Diskusi Satupena, Denny JA: Musik Dangdut Berpotensi Meluas ke Seluruh Dunia

  • Bagikan
Denny JA. Foto: Youtube Denny JA's World.

JAKARTA – Sebagaimana musik blues dari Amerika, musik dangdut juga bisa meluas ke seluruh dunia dengan menjadi pengisi festival musik.

Hal itu ditegaskan Denny JA, Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia, Satupena dalam webinar di Jakarta, Kamis 14 April 2022 malam WIB.

Webinar yang bertopik “dangdut is the music of my country” ini  dipandu oleh Amelia Fitriani dan Elza Peldi Taher.

Denny menjelaskan, harapan dangdut mendunia itu bukanlah hal yang mustahil, karena sudah ada preseden musik blues.

Blues awalnya adalah musik bagi kalangan pekerja kulit hitam dan rakyat miskin di Amerika.

“Namun, kemudian blues naik kelas,” ujar Denny.

Pada Februari 2020, ada festival blues di Australia. Jadi blues sudah bergeser, dari sekadar musik rakyat kulit hitam miskin di Amerika, menjadi musik yang mendunia dan dinikmati kelas atas.

Blues juga menjadi musik yang menyalurkan kritik sosial. Penyanyi blues Billie Holiday pada 1939 menyanyikan lagu Strange Fruit.

“Lagu ini kritik atas banyaknya warga kulit hitam yang digantung di pohon oleh warga kulit putih,” ujar Denny.

Seperti blues, dangdut juga tumbuh sebagai suara kelas bawah.

Denny memberi contoh beberapa lagu Rhoma Irama, yang juga menyuarakan kritik sosial. Seperti: lagu Indonesia (1981) dan Gali Lubang, Tutup Lubang (1989).

Dangdut berkembang sebagai gabungan dari gambus  Timur Tengah, musik India, dan orkes Melayu Nusantara.

Evolusi dangdut mengalami puncaknya di zaman Ellya Khadam (1960-an) dan Rhoma Irama (1970-an dan 1980-an). ***

 

SIMAK JUGA :  Perkumpulan Penulis SATUPENA Hadirkan Jodhi Yudono dalam Diskusi Bertema Menghayati Nyanyian Puisi
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *