Diskusi SATUPENA, Satrio Arismunandar: Transisi dari Energi Fosil Menghadapi Tantangan Infrastruktur dan Investasi

  • Bagikan
Satrio Arismunandar

HARIANINDONESIA.ID –  Transisi dari energi fosil menuju sumber energi alternatif menghadapi banyak tantangan. Salah satunya adalah infrastruktur dan investasi.

Hal itu dikatakan Sekjen SATUPENA, Dr. Ir. Satrio Arismunandar dalam diskusi tentang transisi energi fosil di Jakarta, Kamis 11 Januari 2024 yang diselenggarakan  oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai penulis senior Denny JA.

Diskusi yang dikomentari Satrio Arismunandar itu menghadirkan pembicara Eko Sulistyo, pengamat energi dan Direktur Institute For Climate Policy & Global Politics.

Menurut Satrio, infrastruktur energi yang ada, seperti pembangkit listrik, jaringan pipa, dan jaringan distribusi, sangat bergantung pada bahan bakar fosil.

“Peralihan ke sumber energi terbarukan memerlukan investasi besar dalam infrastruktur dan teknologi baru, yang dapat menjadi hambatan karena tingginya biaya awal,” ujarnya.

Selain itu, kata Satrio, ada tantangan intermittency dan keandalan. Banyak sumber energi terbarukan, seperti tenaga surya dan angin, bersifat intermiten (terputus-putus) dan bergantung pada kondisi cuaca.

Memastikan pasokan energi yang andal dan konsisten dari sumber-sumber ini merupakan sebuah tantangan.

“Hal ini memerlukan kemajuan dalam teknologi penyimpanan energi dan pengembangan jaringan pintar untuk menyeimbangkan pasokan dan permintaan,” tambah Satrio.

Ia menambahkan, solusi penyimpanan energi yang efektif sangat penting untuk mengelola sumber daya terbarukan yang terputus-putus. Teknologi penyimpanan saat ini, seperti baterai, masih terus berkembang.

“Solusi berskala besar serta hemat biaya diperlukan untuk menyimpan energi yang dihasilkan selama masa sibuk, untuk digunakan selama periode produksi energi terbarukan yang rendah,” ujarnya.

Satrio mengakui, bagi negara seperti Indonesia, juga ada pertimbangan ekonomi.

“Industri bahan bakar fosil memainkan peran penting di banyak perekonomian, menyediakan lapangan kerja dan berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB),” tuturnya.

SIMAK JUGA :  Pengusaha Muda Rizki Abdian Putra Siap Maju di Sijunjung

“Peralihan dari bahan bakar fosil dapat menimbulkan tantangan ekonomi, termasuk hilangnya lapangan kerja di industri tradisional,” katanya. (K) ***

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *