Trump, Marcon, Erdogan Bertengkar di KTT NATO

  • Bagikan

Para kepala negara di KTT NATO di London, Inggris

Jakarta, Harian Indonesia ID – Adu mulut antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mewarnai pertemuan tinggi NATO di Inggris pada Selasa (3/12).

Setibanya di London, Trump membalas pernyataan Macron yang menganggap bahwa strategi NATO layaknya “otak yang sudah mati”.

Beberapa pekan sebelum KTT NATO berlangsung, Macron menganggap bahwa pakta pertahanan negara di Atlantik Utara itu tak lagi mampu melindungi keamanan dan kedaulatan

“Saya pikir pernyataan itu sangat menghina. Tidak ada yang membutuhkan NATO lebih dari Prancis. Pernyataan itu sangat berbahaya bagi mereka [Prancis],” kata Trump kepada wartawan.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg merespons pernyataan Macron tersebut. Stoltenberg menuturkan seharusnya antar-negara sekutu “tidak boleh mempertanyakan kesatuan dan kemauan politik untuk berdiri bersama dan saling membela.”

Trump membela pernyataan Stoltenberg itu dengan mengklaim bahwa anggota NATO telah meningkatkan pengeluaran pertahanan secara besar-besaran. Hal itu, paparnya, terjadi berkat tekanan AS selama ini.

Dalam pertemuan pemimpin negara NATO, Macron juga menuding Turki bekerja sama dengan ISIS di Suriah.

Macron mengatakan Turki telah menyerang milisi Kurdi di utara Suriah. Padahal, selama ini, milisi Kurdi merupakan sekutu koalisi AS yang membantu memberangus ISIS.

“Musuh bersama saat ini adalah kelompok-kelompok teroris, seperti yang kami sebutkan, dan saya minta maaf untuk mengatakan bahwa kita tidak memiliki definisi yang sama tentang terorisme dalam pertemuan ini,” kata Macron seperti dikutip AFP.

Pernyataan itu diutarakan Macron setelah Erdogan mendesak NATO untuk memasukkan milisi Kurdi sebagai kelompok teroris.
Lihat juga: Trump Marah Sidang Pemakzulan Digelar Saat KTT NATO

SIMAK JUGA :  Baliho Puan Dicoret Tulisan Open BO, PDIP Batu Lapor Polisi

Jika tidak, Erdogan mengancam tidak akan membantu NATO dalam meningkatkan pertahanan negara Baltik seperti Polandia, Estonia, Lithuania, dan Latvia terhadap ancaman Rusia.

Sumber : CNN Indonesia

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *