Usamah Hisyam : Keislamannya Dipertanyakan, Prabowo Tinju Meja di Depan Ulama

  • Bagikan

Usamah Hisyam

JAKARTA – Tulisan mantan penasihat Persaudaraan Alumni 212 Usamah Hisyam beredar di media sosial. Dalam tulisan itu, Usamah berkisah tentang Prabowo yang disebutnya meninju meja saat diadakannya forum Dewan Penasihat PA 212 karena memprotes keislamannya dipertanyakan.

Tulisan Usamah yang dimuat di situs muslimobsession tersebut diviralkan sejumlah pihak di media sosial seperti Twitter. Redaksi detikcom telah meminta konfirmasi Usamah mengenai tulisan tersebut dan Usamah menyatakan tulisan itu memang miliknya. Tulisan tersebut diberi judul ‘Prabowo Marah Meninju Meja, Para Ulama Terperangah’. Dalam tulisan tersebut, Usamah juga menjelaskan alasannya mundur dari PA 212. Namun, perihal Prabowo meninju meja ditegaskannya bukan alasan utamanya mundur dari PA 212.

“Tulisan saya itu benar, tapi intisarinya bukan itu kan. Itu betul tulisan saya. Firmed saya yang nulis,” kata Usamah saat dihubungi detikcom, Selasa (18/12/2018).

Intisari yang dia maksud di tulisan itu, mengenai alasan Usamah mundur dari PA 212. Usamah menegaskan alasan dia mundur dari PA 212 karena, menurutnya, PA 212 sudah jadi bagian dari timses salah satu calon presiden.

Dalam cerita versi Usamah yang viral itu, dia bercerita bahwa dia ingin memperjuangkan calon pemimpin yang benar-benar kaffah (sepenuhnya) sebagai muslim. Dia ingin Habib Rizieq Syihab maju pilpres, namun menurutnya Habib Rizieq menolak.

Usamah lanjut mengisahkan tentang forum Dewan Penasihat PA 212. Saat isoma Dewan Penasihat PA 212 berlangsung, kata dia, ada ulama yang berbisik kepadanya mengenai calon pemimpin muslim yang kaffah. Menurutnya, ada ulama yang berkata kepadanya bahwa argumentasinya benar namun ada kecurigaan bahwa dia menolak Prabowo.

“Masya Allah, kita mau bahas ijtima’ ulama kok malah suuzhon? Bahas dulu figur yang memenuhi kriteria pemimpin muslim kaffah, baru bicara Jokowi. Bukankah lemah di mata manusia, belum tentu dihadapan Allah subhanahu wa ta’ala?” kata Usamah dalam tulisannya.

Usamah melanjutkan ceritanya. Semua ketegangan bermula sesaat setelah isoma berakhir tepat pukul 19.30 WIB. Seluruh Penasihat PA 212, disebut Usamah, kembali ke ruang rapat. Tak lama berselang, lanjut Usamah dalam tulisannya, Prabowo Subianto masuk ke ruang rapat, menyusul sejumlah Sekjen Partai seperti Ahmad Muzani (Gerindra), Eddy Soeparno (PAN), dan Afriansyah Ferry Noor (PBB).

Setelah Amien Rais mencabut skorsing rapat, masih menurut cerita versi Usamah, Amien mempersilakan Prabowo Subianto untuk berbicara, memberikan penjelasan apa yang akan diperjuangkan bila didukung PA 212. Namun, Usamah mengatakan reaksi Prabowo di luar dugaan.

SIMAK JUGA :  Mahfud Jawab Peristiwa Debat Cawapres, Pertanyaan Gibran Setingkat Siswa SD Bertujuan Mempermalukan Saja

“Di luar dugaan, pada mukadimah, Prabowo bicara kencang. Dengan nada suara tinggi, ia memprotes pihak-pihak yang meragukan kualitas keislamannya, ibadahnya, kemampuannya mengaji dan menjadi imam shalat. Yang sangat mengejutkan, ia berbicara sambil meninju keras meja rapat di depannya, sampai lima kali tinju, sehingga para ulama dan tokoh-tokoh yang hadir terperangah. Suasana menjadi tegang,” tulis Usamah dalam situs muslimobsession.

“Sampai presentasi Prabowo selesai, forum rembuk Dewan Penasihat 212 itu pun tak pernah lagi membahas rekomendasi pencalonan Prabowo Subianto. Pertemuan malam itu seakan-akan menjadi legitimasi bahwa PA 212 secara resmi merekomendasikan Prabowo Subianto. Tak ada lagi musyawarah, apalagi voting. Saya juga tak bisa berbuat apa pun lagi. Kecuali terpekur, bagaimana bila suasana rapat kabinet seperti itu? Wallahu a’lam. Akhirnya, Ijtima’ Ulama 1 berlangsung secara mulus mengajukan nama tunggal Prabowo sebagai capres.

Sejumlah ustadz dan tokoh pergerakan Islam yang dianggap akan memperjuangkan HRS dan akan menolak pencalonan Prabowo, tak memperoleh undangan sebagai peserta ijtima’ ulama. Mereka dianggap barisan yang hendak menggagalkan pencalonan Prabowo. Mereka tak diundang dalam ijtima ulama, termasuk saya. Itulah permainan politik tingkat tinggi panitia dengan menggunakan baju ijtima’ ulama,” sambung Usamah masih dalam tulisannya.

Usamah lalu berbicara soal Ijtimak Ulama I yang menurutunya digunakan untuk kepentingan menggolka Prabowo sebagai capres.

“Dalam Ijtimak Ulama juga protes, seperti dalam tulisan saya, nggak usah saya baca lagi, kamu bacalah tulisan saya itu, saya protes standar pemimpin yang harus dipenuhi dalam sebuah ijtimak ulama itu harus sesuai Alquran dan sunah. Standar pemimpin muslim ya, dalam sebuah ijtimak, waktu itu kan kita ada calonnya Prabowo, Habib Rizieq, ada Zulkifli Hasan, ada Yusril Ihza, ada Tuan Guru Bajang. Masak dari 5 itu kemudian Prabowo yang dianggap memenuhi standar Ijtimak Ulama. Kalau perhitungannya ijtimak politik, boleh Prabowo,” sebut Usamah.

detikcom telah meminta konfirmasi dari Kadiv Hukum PA 212 Damai Hari Lubis. Damai menegaskan dirinya tak pernah mendengar dan melihat kejadian yang dimaksud Usamah. Menurut dia, ada kepentingan pribadi Usamah terkait tulisan tersebut.

Sementara itu, anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade saat dikonfirmasi detikcom juga menegaskan bahwa tulisan Usamah sama sekali tidak benar. Bahkan, Andre mempertanyakan kredibilitas tulisan tersebut lantaran menurutnya Usamah Hisyam punya latar belakang sebagai pendukung capres petahana Joko Widodo.

Sumber : detikcom

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *