Diskusi SATUPENA, Satrio Arismunandar: Buku Direktori Penulis Bisa Hasilkan Karya Literasi Bersama

  • Bagikan

HARIANINDONESIA.ID – Keberadaan buku Direktori Penulis Indonesia dapat mendukung upaya kolaborasi dan kerja sama antarpenulis, untuk menghasilkan dan mengembangkan karya literasi bersama.

Hal itu dinyatakan oleh Dr. Satrio Arismunandar, selaku Sekjen SATUPENA dan pembicara dalam diskusi yang membahas buku Direktori Penulis Indonesia 2023, yang diterbitkan SATUPENA di Jakarta, Kamis 4 Januari 2024 malam.

Diskusi yang menghadirkan Satrio Arismunandar itu diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai Denny JA.

Satrio yang ditugasi menyusun buku Direktori Penulis Indonesia 2023 menyatakan, gagasan penyusunan buku itu berawal dari Ketua Umum Denny JA, tahun lalu.

Basis awal data penulis dalam buku itu diambil dari data keanggotaan SATUPENA, yang pada waktu itu sudah terdaftar 500 penulis.

“Namun setelah saya cek, ternyata data penulis anggota SATUPENA itu masih belum lengkap,” kata Satrio.

Data itu lalu dikembangkan ke penulis-penulis yang tidak tergabung dalam SATUPENA.

Satrio mengaku, ia mengirim permintaan data penulis, dengan format tertentu, ke komunitas penulis di berbagai media sosial.

“Sayangnya, respons mereka tidak begitu menggembirakan. Sangat sedikit penulis yang mengirimkan data diri dan karyanya, meski jelas dikatakan ini untuk tujuan penyusunan buku direktori,” ujar Satrio.

Lalu, kata Satrio, penyusun menjalankan “gerilya pencarian data” dengan mengeksplorasi berbagai situs internet dan media online, di mana adat data terbuka tentang penulis dan karyanya.

Dalam tanya jawab dengan peserta diskusi, metode pengumpulan data ini mendapat kritik.

Wartawan senior Jonminofri menyebut, penyusun direktori seharusnya minta izin kepada penulis yang dikutip data pribadinya dari situs atau media online.

Penulis Ahmad Gaus mengeritik keras. Katanya, ada sejumlah nama penulis terkemuka yang tidak tertera dalam direktori tersebut. Menurutnya, ini sangat mengganggu.

SIMAK JUGA :  Andria Wali Nagari Kacang Terpilih : Pemerintahan Nagari Diminta Aspiratif dan Transparan dalam Pengelolaan Anggaran

Penulis Nia Samsihono memberi masukan tentang proses baku dalam penyusunan direktori, kamus, atau ensiklopedia, yang seharusnya dikerjakan secara ketat, selektif, cermat, dengan kriteria-kriteria yang jelas. Ini butuh waktu lama.

Penulis Anwar Putra Bayu mengusulkan, dalam penyusunan buku direktori penulis, sebaiknya memanfaatkan dukungan dari tim yang terdiri dari penulis-penulis senior dari berbagai daerah. Kerja besar ini tak bisa dikerjakan sendiri.

Satrio berterima kasih pihak-pihak yang memberi masukan dan kritik itu.

Ia menanggapi dengan mengatakan bahwa sejak awal penyusun sudah menyadari, banyak hal dan data penulis yang belum tercakup dan diperhitungkan dalam penyusunan buku direktori ini.

Masalahnya, katanya, penyusun terkendala oleh waktu dan sumber daya.

“Kalau menunggu hasil sempurna, buku ini tak akan pernah selesai,” tuturnya.

Penyusun berusaha bekerja seoptimal mungkin, dengan memposisikan buku ini sebagai karya rintisan, yang akan selalu dan harus disempurnakan setiap tahun.

Ia berharap SATUPENA bisa mengalokasikan sumber daya untuk itu. (K) ***

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *