Cegah Hoaks, Kapolsek Jajan Bakso Bersama

  • Bagikan

BANYUMAS,- Sepekan terakhir ini masyarakat Desa Pekaja Kecamatan Kalibagor, Banyumas, Jawa Tengah, diresahkan oleh kabar tertangkapnya pedagang bakso daging babi. Belakangan diketahui isu itu adalah kabar tak benar alias hoaks.

Kepala Polsek Kalibagor, AKP Agus Bowo Astoto menerangkan, isu bakso daging babi itu diduga berawal dari terciduknya seorang pedagang daging celeng di Pekaja Kecamatan Kalibagor, berinisial JMN. Bisnis daging celeng ini menimbulkan keresahan warga setempat.

Secara sukarela JMN pun menghentikan jual beli daging celeng yang telah dilakoninya kurang lebih setahun ini. Persoalan ini pun sudah selesai dengan cara kekeluargaan.

Namun informasi yang diterima publik terkait peristiwa itu justru menyimpang dari fakta. Kabar yang tersiar di media sosial menyebut adanya pedagang terciduk karena menjual bakso celeng, dan membuat masyarakat resah.

Kabar hoaks itu berdampak negatif bagi para pedagang bakso, karenanya mereka mengadukan masalah ini pada kepolisia.

“Para pedagang mengalami penurunan omzet akibat isu bakso daging babi ini,” kata Agus.

Pihak Kepolisian pun tidak tinggal diam dengan hoaks yang terlanjur menyebar ini. Agus menegaskan JMN bukanlah pedagang bakso. Ia memang spesialis penjual daging celeng.

“Dia itu memang penjual daging babi. Isu yang berkembang malah jual bakso daging babi,” tegas Agus, mengklarifikasi.

Selain mengklarifikasi, kepolisian juga menggelar jajan bakso bersama untuk membuktikan bahwa bakso yang dijajakan pedagang di sekitar Kalibagor aman dan tak mengandung daging babi.

Dengan sigap Kapolsek Kalibagor AKP Agus Bowo Astoto bersama jajarannya melakukan aksi jajan bersama di warung bakso di dekat Palang Merah Indonesia (PMI) Sokaraja Banyumas, Selasa (31/7)

Tanpa pikir panjang, mereka langsung memesan bakso dan menyantapnya di warung itu dengan lahap.

SIMAK JUGA :  Kota Palangka Raya Senin 11 Mei 2020 Resmi Berlakukan PSBB

Aksi polisi makan bakso di warung itu tentu bukan sekadar iseng. Agus mengatakan, melalui aksi itu, pihaknya ingin membuktikan ke masyarakat bahwa bakso di tempat itu steril dari daging babi.

Melalui aksi ini, pihaknya ingin meluruskan informasi sekaligus membantah segala tudingan yang berkembang di media sosial terkait bakso daging babi.

Pihaknya ingin menandingi penyebaran hoax di tengah masyarakat dengan menyebarkan informasi yang benar atau klarifikasi.

Dengan demikian, masyarakat diharapkan dapat menerima informasi yang benar dan utuh.

Karena itu, ia berharap cara pelurusan informasi ini diviralkan agar masyarakat tak mudah terpancing berita palsu.

“Saya harap ini diviralkan, untuk menandingi hoax yang sudah menyebar,” kita Agus.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *