Lapas Maros Gelar Workshop untuk Warga Binaan

  • Bagikan

MAROS,- Memperingati Hari Literasi International yang jatuh pada setiap tanggl 8 September, Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Maros, Sulawesi Selatan, Pustaka Jeruji dan Yayasan Kerja Bersama untuk Semesta (YAKABUS), menyelenggarkan kegiatan Workshop Penulisan Karya Sastra bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).

Kegiatan ini digelar untuk mengasah kemampuan literasi WBP agar lebih tertarik dan memahami makna literasi yang sesungguhnya. Selain itu agar WBP dapat mengaktualisasikan pengetahuan yang didapatkan dalam menggeluti cinta literasi atau membaca buku.

Ada sekitar 40 orang WBP yang mengikuti kegiatan workshop ini. Mereka yang behak mengikuti kegiatan ini harus memenuhi beberapa persyaratan.

“Pesertanya dari WBP, syaratnya telah menjalani sepertiga masa hukuman,” tutur Nawir, petugas yang aktif mendampingi pengelola Pustaka Jeruji di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Maros.

Kepala Seksi Pembinaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Maros, Simung menjelaskan, Selain WBP yang terpilih, juga diberi kesempatan kepada WBP yang memiliki minat, bakat dan kegemaran di bidang penulisan.

“Warga binaan yang ikut workshop ini berdasarkan hasil seleksi sesuai aturan yang ada,” kata Simung, di sela-sela acara yang berlangsung santai dan menyenangkan itu.

Sementara itu, Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Maros, Indra Setiabudi dalam Sambutan Pembukaan yang dibacakan Kepala Seksi Keamanan dan Ketertiban KB Andi Baso, menyampaikan rasa terima kasih kepada Yayasan Kerja Bersama untuk Semesta (YAKABUS) yang telah bermitra dengan Lapas Klas II A Maros dalam rangka pembinaan maupun kegiatan kerja lainnya untuk WBP.

“Mohon kegiatan-kegiatan serupa agar ditingkatkan pada masa-masa mendatang”, ucap Andi Baso.

“Bagaimanapun Bapak Indra selaku Kalapas yang baru, akan mendukung kegiatan-kegiatan berbasis literasi” ungkap Andi Baso.

Dalam sambutan tertulisnya, Indra Setiabudi, menyampaikan bahwa, kami siap mengembangkan aktivitas literasi sebagai strategi dalam pembinaan. Kami juga berterima kasih kepada Bung Andhika Mapasomba dan Ibu Arniati Shaleh selaku narasumber pada workshop penulisan ini.

Semestara itu, Penanggung Jawab Acara yang juga inisiator Pustaka Jeruji, Salahudddin Alam mengatakan bahwa, kegiatan ini dilaksanakan berkat sikap tangan terbuka dan dukungan penuh dari pihak Lapas Klas II A Maros, Sulawesi Selatan.

“Pihak Lapas sangat mendukung kegiatan kami, baik Kalapas yang lama maupun Kalapas yang baru ini. Meski dengan segala keterbatasan sumber daya yang ada. Tapi itu menjadi penyemangat kita sebagai pengelola Pustaka Jeruji,” ungkap Salahudddin Alam yang juga Sekretaris Yakabus.

SIMAK JUGA :  Cerita di Balik Jenderal Kardus vs Jenderal Baper

Lebih jauh, Salahuddin Alam menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan menulis karya sastra dalam bentuk esai, puisi, cerpen dan Story Telling ini adalah upaya pendidikan bagi warga binaan agar memiliki kemampuan seni komunikasi dalam bentuk tulisan, sekaligus akan mengikutkan mereka dalam Sayembara Penulisan Cerpen, Puisi, Essai dan Story Telling yang sedang digelar saat ini yang merupakan kerjasama Ditjenpas, Perpustakan Nasional, Kelompok Kompas Gramedia, Pustaka Bergerak, Yakabus dan Pustaka Jeruji Indonesia. Kegiatan sayembara ini berhadiah total Rp150 juta.

Saat ini Pustaka Jeruji Lapas Maros telah memiliki lebih dari 3000 buah buku bacaan yang bisa dimanfaatkan oleh warga binaan. Bahkan, menurut Alam, masih ada beberapa kardus buku yang baru tiba dan belum dipajang karena keterbatasan rak buku dan juga ruangan yang belum maksimal.

Pustaka Jeruji Lapas Maros ini diresmikan oleh Najwa Sihab bersama dengan Direktur TI dan Kerjasama Ditjepas Aman Riyadi.

Pustaka Bergerak dan simpul pustaka tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Bahkan, tahun lalu, Pustaka Jeruji Indonesia berhasil menyelenggarakan kegiatan Temu Literasi berskala nasional dengan tema “Dari Literasi untuk Aksi menuju Remisi : Dari Maros untuk Indonesia” dihadiri oleh Direktur Pembinaan Napi Latihan Kerja Produktif Ditenas, Harun Sulianto serta beberapa penulis, di antaranya, Arswendo Atmowiloto, Alwy Rachman, Andhika Mappasomba, Irhyl R Makkatutu, Anis Kurniawan dan Nirwan Ahmad Arsuka. Kegiatan tersebut telah melahirkan Rekomendasi penerapan “Remisi Literasi” sebagai alternatif solusi pembinaan dan mencairkan kebekuan PP 99/2012.

“Kita berharap bahwa semagat gerakan literasi di Pustaka Jeruji Lapas Maros dapat terjaga dengan baik, untuk memberikan pembinaan dan kontribusi ilmu pengetahuan positif bagi warga binaan, agar setelah bebas kelak, mereka dapat berdaya secara mandiri dan turut menjadi penyebar virus cinta Literasi,” kata Alam, seraya berharap agar ilmu yang diperoleh agar dapat dipraktekkan di masyarakat. (IS)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *