Warga Mengungsi, Lahar Gunung Karangetang Tutupi Akses Jalan

  • Bagikan

Lahar Gunung Karangetan. Foto vivacoid

MANADO, harianindonesia.id – Aktivitas erupsi Gunung api aktif Karangetang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, masih terus berlangsung. Hari ini dilaporkan lahar gunung terus menjalar melalui Kali Malebuhe dan Batuare hingga menutupi akses jalan termasuk jembatan di Desa Batubalan yang sudah tak bisa dilewati lagi.

Yudia Tatipang, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang, dihubungi vivacoid dari Manado, Selasa 5 Februari 2019 dilansir harianindonesia.id, menyampaikan, leleran lava sudah berjarak 2.900 meter dari puncak kawah II.

Jika ada warga yang akan diungsikan, kata dia, maka akan diangkut melalui laut dengan perahu. “Guguran lava menimbulkan kepulan asap kecokelatan terkadang kelabu sampai hitam. Kepulan asap tersebut sudah ke arah barat sampai ke barat laut,” ujarnya.

Dia menyebutkan malam hari terlihat guguran lava sudah mencapai jembatan, bahkan diperkirakan bisa lebih dari itu. Paling berbahaya adalah awan panas yang ditimbulkannya, dan lava menutupi tanah atau tumbuhan.

“Masyarakat diharapkan menyiapkan masker penutup hidung dan mulut jika terjadi hujan abu. Masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai yang berhulu dari Karangetang, agar selama musim hujan meningkatkan kewaspadaan,” kata Yudia.

Sebelumnya, Bupati Kabupaten Kepulauan Sitaro, Evangelian Sasingen melihat langsung aliran lava yang berada di Kampung Batubulan dan mengunjungi para pengungsi.

Saya berterima kasih atas kesiapsiagaan dari TNI dan Basarnas Sangihe yang sejak kemarin sudah ada di lapangan, bekerja sama dengan pemerintah di Sitaro untuk mengevakuasi masyarakat yang dianggap berbahaya terhadap aliran lava tersebut,” katanya.

Diutarakan pihaknya menjamin kesejahteraan warga selama di pengungsian. “Sejak diungsikan kami sudah membagikan bantuan baik dari TNI, Dinsos, dan BPBD, serta selama dalam pengungsian tetap masih dalam jaminan pemerintah,” katanya.

Pihaknya juga terbuka menerima bantuan dari mana saja. Dia mengungkapkan untuk masker sudah dibagikan kepada seluruh warga, dan sudah meminta tambahan masker ke PMI sebanyak 10 ribu lembar.

SIMAK JUGA :  4,5 Tahun dengan Jokowi Tak Pernah Bicara Proyek Pribadi

Warga Mengungsi

Sementara itu, sejak kemarin, meski tidak ada korban jiwa, warga di tiga kampung yakni Kampung Batubulan Lindongan 1 dan 2, dan Kampung Kahawang, Kecamatan Siau Barat Utara untuk sementara diungsikan ke lokasi yang aman termasuk di gedung gereja GMIST Nazareth Niambangeng.

“Kami untuk sementara mengungsi di gedung gereja hingga kondisi aman. Hanya pakaian di badan yang kami bawa,” ujar Ritman S, warga Batubulan, Senin 4 Februari 2019.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sitaro, Bob Wuaten mengatakan ada 57 warga yang mengungsi di Kantor Kampung (Desa) Batubulan dan Kahawang, rumah warga dan gedung gereja. “Kebanyakan warga mengungsi ke lokasi yang jauh dari Kali Batuare dan Malebuhe. Mereka sudah diberikan bantuan berupa selimut, tikar, dan makanan,” katanya.

Ia berharap agar guguran lava ini cepat selesai sehingga warga bisa kembali ke rumahnya masing-masing.

Ia menjelaskan, bau belerang juga tercium lemah. Asap kebiruan condong dan menyebar di lereng bagian selatan tenggara gunung api. Bila dipantau dari Kampung Batubulan, lantaran dari pos pantau tidak teramati, hanya tercium bau belerang saja.

Di kawah kedua juga terlihat asap putih tipis sampai sedang, tekanan gas lemah sampai sedang tinggi sekitar 50-100 meter. “Suara gemuruh lemah sampai agak kuat sering terdengar dan disertai hembusan asap putih kelabu tinggi sekitar 300 meter,” ujarnya.

Ia mengatakan, secara kegempaan guguran terjadi 34 kali dengan amplitudo 3-12 mm dengan durasi 30-55 detik. Hembusan terjadi 21 kali dengan amplitudo 6-54 mm, durasi 20-65 detik.

Vulkanik dangkal 2 kali, amplitudo 10-20 mm, berdurasi 5 detik. Tektonik jauh sekali dengan amplitudo 45 mm, S-P 26 detik, berdurasi 75 detik. Tremor menerus terekam dengan amplitudo 0.25 mm (dominan 0.25 mm).

“Status gunung masih siaga atau level III,” katanya. (editor)

Sumber vivacoid

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *