Ahli Epidemiologi: Epidemi Belum Berakhir, Tapi Baru Mulai

  • Bagikan

HARIANINDONESIA.ID – Ahli epidemiologi terkenal dari Amerika Serikat Larry Brilliant mengatakan epidemi yang disebabkan oleh virus komunis Tiongkok (COVID-19) ini tidak akan segera berakhir. Ia juga mengatakan bahwa virus varian Delta mungkin menjadi virus paling menular yang pernah ada dalam sejarah

Larry Brilliant adalah anggota tim WHO yang membantu pemberantasan penyakit cacar. Ia mengatakan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, Amerika Serikat, India, Tiongkok, serta negara-negara lain di Eropa, Afrika, dan Asia telah berjuang keras untuk menangani virus Delta yang sangat menular ini.

Pada bulan Maret tahun lalu, WHO mendeklarasikan COVID-19 sebagai pandemi global—penyakit yang awalnya disebut pneumonia Wuhan ini pertama kali muncul di Tiongkok pada akhir tahun 2019 dan menyebar ke seluruh dunia.

Dalam sebuah wawancara dengan CNBC, Larry Brilliant mengatakan bahwa hanya 15% dari populasi dunia yang telah divaksinasi, dan ada perbedaan yang cukup besar antara negara-negara miskin dan kaya. Ada lebih dari 100 negara di mana tingkat vaksinasi masih berada di bawah 5% dari populasi mereka.

“Saya pikir kita masih lebih dekat ke awal epidemi daripada akhir. Ini bukan karena varian yang kita lihat sekarang akan bertahan dalam waktu yang lama”, kata Brilliant.

“Kecuali kita memvaksinasi semua orang di lebih dari 200 negara. jika tidak maka varian baru masih akan muncul,” tambahnya.

Ia meramalkan bahwa virus komunis Tiongkok pada akhirnya akan menjadi “virus abadi” seperti halnya virus influenza.

Brillant memperkirakan “kurva epidemiologi berbentuk V terbalik” untuk model epidemi di San Francisco dan New York. Ia menjelaskan bahwa ini berarti jumlah kasus dapat meningkat dengan sangat cepat, tetapi juga akan menurun dengan cepat. Inggris dan India adalah contohnya.

SIMAK JUGA :  Nelwan : Alhamdulillah Akhirnya Wagub Sumbar Ziarahi Makam Tuanku Iman Bonjol di Minahasa

Menurut data yang dikumpulkan oleh database online ‘Our World in Data’, bahwa jumlah kasus yang dilaporkan setiap hari di Inggris (dihitung dengan rata-rata pergerakan 7 hari) telah turun dari puncaknya yang sekitar 47.700 pada 21 Juli menjadi sekitar 26.000 pada Kamis (5/8).

Data menunjukkan bahwa, sejak akhir bulan Juni tahun ini, rata-rata pergerakan 7 hari dari kasus yang dilaporkan harian di India terus berada di bawah angka 50.000 kasus, yang jauh di bawah puncaknya mencapai lebih dari 390.000 kasus setiap hari pada Mei.

Larry Brilliant mengatakan bahwa kemungkinan munculnya “varian super” sangat kecil. Dia menambahkan bahwa meskipun sulit untuk memprediksi hal-hal ini, tapi itu adalah probabilitas bukan-nol (Non-zero probability), yang berarti tidak dapat dikesampingkan begitu saja.”

oleh Xu Jian
sumber: Epoch Times

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *