Karena Terkendala Banjir Para Petani Belum Bisa Tanam Padi

  • Bagikan

Tamiang Layang – Karena terkendala banjir sehingga para petani yang berada di Kecamatan Paku, Kabupaten Barito Timur (Bartim) belum bisa menanam padi dilahan sawahnya.

“Adapun lahan sawah yang belum bisa ditanam para petani karena banjir tersebut kurang lebih 50 lahan sawah”.

Demikian yang dikatakan oleh Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Paku Kabupaten Barito Timur, Asbel Serep kepada beberapa awak media saat diwawsncara, Sabtu (11/12/2021).

Menurut Asbel Serep dari 1.600 hektare luas tanam padi yang ditanam pada musim tanam pada bulan Oktober-Maret, masih 75 persen diantaranya melakukan pengolahan tanah agar dapat melakukan penanaman padi disawah tersebut, ucapnya.

“Lanjutnya terkait dengan itu tenaga teknis pihaknya yang berada di 12 desa melaporkan kendala yang paling utama dihadapi para petani saat ini adalah masalah banjir. Kendala yang dimaksut kemungkinan besar waktu penanaman padi para petani akan diundur sehingga tidak bisa lagi dlakukan secara serentak seperti kemari”.

Kemudian, banjir tersebut disebabkan karena curah hujan yang tidak menentu, sehingga membuat para petani tidak dapat memperkirakan kapan datangnya banjir. Dengan demikian benih yang telah di tanam oleh para petani tersebut tergenang air dan akhirnya benih itu rusak dan tidak bisa tumbuh sesuai apa yang kita harapkan.

“Daerah yang sering tergenang air tersebut, yakni seperti daerah pinggiran Rantau Pusi tepatnya di desa Tampa, desa Bantai Napu, desa Paku Beto, desa Pangkan, desa Kalamus dan desa Runggu Raya,” ungkapnya.

Dengan adanya itu, saya berpesan terkhusus buat para penyuluh dan kelompok tani agar bisa sebelum musim tanam mempersiapkan lokasi penyemaiannya yang tidak mudah tergenang air.

“Para penyuluh sesuai tupoksinya diharuskan proaktif dan terus memantau kegiatan para petani di lapangan. Sehingga tidak ada lagi yang namanya gagal panen tersebut,” pungkasnya dengan tegas (Snn).

SIMAK JUGA :  Yanuar Gazali, SE Berikan Ambulance Buat Masyarakat Limbukan
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *