“Duduak Basamo”Tokoh Lintas Etnis dan Agama Sumbar, Mahfud Janji Perjuangkan Hak Ulayat dan Adat

  • Bagikan

MENKO Polhukam Prof Mahfud MD bertemu sejumlah tokoh lintas etnis di Gedung Long See Tong, Perkumpulan Keluarga Lie-Kwee, Jalan Niaga, Kota Padang, Senin (18/12). Pada kesempatan itu Mahfud berjanji akan perjuangkan soal Hak Ulayat dan Adat. (Foto : Media Center TPNGM)

PADANG, Harianindonesia.id – Menko Polhukam RI aktif yang juga Calon Wakil Presiden nomor urut 3 Prof Mahfud MD memberi perhatian serius terhadap permasalahan Tanah Ulayat, termasuk di Sumatera Barat.

Mahfud pun berkomitmen untuk mengesahkan UU Masyarakat Hukum Adat. Apalagi, akademisi dan masyarakat sipil termasuk masyarakat adat di Indonesia, sudah puluhan tahun memperjuangkan dan mengadvokasi hal ini.

“Masalah perlindungan terhadap hak adat dan tanah ulayat. Bukan hanya di Padang, Sumbar, tapi di daerah lain banyak. Diambil oleh pengembang. Kita belum ada peraturan pemerintah tentang hak-hak adat,” tuturnya.

“Hukum adat itu kan tak tertulis. Tetapi terlukis. Sehingga rentan terjadi pencaplokan lahan. Kita akan segera merumuskan UU Masyarakat Hukum Adat. Kalau Tuhan menakdirkan, akan jadi prioritas Prolegnas Pemerintah,” tuturnya.

Mahfud juga mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dalam beragam perbedaan. Di Islam, terlebih Nahdlatul Ulama, perbedaan beragama adalah fitrah. Tidak boleh saling bermusuhan.

“Semua keyakinan di Indonesia itu dilindungi. Ini yang harus dipelihara. Siapapun yang terpilih, harus menjaga kebhinnekaan dan memelihara kerukunan,” pesannya.

Soal pesan warga Sumbar agar tak melupakan Tanah Minang, Mahfud menyakinkan, dirinya tak akan pernah melupakan tanah ini.

“Jangan khawatir. Sumatera Barat ini seperti rumah kedua. Saya 20 tahun mengajar di Universitas Andalas. Saya juga diberi kehormatan oleh warga Magek, Minangkabau. Kita sama-sama berjuang menyejahterakan Sumatera Barat,” pungkas Cawapres yang kerap digelari pendekar hukum ini.

SIMAK JUGA :  Arsjad Rasjid Umumkan Pejabat Baru TPN Ganjar-Mahfud, Ada Nama Prabu Revolusi dan Denon Prawiraatmaja

Mahfud MD berada di Sumatera Barat sejak Minggu (17/12). Pada hari kedua, Senin (18/12/2023), Mahfud usai shalat subuh berjamaah di Masjid Al Hakim Islamic Cente, Kota Padang bersama Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah, Mahfud melanjutkan kegiatan menuju Gedung Long See Tong, Perkumpulan Keluarga Lie-Kwee, Jalan Niaga, Kota Padang.

Di sana, Mahfud disambut alunan musik khas Tiongkok. Pertemuan yang berlangsung santai ini disambi ngopi bareng, makan sate dan ketupat sayur khas Padang.

Sejumlah perwakilan masyarakat adat, pada kesempatan itu menyampaikan harapan agar Mahfud mengawal perlindungan hak-hak ulayat dan adat.

Selain itu, Cawapres pasangan Ganjar Pranowo ini diminta mengawal sejarah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi, Sumbar, sebagai bukti bahwa Pemerintahan menghargai Sumbar. Sebab, kata mereka, tak ada Sumbar, maka tak ada Indonesia.

“Kalau sudah terpilih, jangan lupakan Sumatra Barat ya pak Mahfud,” tutur salah satu tokoh dari etnis Tionghoa ini.

Tokoh Mentawai, Pdt Firman Simanjutak juga menyampaikan pesan serupa yakni perlindungan dan pembangunan masyarakat adat. Apalagi, sejak Mentawai jadi kabupaten, pembangunan mandek.

Sedangkan tokoh Nias, Nahdlatul Ulama, dan perwakilan kelompok lainnya mendoakan Mahfud MD terpilih sebagai Cawapres agar bisa mengawal dan menjaga kebhinnekaan. (*)

Awaluddin Awe

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *