Harga TBS Sawit Anjok, Petani Dharmasraya Merugi

  • Bagikan

DHARMASRAYA, harianindonesia.id – Harga Tandan Buah Segar (TBS) Sawit di Kabupaten Dharmasraya Sumatera Barat, berapa hari ini anjlok tajam. Akibatanya petani di daerah itu yang selama ini terkenal dengan daerah petro dolar, mengalami kerugian dan kesulitan.

Salah seorang petani sawit Yanto l(39), kepada awak media, mengatakan, saat ini harga TBS sangat jauh sekali turunnya dengan harga perkilonya mencapai Rp 910 dan tadi siang saja sudah mencapai Rp740 per kilogram. “Bblum perna harga Tandan Buah segar (TBS) sampai rendah seperti ini,” katanya nelangsa.

Turunnya harga membuat hidup semakin susah. Apalagi biaya perawatan kebun sawit juga besar. Disebutkannya, mulai dari upah pemanenan, ongkos mobil untuk ketempat penjualan tetap saja mahal, Belum lagi biaya perawatanya kebun seperti pemebersihan lahan serta pemupukan.

“Pokoknya susah saat ini, ongkos produksi tinggi sementara harga jatuh. Belum lagi perawatanya yang berat itu membeli pupuk yang harga nya makin mahal saja,” ujarnya petani sawit tersebut.

Lengkap sudah, harga Tandan Buah Sawit (TBS) yang murah sementara harga pupuk makin tinggi, kalau lahan tak dipupuk hasil juga tidak memadahi.

“Rata-Rata kenaikan harga pupuk non subsidi itu dikisaran Rp30-40ribu, Jika membeli pupuk satu karung berat 50Kilogram memang uangnya tak seberapa sementara kita beli pupuk satu ton. Jika dulu harga satu karung pupuk jenis KCL cuma RP270ribu, saat ini sudah diangka Rp320ribu per karung 50Kilogram,”imbuhnya.

Itu baru bicara seputaran kebun, sebut saja untuk membayar cicilan keredit di Bank, saat ini petani harus memutar otak untuk menyisihkan uang hasil penjualan TBS.

“Dulu teringat tahun 2008-2013 harga cukup bagus dikisaran Rp1800 per kilogram, ekonomi masyarakat memang mantap, tentu saja kami petani ingin kembali keharga tersebut,”pintahnya.

SIMAK JUGA :  Setelah Ribuan Tahun, Ditemukan Kitab Injil Kuno tentang Prediksi Kedatangan Nabi Muhammad SAW

Sementara di tempat yang berbeda Sekretaris Daerah Kabupaten Dharmasraya Adlisman, mengatakan, tentang harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit, kalau peranan pemda agak terbatas, hanya bisa menyuarakan ketingkat atas mengenai harga sawit.

“Peranan kita minim, barangkali yang bisa intervensi harga itu adalah pemerintahan pusat,”ujarnya.

Disisi lain, pihaknya akan mencoba mencarikan solusi kesulitan ekonomi, karena rendahnya harga TBS makan akan berdampak pada kesulitan lainnya misalkan kesulitan membayar cicilan utang di bank.

“Nanti kita carikan solusi-solusi melalui rapat koordinasi daera, lalu mengenai cicilan bank masyarakat kita akan coba koordinasikan ke pihak Otoritas Jasa Keuangan(OJK),”ucap sekda Dharmasraya. (eko/jen)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *