Lulusan Lembaga Pendidikan Harus Berkarakter Membebaskan dan Manusiawi

  • Bagikan
BUKU "Pembaharuan Pemikiran Pendidikan Paulo Freire". Foto: Dokumen Satupena.

JAKARTA – Lulusan pendidikan haruslah memiliki karakter yang membebaskan dan manusiawi, serta memiliki kesadaran kritis.

Hal itu ditegaskan Mi’raj Dodi Kurniawan, pengarang buku Pembaharuan Pemikiran Pendidikan Paulo Freire dalam webinar di Jakarta, Kamis 24 Maret 2022.

Webinar ini diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia, Satupena dan dipandu oleh Anick HT dan Elza Peldi Taher.

Menurut Mi’raj, pendidikan yang membebaskan cenderung mencintai kehidupan, alias dinamisasi, dan bukan ketidakberdayaan.

Ia mengutip pemikiran filsuf pendidikan Paulo Freire, janganlah terlalu percaya bahwa lembaga pendidikan akan membentuk manusia ideal 100 persen. Faktanya, justru banyak lembaga pendidikan yang melakukan penindasan dan dehumanisasi.

“Jika dalam realitas sosial –di luar lembaga pendidikan– berlangsung penindasan dan dehumanisasi, hal itu akibat penindasan dan dehumanisasi sudah terjadi sejak dalam praktik pendidikan di lembaga pendidikan itu sendiri,” tambahnya.

Jika ingin menghapus penindasan dan dehumanisasi dalam realitas sosial, katanya, praktikkanlah pembebasan dan humanisasi –memanusiakan manusia– sejak pada pembelajaran di lembaga pendidikan.

Menurutnya, misi pendidikan yang membebaskan adalah menciptakan orang-orang yang berkesadaran kritis dan berdaya dalam menangani persoalan sosial. Sedangkan metodenya adalah dialog dan “learning by doing.”

Pendidikan ala Freire, kata Mi’raj, juga bermaksud membangun budaya dan struktur sosial-politik yang beriklim pemberdayaan dan pembebasan, serta humanis. ***

SIMAK JUGA :  Gunakan Sampan Malam Hari, Dua Warga Tewas di Sungai Lamandau Kalteng
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *