Diskusi SATUPENA, Budhy Munawar Rachman: Era Revolusi Industri 4.0 dan 5.0 Butuh Agama Ramah  Manusia dan Lingkungan

  • Bagikan
Budhy Munawar Rachman, dosen STF Driyarkara.

JAKARTA – Dalam era disrupsi pemikiran agama ini, makin disadari bahwa agama yang dibutuhkan adalah agama yang ramah dengan manusia dan lingkungannya, termasuk lingkungan hidup atau ekologi.

Hal itu dikatakan Budhy Munawar Rachman, dosen STF Driyarkara sewaktu menjadi pembicara dalam diskusi bertema Agama di Era Google di Jakarta, Kamis malam, 6 Juli 2023.

Diskusi yang menghadirkan Budhy Munawar Rachman itu diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai Denny JA. Diskusi itu dipandu oleh Anick HT.

Menurut Budhy, di era Revolusi Industri 4.0 dan 5.0, agama-agama mengalami banyak tantangan. Teknologi digital tak hanya mengubah kehidupan sosial manusia, tetapi juga penghayatan manusia terhadap agama.

“Dalam era ini, agama yang dibutuhkan adalah agama yang membawa pada perdamaian, kesejukan, dan keharmonisan dalam kehidupan pribadi maupun sosial,” ujar Budhy.

“Kita tak bisa lagi beragama secara eksklusif. Beragama secara eksklusif dalam era seperti ini akan berujung pada malapetaka, seperti terorisme, dan sebagainya,” tutur Budhy, yang banyak menuliskan pemikiran tokoh pembaruan pemikiran Islam, Nurcholish Madjid.

“Ringkasnya, agama yang dibutuhkan di masa kini dan masa mendatang, adalah agama yang dapat dirasakan manfaatnya dalam kehidupan nyata,” ujar Budhy.

Jadi, bukan agama yang intoleran dan mendorong pada tindakan kekerasan, seperti yang kita lihat pada fenomena ekstremisme agama dalam tahun-tahun belakangan ini.

Budhy memaparkan, agama yang intoleran dan mendorong kekerasan itu sangat mungkin muncul dalam era sekarang ini. Kaum radikal malah menggunakan teknologi digital untuk mendukung tindakan kekerasan.

Pada diskusi itu, Budhy mengulas pemikiran Denny JA tentang agama di era Google, yang menurut Budhy mengejutkan. Denny mengambil kesimpulan dari data survei dan statistik yang mungkin tak mudah dipahami orang awam.

SIMAK JUGA :  Ada 8 Titik Zona Gempa di Sumatera Barat, BMKG: Mentawai Serius

Denny, misalnya, menyatakan bahwa agama makin tak dianggap penting oleh mayoritas penduduk. Khususnya di negara-negara yang tingkat kesejahteraannya tinggi dan negara yang masyarakatnya dianggap paling bahagia.

Sebagai intelektual yang lebih terbiasa dengan refleksi filsafat dan pemikiran kualitatif, Budhy menyatakan, pemikiran Denny itu mengejutkan dan belum pernah diangkat oleh orang lain. ***

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *