SULUT, harianindonesia.id – Organisasi kepanduan di Indonesia atau yang lebih dikenal dengan pramuka, ialah suatu sarana pendidikan non formal dengan dilakukan dalam berbagai bentuk aktivitas yang bersifat menyenangkan, menarik, sehat, teratur dan terarah. Praja Muda Karana (Pramuka), memiliki makna Rakyat Muda yang Suka Berkarya.
Tujuan dari kepramukaan yakni guna menanamkan rasa cinta tanah air dan bangsa, membentuk karakter atau kepribadian dan akhlak mulia, serta untuk menggali potensi, maupun meningkatkan keterampilan para generasi muda sehingga dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi masyarakat dan negara.
Dalam pelaksanaan kegiatan gerakan pramuka, harus berlandaskan pada prinsip-prinsip dasar sebagai berikut: Keimanan dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Mempunyai kepedulian akan tanah air dan bangsa, sesama manusia juga alam sekitarnya. Rasa peduli dan tanggungjawab terhadap diri sendiri. Serta patuh dan taat pada kode kehormatan pramuka yaitu Satya (Janji) maupun Darma (Ketentuan moral).
“Satyaku ku darmakan, jiwa ragaku untuk pramuka”. Ungkap Ferdinand Kawetik S.pd, M.pd kepada media ini Jumat, (29/11/2019).
Pembina pramuka humoris dan akrab disapa kak Dinan menambahkan, banyak hal positif yang boleh dipetik melalui kegiatan tersebut. “Misalnya saja kemandirian, tolong menolong ataupun menjalin silaturahmi”. Imbuhnya.
Dari sejumlah sumber menyebutkan figur instruktur yang juga dipercayakan sebagai Kapusdiklat Kwartir Cabang Manado Gerakan Pramuka ini, selama kurang lebih 30 tahun sudah mengabdikan hidupnya demi membina ribuan peserta didik baik pramuka siaga, penggalang, penegak hingga pandega.
“Kak Dinan merupakan salah satu orang yang telah menginspirasi kami, dia menjadi panutan saya bersama beberapa rekan diantaranya Elon Onibala, Fang Vang Leode, Joudy Maramis dan masih banyak lagi”. Seperti dituturkan Adri Paat ketika menggambarkan sosok Ferdinand Kawetik sang pembina sejati. (Penulis: Handry Tuuk).
