Data BPBD Sulsel: 18 Orang Tewas Akibat Banjir dan Longsor

  • Bagikan

Kondisi banjir di depan Masjid Raya Maros, Sulawesi Selatan kemarin.

MAKASSAR, harianindonesia.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Selatan (Sulsel) mendata ada 18 orang tewas akibat banjir dan tanah longsor yang melanda beberapa kabupaten/kota. Data ini rangkuman dari dinas kesehatan dan pertanian Sulsel sampai pukul 21.30 WITA.

Kepala BPBD Sulawesi Selatan, Syamsibar menyatakan hal tersebut saat merilis data soal bencana di Sulsel melalui keterangan tertulis, Rabu malam 23 Januari 2019.

Dia juga menyebutkan jumlah orang yang terluka 46 orang dan 24 orang hilang. Sedangkan total korban terkena dampak sebanyak 3.914 kepala keluarga (KK) atau 5.825 jiwa, dan mengungsi 3.321 orang.

Ia merincikan rumah yang mengalami kerusakan sebanyak 39 unit, yang terendam air 2.024 unit, hanyut 32 rumah dan lima rumah tertimbun. “Kalau Kabupaten Gowa itu bencana banjir dan longsor,” katanya.

Khusus Gowa sebanyak 12 orang yang meninggal, 20 orang hilang, 45 orang sakit, dan yang mengungsi 2.121 jiwa.

Sementara untuk kerusakan rumah yakni empat terendam di Desa Lonjoboko, rumah tertimbun lima di Desa Bilanrengi. “Kalau Makassar jenis bencananya banjir. Korban kepala keluarga 2.500 dengan 2.942 jiwa, dengan jumlah mengungsi 1.000 jiwa, dan kerusakan terjadi 477 rumah yang terendam banjir,” kata Syamsibar.

Untuk Kabupaten Soppeng dengan jenis bencana banjir kerusakan sawah 1,672,00 hektare dan Jeneponto korban hilang tiga orang, meninggal dua orang. “Ada rumah rusak berat sebanyak 19 unit dan 32 rumah hanyut,” tutur Syamsibar.

Sementara di Kabupaten Wajo dilanda banjir dan angin kencang yang berdampak pada 994 kepala keluarga atau 1.682 jiwa serta kerusakan yang ditimbulkan ada 360 rumah terendam air di Desa Walanae, 161 rumah di Desa Salotengae, 50 rumah di Desa di Liu, 157 rumah di Desa Woronge, 225 rumah di Desa Palumae, 85 rumah di Desa Ugi, dan 90 rumah di Malluselo.

SIMAK JUGA :  Kapolri Berikan Kuliah Penanggulangan Terorisme di NTU Singapura

“Kalau di Maros empat orang meninggal dan 400 kepala keluarga atau 1.200 jiwa, 200 jiwa mengungsi, dan 400 rumah terendam,” ujarnya. Di Pangkep, Sulawesi Selatan, satu orang sempat dinyatakan hilang, namun tim Basarnas menemukannya meninggal. (***)

Sumber tempodotco

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *