Almisbat Kritisi Makan Siang Gratis Anak Sekolah Ala Prabowo, Tak Bisa Mencegah Stunting

  • Bagikan

Foto kegiatan stunting yang dilakukan Almisbat (foto : dok)

JAKARTA, Harianindonesia.id –

Ketua Dewan Pimpinan Nasional Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia Hebat (DPN Almisbat) Teddy Wibisana mengkritik program makan siang gratis untuk anak sekolah gagasan Capres Prabowo Subianto, tidak bisa mencegah stunting.

Alasannya, Stunting adalah masalah yang muncul dari kondisi malnutrisi. Kondisi ini mengakibatnya pertumbuhan tinggi badan dan kemampuan kognitif anak berkurang. Prevalensi stunting (persentase jumlah balita yang mengalami stunting dalam pertumbuhan fisiknya) di Indonesia cukup tinggi, pada tahun 2022 angka prevalensi stunting secara nasional mencapai 21.6%.

“Kondisi ini menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia kedepannya. Untuk itu masalah stunting harus diatasi dengan benar, bukan sekadar menjadi tema kampanye politik, apalagi untuk kepentingan bisnis,” ujar Ketua DPN Almisbat Teddy Wibisana dalam siaran Persnya, Rabu (6/12/2023).

“Sulit kita bayangkan saat kita masuk Indonesia emas tahun 2045, bonus demografi yang kita alami, diisi oleh mereka dengan kemampuan kognitif yang rendah, karena tumbuh dari balita yang saat ini mengalami stunting,” ujarnya.

Ditegaskan Teddy, Stunting bukan saja soal tinggi badan yang terhambat, juga kemampuan kognitif bayi tersebut. Fakta dan informasi dari praktisi kesehatan yang Almisbat temui dalam rangka sosialisasi dan bantuan pengentasan stunting di 60 posyandu di Jabodetabek, serta banyaknya literatur yang kami baca, stunting hanya efektif diatasi jika anak berusia dibawah 2 tahun (1000 hari setelah terbentuknya janin).

“Masalah tinggi badan anak dapat diperbaiki dengan intervensi nutrisi, tapi kemampuan kognitifnya tidak. Mereka yang terkena stunting akan tertinggal IQ nya dengan anak-anak lainnya. Jadi bisa disimpulkan, stunting hanya bisa dicegah, sangat sulit untuk diobati saat anak sudah diatas 2 tahun,” Paparnya.

SIMAK JUGA :  Gubernur Sumbar Minta Pemerintah RI Bersikap Tegas Terhadap Israel

“Dari pengalaman dan literatur tersebut, kami yakini kalau program Makan Siang Gratis untuk Anak Sekolah dari Capres Prabowo-Gibran, yang diklaim dapat mengatasi stunting, itu tidak tepat. Karena anak usia sekolah minimal diatas 5 tahun. Mungkin program itu bisa mengatasi kondisi malnutrisi tapi tidak untuk mengatasi stunting,” ujarnya pula.

Bagi Almisbat, ujar Teddy, lebih baik anggaran untuk makan siang gratis di sekolah yang diusung Prabowo yang besarnya Rp 400 triliun, di arahkan ke semua Posyandu. Apalagi anggran nasional untuk PMT (Pemberian Makanan Tambahan) sekitar Rp 56 triliun saja. Dan dari temuan kami di lapangan anggaran PMT di Posyandu antara Rp 10 ribu sampai Rp 12 ribu per anak saja.

“Lebih baik menambah alokasi dana PMT di Posyandu. Dan biar anggaran itu dikelola oleh Posyandu setempat. Toh ada RT/RW dan Puskesmas yang mengontrolnya. Itu juga akan menaikan kegiatan ekonomi masyarakat”. Pungkas Teddy.

Almisbat adalah organisasi relawan Jokowi pendukung Ganjar-Mahfud yang fokus mensosialisasikan Ganjar Mahfud melalui program penggentasan Stunting di Posyandu.

Sampai saat ini dalam program tersebut, Almisbat sudah menjangkau 3400 KK (ibu dan balitanya) dan 320 kader yang ada di 61 Posyandu di Jabodetabek. (*)

Relis
Awaluddin Awe

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *