PADANG – Pembebasan lahan untuk jalan tol Padang Sicincin benar seperti umang umang merangkak. Dari total panjang tol 36,6 Km yang baru berhasil dibebaskan lahannya sekitar 30 persen.
Padahal, Gubernur Sumbar Mahyeldi sudah menjanjikan pembebasan lahan untuk tol akan diselesaikan akhir Juli 2021.
“Cerita di media memang seperti itu. Tapi dalam praktiknya pembebasan lahan berjalan lamban sekali,” ujar sebuah sumber kepada Harianindonesia.id, Selasa (24/8/2021).
Menurut sumber yang sangat mengetahui perkembangan pembebasan jalan tol itu, akibat keterlambatan dalam pembebasan lahan ini, maka diperkirakan akan terlambatnya juga penyelesaian pembangunan jalan tol Padang Sicincin.
Dulu, katanya, pihak Hutama Karya menjanjikan pembangunan tol Padang Sicincin akan selesai pada akhir tahun 2022 mendatang.
Tetapi dengan kondisi lahan yang baru bebas sekitar 30 persen tersebut diperkirakan penyelesaian pembangunan jalan tol Padang Sicincin bisa sampai awal tahun 2024.
“Kalau anda tidak yakin, silahkan cek langsung kepada pihak Hutama Karya dan HKI. Kami disini hanya memonitor perkembangan saja,” ujarnya.
Menurut sumber ini, meskipun Gubernur Sumbar sudah membentuk tim percepatan penyelesian pembebasan lahan tol, tetapi tim ini tidak bekerja maksimal.
Terbukti, sampai saat ini total lahan baru dibebaskan 13,8 Km dari total panjang tol 36,6 Km.
Lambannya pembebasan lahan ini adalah disebabkan cara kerja dibawah tidak maksimal. Akibatnya proses penerbitan alas hak jadi sering terkendala.
Selain itu, kata sumber yang enggan jatidirinya diungkap, proses pembayaran lahan yang sudah selesai proses administrasinya, sangat terlambat, sehingga berdampak kepada pembebasan lahan selanjutnya.
Keterlambatan ini kabarnya karena pihak Tim Pembebasan Lahan Tol tidak punya dana lagi alias harus menunggu persetujuan anggaran baru.
Total kebutuhan pembayaran ganti rugi lahan tol ini mencapai Rp850 miliar lebih.
Sementara itu Satker Pembebasan Lahan dari PUPR Siska, yang dikonfirmasi via jaringan pribadinya tidak bisa dihubungi. Dan Pesan WA yang dikirim juga tidak dibalasnya. (*)
Awaluddin Awe
