Diskusi SATUPENA, Asep Herna: Sasaran Hypnotic Writing adalah Memengaruhi Pikiran Bawah Sadar

  • Bagikan
Asep Herna (kumparan).

JAKARTA – Hypnotic writing adalah penulisan naskah dengan sasaran untuk memengaruhi pikiran bawah sadar (subconscious) audiens, agar mereka berbua sesuai kesan atau pesan yang disampaikan.

Hal itu disampaikan oleh Asep Herna, seorang creative director, copywriter, dan certified hypnotherapist sebagai pembicara dalam diskusi bertema Hypnowriting: Seni Memengaruhi Lewat Tulisan di Jakarta, Kamis 7 September 2023 malam.

Diskusi yang menghadirkan Asep Herna itu diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai Denny JA dan dipandu oleh Amelia Fitriani.

Asep menuturkan asal-usul ia terlibat dalam hypnotic writing. Sejak 1997, Asep yang mendalami linguistik di Universitas Indonesia, bekerja di periklanan sebagai copywriter.

“Dalam periklanan ada strategi komunikasi. Brand dipaparkan secara detail. Ada 14 langkah untuk memetakan brand. Itu sangat rasional. Lantas kita komunikasikan aspek rasional itu kepada audiens, sehingga audiens mengenal brand tersebut,” ujarnya.

Dalam perjalanan waktu, ternyata Asep mengenali satu trek komunikasi yang jauh lebih efektif. Cara itu bukan hanya komunikasi pikiran sadar (conscious mind), bukan hanya sekadar menghadirkan elemen-elemen rasional.

“Tetapi ternyata ada yang namanya subconscious mind, pikiran bawah sadar. Ternyata trek itu jauh lebih efektif.”

“Menurut para ahli dan lewat penelitian, itu 88 persen jauh lebih efektif ketimbang sekadar komunikasi aspek rasional tadi,” tambahnya.

Mekanisme pikiran manusia mencakup pikiran sadar dan bawah sadar. Pikiran sadar, lolgis, rasional, sistematik, kritis hanya mendominasi 12 persen dari tindakan manusia.

Sedangkan pikiran bawah sadar mendominasi 88 persen dari tindakan manusia. Bawah sadar berkaitan dengan emosi, cinta kasih, spontanitas, irasional.

Maka Asep lalu mencoba menggabungkan disiplin komunikasi periklanan dengan komunikasi bawah sadar atau subconscious communication, sehingga lalu lahirlah hypnowriting.

SIMAK JUGA :  Joko Driyono Tersangka, PSSI: Tak Terkait Pengaturan Skor

Menurut Asep, untuk mempraktikkan hypnowriting, kita harus memahami mekanisme mental audiens.

“Tulisan yang memiliki recall atau call to action tinggi adalah tulisan yang selaras dengan mekanisme mental audiens,” ungkapnya.

Bagi Asep, hypnowriting adalah metode penting penulisan untuk laras apapun. Ini bisa untuk iklan atau kehumasan.

“Bahkan saya menerapkan untuk penulisan puisi. Lewat puisi, saya melakukan kegiatan terapi atau healing,” ucapnya. (K) ***

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *