IDI Laporkan Dua Dokter Lagi Meninggal, Total Sudah 15 Orang

  • Bagikan

Foto ilustrasi

Jakarta, HarianIndonesia.id ‐ Pahlawan kesehatan terus berguguran di medan perang melawan Corona. Sekretaris Jenderal Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi mengonfirmasi pada hari ini, Sabtu (4/4), dua dokter kembali meninggal dunia karena virus corona (Covid-19).

Dengan demikian, sampai hari ini sudah sebanyak 15 Dokter yang meninggal dunia sepanjang kasus Corona. Akan tetapi Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo sedang meneliti apakah keseluruhannya meninggal saat menangani kasus Covid -19.

Mereka adalah Bernadatte Albertina dari IDI cabang Makassar dan Ketty Herawati Sultana dari IDI cabang Tangerang Selatan.i

“Ya informasi yang kita dapatkan terkonfirmasi karena Covid-19 memang. Tapi kontaknya dari mana masih kita telusuri,” ujarnya seperti dikutip CNNIndonesia.com.

Adib mengatakan kedua dokter tersebut tidak memiliki spesialisasi paru. Bernadette merupakan dokter spesialis telinga, hidung, tenggorokan, kepala dan leher. Sedangkan Ketty tidak memiliki gelar spesialis.

“Tapi di tempat praktek sekarang kan juga sudah risiko. Jadi di frontline-nya, di praktek swasta itu tetap berisiko sekarang,” ungkapnya.

Ia mengaku banyak rekan dokter yang terjangkit virus corona padahal tidak menangani pasien corona langsung di rumah sakit rujukan. Misalnya dokter yang bertugas di Unit Gawat Darurat (UGD) sampai yang praktek di klinik swasta.

Untuk itu, pihaknya mengimbau dokter agar memakai alat pelindung diri sesuai standar ketika berhadapan dengan pasien. Meskipun tidak menangani pasien terduga atau terkonfirmasi corona.

“Walaupun kita juga paham ada keterbatasan APD ini secara internasional, dunia juga banyak butuh APD. Oleh karena itu kita beri saran ke teman sejawat, dalam melakukan layanan sekarang ini prioritaskan yang emergency saja,” ujarnya.

Dokter juga diminta mengurangi frekuensi praktek. Dan bagi dokter yang bertugas di fasilitas kesehatan primer, klinik atau puskesmas, Adib mengatakan sebaiknya konsultasi dilakukan secara daring. Begitu pula dengan pengiriman obat.

Seiring bertambahnya angka positif corona di Indonesia, jumlah tenaga medis yang terpapar hingga meninggal dunia juga terus bertambah. Perkara keterbatasan APD juga jadi persoalan dalam menangani wabah menular ini.

SIMAK JUGA :  Di Sulut, Wanita 44 Tahun Diduga Tewas Dilalap Buaya

13 Dokter Mininggal

Sebelumnya, Kamis, (2/4), Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo mengatakan sebanyak 13 dokter meninggal dunia sepanjang penanganan penyebaran kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia.

“Data dari lapangan, 13 dokter kita telah mendahului, meninggal dunia,” kata Doni dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR yang dilakukan secara virtual. 

Dari angka tersebut, Doni mengaku tengah melakukan pengelompokan terhadap dokter yang benar-benar meninggal dunia saat melaksanakan tugas sebagai tenaga kesehatan corona.

Menurutnya, terdapat kemungkinan bahwa beberapa di antara 13 dokter tersebut meninggal dunia saat tidak dalam bertugas.

“Mungkin ada dokter yang gugur dan meninggal ketika tidak ada hubungan dengan tugasnya sebagai tenaga kesehatan, karena mungkin beda tanggung jawabnya,” ungkap Doni.

Sebelumnya, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan 11 dokter dilaporkan meninggal akibat terinfeksi virus corona sepanjang Maret 2020.

“Ada 12 dokter yang meninggal dalam sebulan ini, 11 di antaranya terkonfirmasi terpapar covid-19,” terang Humas IDI Halik Malik saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (1/4).

Halik tak menampik 11 dokter meninggal usai terpapar covid-19. Dia mengatakan di antaranya sudah dinyatakan positif covid-19 dan sisanya pasien dalam pengawasan (PDP).

Halik menyatakan IDI memberikan apresiasi kepada sejawatnya yang telah berpulang serta memberikan dukungan moral bagi dokter lain yang saat ini masih berperang melawan pandemi covid-19.

Anggota Komisi IX bidang Kesehatan DPR, Kurniasih Mufidayati menyebut pemerintah mesti meningkatkan dan memenuhi kebutuhan APD bagi tenaga medis yang menangani pasien virus corona.

“Turut berduka mendalam, dalam sebulan 11 dokter meninggal. Tenaga medis harus mendapat perhatian dan perlindungan lebih besar (dari pemerintah),” kata dia saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (1/4).

Selain memenuhi kebutuhan APD bagi tenaga medis, Kurniasih juga meminta pemerintah memperhatikan kebutuhan lain bagi tenaga medis, seperti kebutuhan nutrisi dan jam kerja memadai, dan tempat istirahat yang nyaman (awe)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *