Hasto Ungkap Ketua DPC PDIP Didatangi Anggota Paspampres Saat Kunjungan Jokowi ke Gunung Kidul, Minta Bendera PDIP Diturunkan

  • Bagikan

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ungkap anggota Paspampres mengintimidasi Ketua DPD PDIP Gunungkidul supaya menurunkan bendera PDIP saat Jokowi berkunjung kesana. Intimidasi itu terungkap dari rekaman pembicaraan dengan kedua anggota Paspampres yang diputar Hasto dihadapan Wartawan di Markas PDIP Jl Diponegoro, Rabu (1/2/2024). (Foto : TPNGM)

Jakarta, HARIANINDONESIA.ID –

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengungkapkan kasus intimidasi terhadap Ketua DPC PDIP yang dilakukan oleh dua orang yang mengaku sebagai anggota Paspampres dan meminta bendera PDIP diturunkan, saat Jokowi berkunjung ke Gunung Kidul.

Adanya intimidasi oleh anggota Paspampres itu terungkap saat Hasto memutar sebuah rekaman percakapan yang berisi suara perempuan tentang upaya penurunan bendera PDIP ketika kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Gunung Kidul Yogyakarta.

Hasto memutar rekaman percakapan itu saat menggelar konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/2).

Dalam rekaman itu, sang perempuan menyampaikan kondisi Kabupaten Gunungkidul, DIY, yang mencekam ketika Jokowi datang. Mobil tank dan mobil Brimob lalu-lalang

“Seperti mau perang. Saya sebagai ketua partai, saya ditelepon oleh, yang saat itu dimarahi dua orang yang mengaku Paspamres untuk menurunkan bendera,” ungkap Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih dalam rekaman tersebut.

Endah menanyakan mengapa Jokowi sampai takut dengan bendera PDIP. Dia didatangi oleh dua Paspampres dan diminta untuk menurunkan bendera PDIP.

Menurut Endah, alasan Paspampres adalah ingin mengamankan Presiden Jokowi. “Presiden nanti mau jalan, minimal jalan yang mau dikasih presiden untuk tidak dipasang bendera,” kata dia.

Endah menyampaikan perjalanan Jokowi dari Yogyakarta sampai Gunungkidul sangat panjang. Di sisi lain, bendera PDIP yang sudah terpasang mencapai 3 ribu.

“Saya tidak mau menurunkan kecuali ini perintah presiden silahkan saudara turunkan dan saya akan menemui. Mereka menyampaikan kami tidak bisa menurunkan, bu, karena yang pasang bukan saya jadi ibu yang harus turunkan,” kata dia.

SIMAK JUGA :  Kyai Taufieq : Pondok Pesantren Menjadi Alternatif Pilihan Sekolah, Itu Salah Besar

“Saya jawab mohon maaf di dalam adabnya PDI Perjuangan bendera yang sudah kami kibarkan pantang untuk diturunkan. Dan seandainya diturunkan diam-diam, kami akan mencari orang itu dan kami akan menumpahkan darah di situ,” tambah dia.

Dia juga menanyakan apakah sedemikian takutnya Jokowi dengan bendera PDIP. Dia menegaskan. Jokowi menjadi presiden juga atas perjuangan PDIP yang benderanya berkibar di seluruh Indonesia.

Endah justru mempertanyakan bendera PSI yang diizinkan berkibar.

“Kenapa bendera PSI bahkan sampai jam setengah 3 pagi ada. Kok, mereka tidak dilarang. Saya bilang begitu, kenapa ada bendera Gerindra juga dipasang di lokasinya presiden tidak dilarang. Kenapa ada bendera yang lain tidak dilarang,” tegas Endah.

Hasto menyampaikan rekaman ini beredar luas di media sosial. Hasto menambahkan Pemilu 2024 bukan persoalan Ganjar-Mahfud atau PDIP, tetapi kedaulatan rakyat.

“Rakyatlah yang menentukan pemimpin nasional ke depan termasuk partai politik, bukan orang per orang, apalagi menggunakan kekuasaan. Mengerahkan segala potensi kekuasaan. Dan inilah kekuatan kebangkitan dari rakyat, dari wong cilik, dari ranting-ranting PAC, dari masyarakat kecil yang dulu berjuang dengan penuh ketulusan untuk Bapak Jokowi, kami dampingi dari posisi sebagai wali kota, gubernur, presiden. Dan seluruh anak ranting-ranting kami ini berjuang dengan ketulusan tanpa mengharapkan sesuatu kecuali Indonesia yang lebih baik,” kata dia.

Hasto menyampaikan kondisi inilah yang terjadi di Gunungkidul menjelang Jokowi berkunjung. Namun, terjadi pengerahan aparatur negara, bahkan menggunakan mobil-mobil yang menunjukkan negara sepertinya dalam keadaan genting.

“Rakyat sepertinya menjadi ancaman dikerahkan kendaraan-kendaraan militer untuk menakut-nakuti rakyat. Bahkan mereka PDI Perjuangan, kami ini peserta pemilu resmi, dijamin oleh undang-undang. Tetapi mengapa bendera PDI Perjuangan dilarang untuk dikibarkan. Sementara bendera PSI yang dipimpin oleh anak presiden diizinkan,” jelas Hasto. (*)

Editor : AWALUDDIN Awe

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *