Waspadai Gelombang kedua Virus Corona di Indonesia

  • Bagikan

PRESIDEN JOKO WIDODO

Jakarta,HARIAN Indonesia.ID  ‐‐ Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan jangan sampai kasus gelombang kedua atau second wave penyebaran virus corona (Covid-19) terjadi di Indonesia.

Peringatan itu disampaikan Presiden Jokowi saat berkunjung ke Kantor Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19 di Jakarta, Rabu (10/6).

“Dan perlu saya ingatkan jangan sampai terjadi gelombang kedua, second wave, jangan sampai terjadi lonjakan. Ini yang ingin saya ingatkan ke kita semuanya,” kata Jokowi seperti dikutip CNNIndonesiacom

Lebih lanjut, Jokowi turut menegaskan bahwa tugas besar pemerintah untuk meminimalisir penyebaran virus corona di tanah air belum berakhir sampai saat ini. Menurutnya, kondisi penyebaran corona di tiap-tiap wilayah di Indonesia masih sangat dinamis

“Ada daerah yang kasus barunya turun, dan ada daerah yang kasus barunya meningkat, ada daerah yang sudah nihil,” kata Jokowi.

Melihat kondisi tersebut, Jokowi menyatakan saat masyarakat harus beradaptasi dengan virus corona dalam menjalani kegiatan sehari-hari.

Kondisi itu, kata dia, akan terus dihadapi sampai vaksin corona ditemukan dan bisa digunakan secara efektif bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Diketahui, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian pernah menyebut vaksin virus corona yang tengah dirancang Kementerian Riset dan Teknologi baru akan selesai pada akhir 2021 mendatang. Penggunaan vaksin secara massal, menurut skenario pemerintah, baru akan dilakukan pada 2022 atau 2023 mendatang.

“Beradaptasi itu bukan berarti kita menyerah apalagi kalah, ndak. Tapi kita mulai kebiasaan baru yang sesuai protokol kesehatan, sehingga masyarakat produktif dan aman dari penularan,” kata Jokowi.

Selain itu, Jokowi juga menyatakan pembukaan sebuah daerah menuju fase new normal atau tatanan kehidupan baru di tengah pandemi virus corona harus melalui tahapan yang ketat. Hal itu bertujuan agar tak ada lagi kenaikan kasus yang signifikan bila fase tersebut diberlakukan oleh pemerintah

Jokowi juga menyatakan pemberlakuan fase new normal itu harus merujuk pada fakta dan data lapangan yang dimiliki oleh pihak Gugus Tugas Covid-19.

Ia pun meminta agar Gugus Tugas Covid-19 nantinya bisa memberikan peringatan bagi daerah yang kasus penularan corona kembali meningkat saat fase new normal diberlakukan.

“Kalau data sudah sebagus itu setiap hari diberi peringatan daerah yang kasusnya tinggi atau meningkat atau kematian tinggi sehingga setiap daerah punya kewaspadaan sama dalam penanganan di lapangan,” kata Jokowi.

Sebagai informasi, beberapa negara di dunia belakangan ini menghadapi gelombang kedua kasus penularan virus corona setelah sebelumnya berhasil menekan angka penularannya.

Beberapa negara adalah Jepang dan Iran. Jepang misalnya harus menghadapi gelombang kedua penularan corona setelah mencapai rekor nihil kasus baru sejak 30 April-22 Mei lalu. Gelombang kedua corona terjadi setelah Kota Kitakyushu di Fukuoka menemukan 119 kasus baru Covid-19 dalam 11 hari terakhir.

SIMAK JUGA :  Padang Panjang Mulai Senin Terapkan Tatanan Normal Baru

Tak hanya Jepang, Iran juga melaporkan terjadinya gelombang kedua corona setelah melonggarkan aturan lockdown atau pembatasan kegiatan sosial dan ekonomi. Otoritas Iran telah melaporkan jumlah kasus baru mencapai 3.574 kasus pada Rabu, 3 Juni 2020 lalu.

Pengetatan

Presiden mengaku bakal melakukan pengetatan atau penutupan kembali jika terjadi kenaikan kasus baru Virus Corona. 

“Perlu saya ingatkan jika dalam perkembangan ditemukan kenaikan kasus baru, kenaikan kasus, maka langsung kita lakukan pengetatan atau penutupan kembali,” ujarnya.

Jokowi sendiri tidak merinci soal bentuk pengetatan atau penutupan itu. Namun, sejauh ini pemerintah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), yang menutup beberapa akses dan memperketat aturan terhadap warga di berbagai sektor, untuk mencegah penyebaran Corona.

Ia pun meminta evaluasi rutin terhadap perkembangan kasus Covid-19 di tiap wilayah. Pasalnya, kondisi persebaran virus ini di tiap wilayah masih sangat dinamis.

“Evaluasi secara rutin, sekali lagi, meskipun misalnya sebuah daerah kasus barunya sudah menurun, hati-hati jangan sampai lengah karena di lapangan masih sangat dinamis,” katanya. 

Selain itu, Jokowi memerintahkan Kapolri Jenderal Idham Aziz dan Panglima TNI Jenderal Hadi Tjahjanto untuk mengerahkan personel masing-masing guna berjaga di titik-titik keramaian selama pandemi Covid-19 demi mendisiplinkan warga.

“Saya sudah perintahkan kapolri dan panglima untuk hadirkan aparat di titik-titik keramaian untuk mengingatkan warga agar disiplin, agar mematuhi protokol kesehatan,” katanya.

Terkait penanganan virus corona sejauh ini, mantan Wali Kota Solo tersebut juga menggarisbawahi peran penting sejumlah pihak, termasuk tenaga medis, TNI, dan Polri.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran gugus tugas di desa, RT, RW, seluruh tenaga medis, dokter, perawat, relawan, personel polri, prajurit TNI yang kerja keras tak kenal waktu penuh dedikasi dan pengabdian untuk pengendalian covid,” tutur Jokowi.

Jumlah kasus positif Covid-19 per Selasa (9/6) di Indonesia diketahui mencapai 33.076 kasus. Dari jumlah tersebut, pasien yang dinyatakan sembuh 11.414 orang dan 1.923 orang lainnya meninggal dunia.

Kasus positif corona di Indonesia sudah lebih dari 30 ribu sejak pertama kali mengumumkan kasus positif pada awal Maret 2020. Saat ini Indonesia berada pada urutan ke-11 kasus positif terbanyak di Asia dan ke-2 di Asia Tenggara.

Dalam sepekan terakhir, tercatat masih ada 85 wilayah di Indonesia yang termasuk zona merah atau risiko tinggi corona. Sementara ada 136 kabupaten/kota yang masuk zona kuning atau risiko rendah. 

Hingga kini, sejumlah besar daerah sudah bersiap untuk memberlakukan new normal. Kenyataannya, warga sudah beraktivitas seperti biasa kembali meski tak semuanya patuh protokol Covid-19.

(Awe)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *