Tiket Mahal, Bandara Internasional Minangkabau Lengang, PT KAI Rugi

  • Bagikan

Keretapi Bandara Internasional Minangkabau.

PADANG, harianindonesia.id – Masih tingginya harga tiket pesawat, termasuk penerbangan dari dan ke Padang, berdampak luas. Tidak hanya berdampak menurunnya jumlah penumpang pesawat dan kunjungan ke bandara. Tetapi juga berdampak menurunnya jumlah penumpang moda angkutan darat kereta api menuju bandara.

Manager Operasional PT KAI Divisi Regional (Divre) II Sumbar, Roeslan, Senin (11/3) menyebutkan, dari hasil pantauan per bulan Januari 2019, terjadi penurunan penumpang rata-rata 23 persen.

“Kami tidak boleh mengatakan penurunan penumpang ini akibat tiket pesawat yang naik. Tapi karena memang kereta api di stasiun Bandara Internasional Minangkabau (BIM) konekting dengan penumpang pesawat,” ungkap Roeslan, kemarin.

Penurunan penumpang kereta api sebesar 23 persen ini, dari total jumlah penumpang satu bulan. Jumlah penurunan penumpang mencapai 470 penumpang. Akibat terjadinya penurunan penumpang ini, diakui Roeslan berimbas kerugian yang dialami PT KAI Divre II Sumbar.

“Kita memang berimbas dan mengalami kerugian,” ujarnya.

Dengan kondisi lesunya penumpang di BIM saat ini, PT KAI Divre II Sumbar menurutnya, lebih menata lagi jam perjalanan kereta api menuju BIM dengan jadwal penerbangan pesawat di bandara.

“Selama ini, untuk mengatasi persoalan penurunan penumpang ini, kami bersama dengan Angkasa Pura II Cabang BIM sudah buat pendukung costumer service mobile. Termasuk juga membagikan brosur jadwal kepada calon penumpang,” ungkapnya.

Selama ini, kereta api yang berangkat ke BIM sebanyak lima kali perjalanan sehari. Dampak dari penurunan penumpang ini, rencananya PT KAI akan menambah satu kali perjalanan lagi dari Padang ke BIM dan dua kali perjalanan ke arah jalur BIM-Kayu Tanam.

“Jadi ada delapan kali perjalanan yang melayani kedatangan dan keberangkatan ke bandara,” ujarnya.

SIMAK JUGA :  HUT Kemerdekaan RI ke-78, Pj. Bupati Mentawai Menghimbau Masyarakat untuk Meningkatkan Semangat

Sebelumnya, Executive General Manager Angkasa Pura II Cabang BIM, Dwi Ananda mengatakan, penurunan penumpang terjadi di BIM, akibat mahalnya harga tiket dari Padang menuju beberapa daerah di Indonesia. Pergerakan pesawat di BIM mengalami penurunan dari 1 Januari, menurut Dwi, jika dilihat dari persentasenya minus 20 persen, yakni pada angka 60 hingga 70 pesawat per hari. Biasanya berada pada angka 80 hingga 88 perhari.

Sedangkan persentase penumpang mengalami penurunan minus 30 persen. Yaitu jika dirata-rata diangka 7 ribu hingga 9 ribu per hari. Angka itu jauh dibandingkan biasanya yang bisa mencapai 10 ribu hingga 11 ribu per hari.

Kemudian untuk pengiriman melalui kargo, lanjut Dwi juga menurun pada angka 30 hingga 40 persen dari biasanya jika dilihat pada bulan yang sama pada tahun lalu. Jadi, kondisi ini baru berlangsung satu setengah bulan. Jika dibilang rugi dari segi pendapatan, menurutnya, memang terjadi, persentase kerugiannya belum dapat dipastikan angkanya, sebab sekarang masih ada penurunan.

Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit mengatakan, akibat kenaikan harga tiket pesawat ini kondisi pariwisata atau kunjungan ke Sumbar mengalami penurunan hingga 30 persen. Begitu juga sektor UMKM turun hingga 40 persen. Kondisi ini menurutnya, sangat disayangkan.

Pasalnya, BIM sedang mengembangkan fasilitasnya untuk dapat menampung kunjungan mencapai kapasitas 5,9 juta orang yang awalnya hanya memiliki kapasitas 2,9 juta orang.(editor)

Sumber : posmetropadang.co.id

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *