Perkumpulan Penulis SATUPENA Diskusikan Kristen Muhammadiyah, Apakah Itu Aliran Baru?

  • Bagikan

JAKARTA – Perkumpulan Penulis Indonesia, SATUPENA, akan mengadakan diskusi tentang Kristen Muhammadiyah. Apakah itu suatu aliran baru?

Obrolan Hati Pena #109 tentang Kristen Muhammadiyah itu akan berlangsung di Jakarta, pada Kamis 9 November 2023, pukul 19.00-21.00 WIB.

Pembicara pada diskusi bertema Kristen Muhammadiyah itu adalah Fajar Riza Ul Haq, penulis dan cendekiawan Muhammadiyah.

Diskusi itu akan dipandu oleh Elza Peldi Taher dan Swary Utami Dewi.

Menurut pemberitaan media, aliran baru bernama Kristen Muhammadiyah atau KrisMuha telah muncul.

Aliran ini muncul berdasarkan penelitian yang dilakanakan oleh Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti dan Ketua Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis (LKKS) PP Muhammadiyah, Fajar Riza Ul Haq.

Penelitian tersebut ada di buku yang berjudul “Kristen Muhammadiyah Mengelola Pluralitas Agama dalam Pendidikan”.

Kristen Muhammadiyah adalah orang Kristen yang menjadi simpatisan Muhammadiyah. Kemudian, fenomena tersebut pun disusun dalam buku tersebut.

Buku tersebut menjelaskan secara sosiologis tentang institusi Muhammadiyah yang konsisten membangun kohabitasi masyarakat majemuk tanpa kehilangan identitasnya.

Buku ini menegaskan konvergensi kewargaan di bidang pendidikan adalah kunci mentransformasikan perbedaan dan harmoni sosial menjadi kekuatan kolektif dan kemajuan.

Dalam acara bedah buku itu, Fajar menyampaikan adanya toleransi di daerah terpencil di Indonesia. Daerah itu adalah Putussibau di Kalimantan Barat, Ende di Nusa Tenggara Timur, dan Serui di Papua.

Fajar menilai Kristen Muhammadiyah ini tidak dapat dilepaskan dari hubungan akrab antara murid Kristen dan Muslim di lingkungan sekolah Muhammadiyah.

Sementara itu Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menjelaskan, buku tentang KrisMuha bertujuan untuk membangkitkan kesadaran keberagaman agama, suku, ras dan kelompok.

“Kemajemukan adalah pelangi yang indah untuk merajut hidup toleran sarat penghormatan, perdamaian, dan saling memajukan,” kata Haedar dilansir dari Deli.com.

SIMAK JUGA :  Bermain, Seorang Anak Tenggelam di Situ Cilongok

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendibudristek) Nadiem Makariem menilai buku itu menjadi bentuk dukungan dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang menganut nilai keberagaman.

Gagasan toleransi yang dihadirkan dalam buku ini sejalan dengan keinginan Kemendikbudristek untuk menghapus kekerasan dari dunia pendidikan Indonesia.

Webinar ini bisa diikuti di link zoom: https:// s.id/hatipena109. Juga melalui livestreaming, Youtube Channel: Hati Pena TV. Facebook Channel: Perkumpulan Penulis Indonesia – Satupena.

Disediakan sertifikat bagi yang membutuhkan. (K) ***

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *