Menunggu Janji Suhatri Bur Menuntaskan Ganti Rugi Tol Sicipa, Juni 2021

  • Bagikan

SUHATRI BUR

PADANG PARIAMAN – Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur memastikan semua proses ganti rugi lahan untuk Jalan Tol Seksi Padang-Sicincin (SICIPA) tuntas bulan Juni 2021.

“Insya Allah, semua lahan untuk Jalan tol Padang-Sincin sudah kelar, ganti ruginya sudah dibayarkan kepada pemilik lahan dan secara hukum statusnya sudah bisa dijadikan jalan tol,” kata Suhatri seperti dikutip dari GonjongTv Yutube, Rabu (24/3/2921).

Diawal wawancaranya dengan Gonjong Tv, Suhatri Bur merupakan Wakil Bupati yang sukses memenangkan Pilbup Padang Pariaman, mengaku kaget dan merasa seperti disambar petir di siang bolong saat mendapatkan info berita penghentian pembangunan Jalan Tol Padang-Pekanbaru.

Alasannya, masyarakat Padang Pariaman sama sekali tidak pernah menolak memberikan lahan untuk kepentingan jalan tol.

Sebagai bukti, kata Suhatri Bur, pada saat dilakukan ground breaking oleh Presiden Jokowi, 18 Februari 2018 lalu masyarakat rela melepaskan tanahnya meski belum ada pembicaraan tentang besaran ganti rugi.

Bahkan, kenyataan terjadi ternyata nilai ganti rugi lahan bagi masyarakat di lokasi ground breaking dan sekitarnya di Kasang, Batang Anai, Padang Pariaman benar benar sangat rendah.

Tetapi, lanjut Suhatri, hal itu tidak memengaruhi sikap masyarakat untuk memberikan lahannya untuk jalan tol tidak berubah. Mereka tetap ikhlas lahannya dijadikan jalan tol

Bahwa kemudian, ada masyarakat yang menolak menerima ganti rugi dengan alasan sangat murah, menurut Suhatri adalah sangat wajar dan logis saja

Tetapi dengan perkembangan terkini, menurut Suhatri, nilai ganti rugi lahan sudah relatif baik, sehingga masyarakat tidak keberatan menyerahkan tanahnya.

KOORDINASI DENGAN PUPR DAN BPN

Saat kabar penghentian pembangunan jalan tol Sicipa dirilis oleh satu media nasional, Suhatri Bur mengaku perasaannya ketar ketir.

Sebab hal itu sangat memengaruhi kinerjanya sebagai Bupati Padang Pariaman. Apalagi, pada saat berita itu keluar, dirinya bersama tim pembebasan lahan sedang membayarkan ganti rugi kepada sejumlah pemilik lahan.

Dan pada saat PT Hutama Karya merilis kebijakan refocusing, Suhatri Bur, pun meminta pihak PT Hutama memberikan informasinya kepadanya. Seperti apa kebijakan itu dan apa efeknya terhadap kelangsungan tol.

Bahwa Suhari mengetahui kebijakan refocusing berarti memindahkan sebagian sumberdaya PT Hutama ke daerah yang lebih membutuhkan, akibat pembebasan lahan tol Sicipa yang belum maksimal, maka Suhatri pun meminta pihak ATR/BPN dan PUPR Sumbar memberikan masukan.

Akhirnya ketahuan bahwa sebenarnya tidak ada masalah dengan pembebasan lahan tol, termasuk persoalan hukum dan besaran ganti ruginya.

Sebab itu pulalah, jelas Suhatri, sesuai dengan permintaan PT Hutama Karya, Bupati Padang Pariaman berani memastikan sebelum lebaran 2021 seluruh lahan yang dibutuhkan untuk jalan tol Sicipa sudah akan bebas seluruhnya.

SIMAK JUGA :  Kejahatan Siber Tantangan Keamanan Masa Depan

Saat ini, semua tim dan bentukan Gubernur Sumbar, termasuk Bupati Padang Pariaman sedang bekerja dibawah melakukan pendekatan ulang, penghitungan, pengukuran dan proses alas hak lahan atau sertifikasi tanah, supaya bisa bisa dipakai menjadi jalan tol Sicipa, sebagai embrio Jalan Tol Padang-Pekanbaru yang melewati tujuh daerah kabupaten dan kota di Sumbar yakni Padang Pariaman (bukan kota Padang,red), Padang Panjang, Tanah Datar, Agam, Bukittinggi, Payakumbuh dan Kabupaten 50 Kota.

Kabar dari Pekan, ruas jalan Tol dari Pekanbaru-Bangkinang saat ini pekerjaan fisiknya sudah mencapai 61 persen dari total panjang tol 40 Km. Dan diperkirakan sampai akhir tahun 2021 ini, jalur ini sudah bisa dipakai untuk umum.

PT Hutama Karya juga sudah mempersiapkan pintu masuk keluar sementara, jika ruas tol ini selesai, nantinya. Disitu pula orang Sumbar yang hendak ke Pekanbaru masuk dan keluar dari Pekanbaru ke Sumbar.

Prediksi lokasi exit di Bangkinang sudah final seperti pernah disampaikan Project director Jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang, Bambang Eko kepada Harianindonesia.id tempo dulu.

Tetapi jika ruas tol ini menyambung dengan Padang dan Jambi, maka skenario pintu exit ini akan ditinjau lagi.

Namun apa pun itu, pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera, dimana ruas Pekanbaru adalah salah satu tulangnya, akan jalan terus tanpa atau dengan adanya Seksi Jalan Tol Padang-Pekanbaru.

Tetapi mengacu kepada pidato Presiden Jokowi saat ground breaking Jalan Tol Padang-Pekanbaru, 18 Februari 2018, yang menyebutkan pentingnya dibangun jalan tol ke Sumbar karena daerah ini memiliki pemandangan sangat indah dan perlu dikunjungi orang luar, maka sudah sepantasnya Bupati Padang Pariaman habis habisan “merayu” warganya supaya mau membebaskan lahannya untuk tol Sicipa.

Sebab Suhatri sadar, bahwa poros awal Tol Padang-Pekanbaru baru adalah dimulai dari Kabupaten Padang-Pariaman, bukan dari kota Padang meski tol ini diberinama Padang-Pekanbaru.

Sekedar mengingatkan bahwa STA -O Tol Padang-Pekanbaru memang dimulai dari Jalan Bypass Padang tetapi STA-0 itu adalah di lokasi pemerintah Padang Pariaman, Nagari Kasang, namanya.

Oleh sebab itu, sangat masuk akal jika nama ruas tol ini diganti dengan Tol Padang Pariaman-Pekanbaru, kecuali ada niat mencaplok STA-O itu masuk ke dalam kawasan Kota Padang (*)

Awaluddin Awe
Pemimpin Redaksi Harianindonesia.id
[email protected]
[email protected]

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *