Bangunkan Rumah Sakit ke 119 Muhammadiyah, Ini dia Sosok Pengusaha Minang H Yendra Fahmi

  • Bagikan

INI Rumah Sakit yang didonasikan H Yendra Fahmi untuk Muhammadiyah (foto : kredit/screenshot situs jurnalsoerang)


H YENDRA FAHMI

Bandung (HARIANINDONESIA) : Pengusaha nasional asal Bukittinggi, Sumatera Barat H Yendra Fahmi mendonasikan Rumah Sakit ke 119 Muhammadiyah yang berlokasi di Desa Ciheulang, Ciparay, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Wartawan Senior Sumbar Hasril Chaniago yang diundang hadir dalam acara penyerahan rumah sakit tersebut, Kamis (3/11) pagi menulis, peresmian dilakukan mantan Wakil Presiden RI H.M. Jusuf Kalla dan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo bersama Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir.

Banyak yang hadir dalam acara presmian itu. Ada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Wakil Ketua Umum MUI Buya Dr. H. Anwar Abbas, mantan Kapolri Jenderal Pol. Purn. Badrodin Haiti, Senator asal Sumbar, Dr. Alirman Sori, Ketua PP Aisyiah Hj. Siti Noordjanah Djohantini, mantan Menteri ESDM Arcandra Tahar, Bupati Bandung H.M. Dadang Supriatna, Kepala BNPT Komjen Pol. Boy Rafly Amar Dt. Rangkayo Basa, Mantan Kabareskrim Polri Komjen Pol. Suhardi Alius, Pangkostrad Letjen TNI Maruli Simanjuntak, Direktur Eksekutif Minang Diaspora Network Global Burmalis Ilyas , sejumlah pejabat tinggi militer, Polri, sipil, anggota PP dan Ketua PW Muhammadiyah se-Jawa, serta ratusan tamu undangan lainnya.

Pembangunan RS tipe C dengan 55 tempat tidur serta ICU dan IGD, menghabiskan biaya sebesar Rp60 miliar, seluruhnya merupakan sumbangan dari pengusaha dermawan H. Yendra Fahmi dan keluarga.

Mantan Wakil Presiden H.M. Jusuf Kalla alias JK dalam testimoninya mengatakan, dengan jumlah rumah sakit 119 buah, Muhammadiyah merupakan pemilik jaringan rumah sakit terbesar di Indonesia, setelah pemerintah.

JK memuji kedermawanan Fahmi sebagai yang patut ditiru. “Fahmi ini menyumbang di mana-mana, karena itu usahanya maju. Jadi saya ingatkan, kalau ingin usahanya maju, rajin-rajinlah menyumbang,” kata JK yang disambut tepuk tangan dan tawa riuh hadirin.

H. Yendra Fahmi adalah seorang pengusaha nasional asal Minang yang dikenal dermawan. Ketika terjadi kerusuhan Wamena tahun 2019, ia menyumbang Rp1 miliar untuk biaya memulangkan perantau Minang di Papua ke Sumatera Barat.

Pada tahun yang sama, ia juga menyumbang Rp30 miliar untuk pembangunan masjid besar di Komplek Muslimin Muhammadiyah di Bantul, Yogyakarta.

Masjid yang diresmikan Presiden Jokowi bulan September 2021 diberi nama Masjid H. Yuliana, yaitu nama almarhumah ibunda H. Yendra Fahmi.

Peletakan batu pertama masjid tersebut dilakukan oleh Ketua MPR RI Bambang Soesatyo pada akhir November 2019, bersamaan dengan momentum peringatan HUT ke-107 Persyarikatan Muhammadiyah.

Sebelum itu, ia juga menyumbang 300.000 dolar Australia (lk. Rp3 miliar) guna menambah kekurangan dana pembelian properti untuk Surau Sydney Australia (SSA) tahun 2020 lalu.

SIMAK JUGA :  Pengacara Brigadir J dan Susno Duadji Didepak dari Acara TV, Kamaruddin Simanjuntak Duga Ada Intervensi

Yendra Fahmi lahir di Pekanbaru 23 Januari 1971 sebagai anak keenam dari delapan bersaudara keluarga perantau Minang. Ibunya Hj. Yuliana berasal dari Sulit Air, Kab. Solok, sedang ayahnya H. Nafli Munaf berasal dari Sianok, IV Koto, Agam

Memulai usaha dari bawah, sejak usia 40 tahun Fahmi sudah menjadi pengusaha sukses. Usahanya di bidang pertambangan, kelapa sawit, dan properti tersebar dari Jakarta, Jambi, hingga Kalimantan di bawah kelompok usaha Indobagus Investama.

Melalui PT Suri Motor Indonesia Fahmi juga pemilik dealer Mercedes Benz terbesar di Indonesia dengan kantor pusat di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.

Menikah dengan perempuan bernama Suri Meidina Hanifah dan dikaruniai tiga orang anak, Fahmi adalah pegusaha sukses yang rendah hati. Menurut beberapa karyawannya, lelaki yang biasa puasa Senin-Kamis ini punya kebiasaan khusus setiap pulang dari kantor.

Di mobilnya selalu ada banyak nasi kotak atau nasi bungkus. Makanan itu ia bagi-bagikan langsung kepada orang-orang kurang beruntung yang ia temui di jalan. Seperti para pemulung atau tunawisma.

Ketika cerita ini dikonfirmasi kepadanya, Fahmi menjawab dengan mengingat nasihat kedua orang tuanya semasa masih hidup. “Perbuatan baik hendaklah dilakukan sendiri, jangan diwakilkan kepada orang lain,” katanya.

Perjalanan Karir Yendra Fahmi

Kehidupan masa kecil Yendra Fahmi, tergolong sulit secara ekonomi karena ayahnya hanya seorang polisi Brimob berpangkat rendah.

Pada akhir tahun 1970-an, ibunya mulai merintis usaha perdagangan di Pasar Tanah Abang, Jakarta. Yendra yang waktu itu berumur enam tahun sudah sering membantu sang ibu mengantar barang dagangan berupa tas dan pakaian kepada pelanggan mereka.

Seiring bisnis ibunya berjalan, sang ayah memilih mengundurkan diri sebagai anggota Brimob untuk fokus bersama-sama mengelola usaha keluarga yang sudah meningkat menjadi grosir tas dan pakaian.

Yendra Fahmi menjalani pendidikan dasar hingga menengah di Jakarta. Tamat SMA, ia meneruskan pendidikan ke Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada 1989. Namun, kuliahnya tidak tamat, karena sudah kepincut mulai merintis usaha sendiri yang ia mulai dari bawah bersama teman-temannya.

Selain berbisnis, Yendra Fahmi dikenal pula lewat aktivitas sosial dan kemasyarakatan. Saat ini, ia tercatat sebagai Bendahara Gerakan Ekonomi dan Budaya Minang (Gebu Minang) dan anggota Majelis Ekonomi Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. (*)

Sumber : Tulisan Hasril Chaniago, Wikipedia

Editor : Awaluddin Awe

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *