Gempa Solok Selatan, 51 Orang Luka dan Warga Tidur Diluar Rumah

  • Bagikan

Pasien yang luka dirawat di lapangan terbuka. Net

SOLOK SELATAN, harianindonesia.id – Pemerintah Daerah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat terus melakukan berbagai upaya dalam masa tanggap darurat pasca gempa 5,6 SR. Untuk Korban luka, Dinas Kesehatan Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, menyebut ada 51 orang korban luka akibat gempa magnitudo 5,6. Jumlah rumah rusak terdata sebanyak 343 unit.

Kadis Kesehatan Solok Selatan, Novirman, Kamis (28/2/2019), mengatakan, korban kita arahkan ke Puskesmas terdekat yang tak jauh dari lokasi.

Novirman memaparkan data yakni 37 orang dibawa ke Puskesmas Mercu, 10 orang di Puskesmas Abai, 2 orang di Puskesmas Talunan dan 2 orang di Puskesmas Bidar Alam.

“Korban yang di Puskesmas Bidar Alam kita rujuk ke Muaralabuh, ke RSUD, karena kondisinya cukup parah dan mengkhawatirkan,” kata Novirman.

Gempa di Solok Selatan terjadi pukul 01.55 WIB dengan magnitudo 4,8. Kemudian gempa pada pukul 06.27 WIB dengan magnitudo 5,6.

“Sementara ini kita mendata ada 343 rumah (rusak),” kata Kepala Badan Pelaksana BPBD Solok Selatan, Joni Hasan Basri.

Tidur Di Luar Rumah

Sementara itu, khawatir gempa susulan, Warga Solok Selatan pilih tidur di tenda. Mereka khawatir tertimpa reruntuhan bangunan.

“Gempanya mengentak. Pas pagi tadi agak diayun dan sepertinya tadi malam sudah ada (rumah) yang retak. Jadi pas paginya banyak yang roboh,” kata Emi Susnawati, salah seorang warga korban gempa di Jorong Koto Sungai Kunyit, Nagari Sungai Kunyit, Kecamatan Sangir Balai Janggo, Kabupaten Solok Selatan, dikutip dari detikcom di lokasi, Kamis (28/2/2019).

Menurut Emi, warga memilih tinggal di tenda-tenda darurat yang didirikan di depan rumah atau di lapangan terbuka.

SIMAK JUGA :  Ketua DPR Komentari Test PCR Syarat Naik Pesawat, Puan : Kenapa Ketika Covid-19 Banyak Test Antigen Boleh?

Selain karena rumahnya yang rusak, warga memilih tidur di tenda karena khawatir akan terjadinya gempa susulan.

“Kami sudah nggak berani masuk rumah, karena sampai malam ini terasa gempa susulan. Jadi nggak berani. Takut menjadi korban,” jelas mantan kepala kampung itu.

Kepala Badan Pelaksana BPBD Kabupaten Solok Selatan Joni Hasan Basri mengakui warganya masih dihantui ketakutan dan memilih tidur di luar rumah.

“Masih trauma,” katanya. Ia menuturkan sementara ini BPBD sudah menyalurkan bantuan-bantuan tanggap darurat ke lokasi. (mzaki)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *