Diskusi Kreator Era AI, Khairul Jasmi: AI Hanya Perkakas Kerja, Bukan untuk Curahkan Isi Pikiran

Khairul Jasmi. (hariansinggalang.co.id)

HARIANINDONESIA.ID –  Sebagai jurnalis, artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan mungkin perlu sebagai perkakas kerja, tetapi bukan untuk mencurahkan isi pikiran.

Hal itu dikatakan jurnalis dan penulis Khairul Jasmi selaku narasumber dalam diskusi Pemanfaatan AI Dalam Dunia Jurnalistik, di Jakarta, Kamis, 21 November 2024.

Diskusi dengan pembicara Khairul Jasmi itu diadakan oleh Kreator Era AI berkolaborasi dengan Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai penulis senior Denny JA.

Khairul Jasmi, yang juga Pemimpin Redaksi Singgalang dan anggota Forum Pemred itu mengatakan, jika pilihan kerja atau bakat kita adalah menulis atau menjadi wartawan, sebaiknya menghindari AI.

“AI perlu sebagai mesin pencari informasi, asal Anda tahu apa yang dicari.”

Khairul bahkan dengan tegas menyatakan, “Jika bahan yang akan ditulis diserahkan kepada AI, sebenarnya hari itu Anda sudah berhenti jadi wartawan.”

Khairul tampak sangat hati-hati dalam memberi peran informasi kepada AI.

“Jika membiasakan salin tempel (copy paste), saat itu Anda sudah berhenti menjadi wartawan yang sesungguhnya,” ujarnya.

Menurut Khairul, jurnalis boleh mengambil informasi dari AI, tetapi informasi itu harus diolah lagi.

“Jurnalis harus bertolak dari terminal fakta, data, dan angka. Jangan mengarang,” ujarnya.

Berdasarkan pengalamannya, Khairul mengungkapkan, bahasa seorang jurnalis harus kuat dan hal itu menjadi ciri khasnya.

“Bagaimana mungkin AI bisa melakukan hal ini? Sebab tiap individu itu unik. Ciri khas seseorang itu pada gilirannya menjadi ciri khas medianya, dan bahkan jadi brand media tersebut,” kata Khairul.

Khairul menjelaskan, ciri khas penulisan itu terbentuk dari karakter individu. Karakter terbentuk karena proses berpikir. Proses berpikir dipengaruhi kebudayaan, sedangkan kebudayaan terbentuk karena bahasa.

“Bahasa tulis jurnalis itu ibarat pedang di tangan pesilat, menyatu, tidak memberatkan. Bahasa adalah kawan setia wartawan,” tutur Khairul. ***

SIMAK JUGA :  Jadi Kebanggaan Warga, Ini Sosok Tiga Pemimpin Desa Tumbang Lahang