Satelit Nusantara Dua Gagal Orbit, Jhonny Plate : Palapa D akan Terus Beroperasi

  • Bagikan

Jakarta, Harianindonesia.id ‐ Satelit Nusantara Dua yang meluncur dari Xichang Satellite Launch Center (XLSC) di Xichang, China pada Kamis (9/4) pukul 19.46 waktu setempat mengalami anomali sehingga gagal mengorbit. 

Satelit buat kebutuhan internet broadband dan broadcasting ini dioperasikan oleh PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera (PSNS). PSNS melalui keterangan resmi menjelaskan proses peluncuran berjalan baik usai lift off, namun terjadi anomali pada tahap pelepasan roket tingkat tiga sehingga satelit tidak bisa mencapai orbit yang ditetapkan.

Presiden Direktur PSNS Johanes Indri Trijatmodjo mengatakan Nusantara Dua yang gagal mengorbit dilindungi asuransi.

“Nusantara Dua telah dilindungi oleh asuransi yang sepenuhnya memberikan perlindungan atas risiko peluncuran dan operasional satelit,” katanya di keterangan resmi.

Nusantara Dua seharusnya menggantikan satelit Palapa-D milik Indosat Ooredoo yang berada di 113 Bujur Timur. Satelit Nusantara Dua yang dibuat China Great Wall Industry Corporation memiliki kapasitas 20 x 36 MHz transponder C-band FSS dan 9.5 gigabits per detik (Gbps) HTS (High Throughput Satellit).

Jangkauan satelit mencakup seluruh wilayah Indonesia, Asia Pasifik sampai Australia untuk transponder C-band dan HTS.

Nusantara Dua yang dikatakan bisa bertahan sampai 15 tahun semestinya menemani satelit Nusantara Satu yang sudah diluncurkan pada awal 2019. Nusantara Satu memakan ongkos pembuatan sekitar Rp3,5 triliun dan merupakan satelit HTS komunikasi broadband pertama di Indonesia.

Dalam kesempatan terpisah Menkominfo Johnny G. Plate menyatakan satelit Nusantara 2 gagal mengorbit pada Kamis (9/4) karena roket peluncur mengalami masalah teknis. Dia mengaku kegagalan terjadi beberapa menit sebelum mengorbit.

“Peluncuran satelit Nusantara 2 mengalami beberapa kendala roket peluncur yang mengakibatkan tahap ketiga, beberapa menit sebelum memasuki orbit, satelit tersebut gagal, atau lose, atau hilang,” ujar Johnny dalam keterangan pers secara virtual, Jumat (10/4).

Johnny membeberkan satelit Nusantara 2 telah meluncur dengan aman dengan bantuan roket pendorong Long March 3B dari Xichang Satellite Launch Center (XSLC), China, sekitar pukul 18.46 waktu. Namun, Johnny mengatakan roket mengalami gangguan pada tahap ketiga jelang menuju orbit.

SIMAK JUGA :  Seniman Asal Padang Jadi Korban Penembakan di Selandia Baru

Johnny menuturkan satelit Nusantara 2 rencananya ditempatkan di slot orbit 113 derajat Bujur Timur ke untuk menggantikan satelit Palapa D yang segera akan berakhir masa operasinya. Dia berkata satelit Palapa D saat ini sedang melayani 23 televisi dan 8 radio akan berhenti beroperasi pada akhir Juli 2020.
Satelit Nusantara 2, kata dia, merupakan hasil kerja sama Indosat Ooredoo dengan PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN).

Terkait dengan kejadian itu, Johnny menyampaikan kelanjutan layanan satelit Palapa D tetap berlanjut hingga akhir masa operasi. Sejauh ini, pihaknya juga tengah menangani masalah regulasi satelit internasional ke International Telecommunication Union (ITU).

“Kemenkominfo bekerjasama dengan operator-operator satelit untuk memastikan bahwa layanan penyiaran televisi dan radio yang selama ini dilakukan oleh satelit palapa D akan tetap dijamin pemancarannya dan tetap memberikan layanan kepada seluruh masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Di sisi lain, Johnny mengklaim Kominfo akan menyampaikan pada forum ITU agar kegagalan peluncuran satelit Nusantara 2 tidak memberikan efek yang merugikan bagi penggunaan filing satelit Indonesia.

“Sehingga Indonesia dapat mempertahankan hak penggunaan satelit di slot orbit 113 Bujur Timur tersebut,” ujar Johnny.

Johnny menambahkan pihaknya juga telah berkomunikasi dengan Indosat dan PT PSN untuk memastikan tidak ada interupsi pelayanan satelit kepada perusahaan-perusahaan atau lembaga penyiaran.

Indosat dan PSN, kata Johnny, akan mengambil langkah strategis agar pelayanan tetap terjaga dengan baik. Salah satu alternatifnya, dia juga mengaku sudah berkomunikasi dengan Menteri BUMN Eric Thohir untuk menggunakan satelit yang tersedia untuk memastikan layanan penyiaran terjaga dengan baik dalam waktu sementara.

(awe)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *