Keluarga Besar Marhaenis Halalbihalal dan Haul Bung Karno

  • Bagikan

Berturut-turun dari kiri ke kanan Prof. Harjono, Ir. Djoko Sugiharto, Gatot Tjahyono dan Andi Talman, dalam diskusi kebangsaan di acara Halal Bihalal dab Haul Bung Karno ke 49 Tahun di Restaurant Handayani Matraman Jakarta Timur. Foto: MrG

JAKARTA, harianindonesia.id – Dewan Pimpinan Nasioanl Keluarga Besar Marhaenis, Minggu, 7 Juni 2019 menyelenggarakan Halal Bihalal dan Haul Bung Karno ke -49 Tahun di Restaurant Handayani Matraman Jakarta timur. Acara dikemas dalam nuansa kekeluargaan dan sederhana tersebut di selingin dengan diskusi Kebangsaan.

Prof. Dr. Sudigdo Adi dalam sambutannya mengajak semua Keluarga Besar Marhaenis berkomitmen melestarikan Pancasila yang tidak membeda-bedakan Suku, Agama, dan Antar Golongan (SARA), Negara Kesatuan Republik Indonesia harus kita kembalikan pada khitohnya.

Sudigdo Adi lagi dalam sambutannya menegaskan kepada Keluarga Besar Marhaenis dalam setiap ucapan dan sikapnya mencirikan pribadi-pribadi yang Pancasilais sebagaimana para Founding Father dalam memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia. Salah satu cirinya adalah menjauhkan diri dari Sikap koruptif, Menebar kebencian dan lain sebagainya. Dahulu para perjuang kemerdekaan selalu berbeda pandangan politik tapi semangat itu kemudian dijadikan motivasi untuk mempertajam dialektika perjuangan Indonesia merdeka bukan politik pecah belah ala Belanda devide et impera.

Prof. Harjono Hakim Mahkamah Konstitusi selama 2 periode (2003-2008, 2009-2014) dan sekarang menjabat sebagai ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) menegaskan Indonesia merdeka tidak terlepas dari kepeloporan kelompok Nasionalis dan Kelompok Religius. perjuangan para Founding Father selalu mengutamakan Kesatuan dan Persatuan bangsa, namun memasuki abad ke 21 Indonesia mulai meninggalkan jati diri bangsanya terbukti dengan menguatnya politik identitas dalam pesta-pesta demokrasi kita belakangan ini, puncaknya adalah di pileg dan Pilpres 2019 lalu hampir terjadi pertumpahan darah antar anak bangsa, Syukurlah kita masih memiliki Pancasila yang di gali dari bumi Indonesia oleh Bung Karno.

SIMAK JUGA :  Polres Sawahlunto Tangkap "AYI" Pengedar Sabu, Junaidi Nur: Kami Gunakan Sistim Undercover Buy

Ada dua Arus besar Ideologi transnasional yang menjadi ancaman nyata NKRI Yaitu Ekstrimisme kanan yang menghamba pada ISIS dan liberalisme Pasar yang menghamba pada kebebasan pasar dan perlindungan HAM. Dia menghimbau Segenap elemen bangsa harus melawan segala bentuk ideologi yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia dengan semangat persatuan dan kerukunan bangsa.

Gus Sholeh MZ dalam Tausyiahnya menegaskan dengan menguatnya Politik Identitas di Indonesia belakangan ini sangat mengkhawatirkan karena membahayakan keutuhan NKRI, dibubarkannya HTI tidak menyelesaikan masalah karena tidak di ikuti oleh keputusan pemerintah untuk melarang pentolan-pentolannya mendirikan organisasi lain. Sekarang ini mereka sudah menyebar ke berbagai organisasi lain yang bertujuan sama dengan HTI, ujarnya di Restaurant Handayani Matraman Jakarta timur, 7 Juli 2019. (MrG)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *