Dubes RI : Usai Kudeta Situasi Mencekam di Myanmar

  • Bagikan

Dubes RI untuk Myanmar, Iza Fadri menyebut polisi melakukan patroli setiap malam usai kudeta militer. Ilustrasi (AFP/STR)

JAKARTA– Duta Besar (Dubes) RI untuk Myanmar, Iza Fadri mengungkap suasana mencekam usai kudeta militer terhadap pemimpin de facto Aung San Suu Kyi, Senin (1/2) lalu. Iza menyebut kepolisian setempat melakukan patroli meskipun tak ada pengumuman jam malam.

“Meski tak ada pengumuman resmi jam malam, motor dan mobil polisi melakukan patroli kemarin malam, jalanan sepi, tidak ada yang berani keluar,” kata Iza kepada CNNIndonesia TV, Selasa (2/2) malam.

Iza mengatakan meskipun ada patroli malam oleh kepolisian setempat, ketegangan usai kudeta militer tak begitu terasa. Menurutnya, situasi di negeri seribu pagoda itu relatif normal.

Menurutnya, sempat ada pemutusan jaringan internet saat hari kudeta dan penahanan Suu Kyi sejak pukul 07.00 sampai 12.00 waktu setempat. Namun, saat ini jaringan internet sudah kembali normal.

Iza juga memastikan tak terjadi antrean pada ATM karena warga ingin menarik uangnya. Jasa antar online, taksi online maupun konvensional juga beroperasi normal. Seluruh operator seluler juga telah aktif.

Meskipun demikan, kata Iza, sejumlah tokoh menerapkan jam operasional hanya sampai jam 18.00 waktu setempat. Sebelumnya toko-toko buka sampai pukul 21.00 waktu setempat.

“Untuk saat ini di Yangon tidak terasa, hanya tadi yang saya sampaikan, misalnya malam ada patroli polisi lebih dari sebelumnya dan jalanan sepi,” ujar Iza.

Lebih lanjut, Iza menyebut belum ada perbedaan kebijakan yang signifikan setelah militer mengambil alih kekuasaan sepihak. Menurutnya, kebijakan yang lama masih berjalan normal.

“Kegiatan yang sifatnya operasional tidak ada, kami belum dapat surat-surat imbauan atau batasan,” katanya.

SIMAK JUGA :  Militer Myanmar Serbu Markas Aung San Suu Kyi

Iza mengatakan KBRI telah mengimbau kepada WNI yang ada di Myanmar untuk tetap tenang dan waspada. Ia meminta WNI untuk menyiapkan kebutuhan pokok serta obat-obatan untuk satu sampai dua minggu ke depan. Selain itu, para WNI diminta selalu membawa tanda pengenal dan paspor yang masih berlaku.

“Meningkatkan komunikasi dan keberadaan masing-masing rekan, hindari komunitas yang ingin mempengaruhi untuk melakukan tindakan yang berpotensi mengganggu keamanan, dan tetap patuhi protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah Myanmar,” ujarnya.

Suu Kyi bersama Presiden Myanmar Win Myny dan tokoh senior lain dari Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) ditahan dalam penggerebakan pada Senin (1/2) dini hari oleh junta militer.

Kudeta militer Myanmar mengakhiri satu dekade transisi dari pemerintahan militer ke demokratis. Kudeta militer Myanmar memicu kecaman global, hingga seruan agar demokrasi segera dipulihkan.

Kudeta berlangsung setelah militer menolak hasil pemilu yang dianggap curang. Militer Myanmar mengatakan kudeta terjadi karena “kegagalan proses pemilihan umum yang bebas dan adil.”

Tatmadaw menuding ada setidaknya 8 juta pemilih palsu yang terdaftar dalam pemilu November lalu. Beberapa jam setelah penahanan pejabat, Tatmadaw mengumumkan status darurat militer selama satu tahun melalui stasiun televisi mereka, Myawaddy TV.

Dalam pengumuman itu, militer juga menyatakan kekuasaan pemerintah Myanmar telah diserahkan kepada Panglima Militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing.

Mohammad Devara Pratama

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *