnya.

“Itu makanya setiap ruangan di lantai 29 itu diberi nama donatur tersebut untuk menunjukan bahwa ruangan itu dibangun menggunakan dana donatur,”‘ujar sebuah sumber kepada wartawan di Jakarta, Senin (23/9/2024) malam.

Perubahan kepemilikan sertifikat kantor Kadin Indonesia di Menara Kadin mengundang tanda tanya dari keluarga besar Kadin Indonesia.

Sebab pada saat perkantoran Kadin dibangun pada tahun 1995 Anin masih relatif muda dan belum menjadi pengurus di Kadin Indonesia.

Selain itu, pembangunan perkantoran Kadin juga melibatkan empat perusahaan besar dan puluhan pengusaha nasional, bukan hanya menggunakan dana pribadi keluarga Aburizal Bakrie.

Jadi kabar sertifikat perkantoran Kadin berpindah ke atas nama Anindya Bakrie jadi tanya besar dan menjadi berita spekulatif terkini.

SIMAK JUGA :  Kini, Walikota Bogor Arya Bima Positif Corona, Usai Balik dari Turki dan Azerbaijan

Sebuah sumber menyatakan perlu dibentuk satu tim independen untuk menelusuri dan memverifikasi serta memvalidasi perubahan sertifikat perkantoran dari Kadin Indonesia dari PT Menara Kadin ke Anindya Bakrie.

Kuat dugaan pelaksanaan munaslub Kadin terkait dengan penguasaan perkantoran ini. Dengan cara menggelar munaslub maka Anindya kemudian dapat menguasai secara total perkantoran Kadin tersebut.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia periode 2021 – 2026 Arsjad Rasjid seperti dirilis Tribunnews buka suara terkait ambil alih paksa Kantor Kadin Indonesia di Gedung Menara Kadin.

Sejak Minggu (15/9/2024) Kantor Kadin Indonesia yang berlokasi di lantai 3, 24, dan 29 tidak bisa diakses karena dihalangi masuk oleh oknum tidak dikenal.

Arsjad menjelaskan, sejak pertama kali menjabat sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia, pihaknya telah mengecek status dari kantor Kadin Indonesia di Menara Kadin.

Kantor Kadin yang berlokasi di lantai 24 dan 29 tersebut merupakan warisan dari Ketua Umum dan pengurus sebelumnya.

“Menurut cerita, waktu itu ada term antara Kadin dan investor, kemudian dibangun Gedung Menara Kadin. Kadin dapat 2 lantai, di lantai 24 dan 29,” ujar Arsjad.

Seyogyanya, status Gedung Menara Kadin dan kantor di kedua lantai tersebut menjadi milik bersama semua anggota Kadin dan bukan milik Grup atau Keluarga Bakrie.

Untuk kantor tersebut, banyak di antara pengusaha dan perusahaan yang menjadi anggota Kadin turut menyumbang untuk operasional.

“Harusnya kantor itu milik bersama, milik semua anggota Kadin. Tetapi, hari ini, kami tidak diperbolehkan masuk,” ujarnya.

Arsjad menambahkan, karena ketidakjelasan status kantor di lantai 24 dan 29, pihaknya berinisiatif untuk menyewa sendiri tambahan kantor di lantai 3 gedung yang sama.

“Karena statusnya tidak jelas, kita pindahkan semua aset ke lantai 3 dengan sewa kantor yang jelas. Itu hak kita, dan harusnya tidak ada yang bisa melarang kita untuk masuk ke kantor Kadin tersebut,” katanya.

Seperti diketahui, Arsjad Rasjid terpilih sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia melalui hasil Munas VIII di Kendari, Sulawesi Tenggara untuk periode 2021 – 2026.

Wakil Ketua Umum Bidang Hukum dan HAM Kadin Indonesia Dhaniswara K Harjono mengatakan, penyelenggaraan Munaslub Kadin Indonesia diatur dalam Keppres No 18 tahun 2022, khususnya pada Pasal 18.

“Dalil yang diajukan untuk menyelenggarakan Munaslub tidak bisa diterima, sedangkan penyelenggaraan Munaslub tidak sesuai dengan tahapan dalam AD ART. Munaslub tersebut juga tidak kuorum karena setidaknya harus dihadiri setengah plus satu dari total 124 jumlah ALB,” tegas dia.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Organisasi, Hukum, dan Komunikasi Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan, Munaslub yang digelar bukan saja illegal, tapi juga telah mengusik keharmonisan organisasi Kadin sebagai mitra strategis pemerintah dalam membangun perekonomian yang inklusif dan berkelanjutan.

“Arsjad Rasjid dipilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia berdasarkan keputusan Munas VIII Kadin Indonesia. Hasil itu disepakati termasuk oleh pihak-pihak yang sekarang menjadi inisiator Munaslub. Ini sebuah ironi. Ini ibarat menenggelamkan kapal sendiri,” katanya.

Awalnya Terdiri dari 11 Lantai

Sebelumnya diketahui bahwa pembangunan perkantoran di Menara Kadin berawal dari kepengurusan Kadin Indonesia dibawah kepemimpinan Aburizal Bakrie.

Saat itu perkantoran menara kadin ini bernama Menara Global. Namun karena Kadin adalah pemilik lantai terbanyak maka diubah namanya menjadi Menara Kadin.

Awalnya, saat dibangun perkantoran Kadin terdiri dari 11 lantai. Namun berjalan beberapa tahun jumlah lantai milik Kadin terus berkurang dan kini tinggal dua lantai yakni lantai 24 dan 29.

Tidak ada penjelasan mengapa jumlah lantai milik Kadin terus berkurang. Namun kemudian berkembang spekulasi bahwa lantai kantor milik Kadin tersebut telah dijual atau dialihkan kepada kepentingan perkantoran lain. Siapa yang menjual dan mengalihkannya tidak tau.

Tetapi yang pasti, serfikat lantai 24 dan 29 Menara Kadin itu, kini telah beralih ke atas nama Anindya Bakrie dari semula atas nama PT Menara Kadin.

Apakah hilangnya lantai milik Kadin itu dilakukan oleh oknum Pengurus Kadin lainnya. Tidak jelas. (*)

Rizal Basri
Editor : Tata Tanur