Saurip Kadi : Prabowo Harus Belajar Lagi Soal Pertahanan

  • Bagikan

JAKARTA, harianindonesia.id – Mayjen TNI (Purn) Saurip Kadi menanggapi pernyataan Prabowo yang membandingkan besaran anggaran militer Indonesia dengan Singapura, dalam debat Paslon Presiden ke-4, Sabtu malam (29/3/2019),

Ia menyatakan kekeliruan besar jika Prabowo membandingkan besaran anggaran militer Indonesia dengan Singapura.

“Dengan luas wilayah yang kecil, tidak lebih dari Kabupaten Brebes, tapi menguasai kekuatan ekonomi kawasan melalui jasa finansial dan perdagangan, maka tidak ada pilihan, Singapura harus mempunyai keunggulan dibidang militer. Karena dengan 1 sorty pengeboman saja, Singapura akan habis,” ujar Saurip Kadi, di kediamannya, Minggu (31/3/2019.

“Jadi Prabowo harus belajar lagi soal pertahanan dan keamanan yang terbaru. Sesuai zaman now. Kalau perlu melalui Bimbingan Belajar,” sindir Saurip Kadi.

Mantan Aster Kasad sekaligus teman seangkatan Prabowo Subianto di AKABRI (Nomor Akademi 70) ini menyatakan keheranannya melihat Jokowi yang lulusan Fakultas Kehutanan UGM justru lebih menguasai bidang pertahanan.

Saurip Kadi menyebutkan bahwa dalam debat capres tersebut, Prabowo kembali mempermalukan TNI lagi. Karena ternyata tidak mengetahui bahwa di seluruh dunia, yang digunakan dalam menyusun rencana pertahanan adalah “Hakikat Ancaman” yang bakal dihadapi sebuah negara. Dan “Hakikat Ancaman” itu sendiri adanya di “Perkiraan Intelejen Strategis baik Jangka Pendek, Menengah dan Panjang”.

“Dan itulah makanya di setiap Kedutaan Besar negara manapun dilengkapi dengan Atase Pertahanan dari ketiga angkatan. Sehingga dasar penyusunan Hakikat Ancaman benar-benar valid, sama sekali bukan asumsi apalagi halusinasi, merekalah Badan Pengumpul Keterangan yang resmi dibiayai negara,” katanya.

Menurut Saurip, pernyataan Capres nomor urut 01 Jokowi justru mengetahui bahwa perang zaman now bukan lagi adu kekuatan persenjataan seperti perang zaman old, tapi perang asimetris yang intinya adalah bagaimana mempengaruhi rakyat negara lawan melalui perubahan mindset.

Dan saat ini, tambahnya, Negara-negara lain sudah mengubah konsep pertahanan mereka, bahkan Amerika Serikat sudah menutup sejumlah pangkalan militernya di negara lain.

Ditanyakan soal penyataan Prabowo bahwa dirinya lebih TNI dibanding banyak TNI lainnya, Saurip Kadi mempersilahkan wartawan untuk bertanya langsung kepada Prabowo.

“Tapi yang saya ketahui Pak PS (Prabowo Subianto) adalah Perwira Tinggi TNI yang dipecat dari dinas aktif, karena berinisiatif melakukan penculikan sejumlah aktifis, sebagaimana diakui sendiri di depan sidang DKP,” ungkapnya.

Dikatakan Saurip, berakhirnya dinas militer di negara manapun hanya ada 3 alasan, yaitu pertama karena atas pemintaan sendiri untuk pensiun dini. Kedua karena diberhentikan dengan hormat akibat sakit atau cacat, sehingga tidak lagi mampu menjalankan tugas-tugas kemiliteran. Dan yang ketiga karena pensiun sesuai batas umur yang diatur oleh undang-undang. Di luar ketiga alasan tersebut adalah karena dipecat.

“Karena Pak PS adalah perwira tinggi bintang tiga dan (saat itu) menantu Pak Harto, ya saru (samar) kalau digunakan istilah dipecat, maka dihadapkan pada kondisi riil saat itu, penggunaan istilah diberhentikan sungguh sangat bijak,” terangnya.

SIMAK JUGA :  Selamat Ulang Tahun, Jenderal Tito

Terkait kualitas jawaban bidang pertahanan oleh capres nomor urut 01 Jokowi, Saurip Kadi mengajak bangsa ini sepatutnya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena mempunyai Presiden yang paham bahwa tentara dalam negara demokrasi dimana senjatanya wajib menghadap keluar.

“Dan karenanya gelar TNI saat ini adalah warisan Belanda yang dilanjutkan Orba, maka ke depan harus ditata ulang agar bisa meng “cover” seluruh wilayah pertahanan NKRI, untuk melumpuhkan musuh sebelum masuk maupun yang sudah terlanjur masuk masuk ke dalam wilayah NKRI,” harapnya.

Menyinggung tentang siapa yang bakal tampil sebagai pemenang dalam Pemilu 17 April 2019 mendatang, Saurip Kadi mengingatkan segenap Keluarga Besar TNI (KBT) bahwa menggunakan Hak Pilih adalah HAM, tapi sebelum segalanya terlambat, terkhusus kepada para pensiunan prajurit TNI dan terlebih mantan elit TNI utamanya mantan Panglima TNI dan Kas Angkatan serta petinggi TNI yang ada di BPN Paslon 02 bahwa sampai ajal menjemput, para pensiunan mempunyai kewajiban untuk menjaga kehormatan, derajat dan martabat TNI.

“Apa yang kita cari di hari tua, haruskah para pensiunanan tega membiarkan TNI kembali menanggung aib, karena prajurit TNI harus menghormat dengan sangkur terhunus kepada mantan petinggi TNI yang berhenti dari dinas aktif, karena dipecat, naudzu bilah mindalik” ucap Saurip Kadi mengingatkan.

Meski begitu diakui oleh Saurip Kadi, memang sulit untuk tidak menempatkan Pak Prabowo sebagai bagian dari KBT, tapi para purnawirawan TNI wajib menjaga TNI sebagai almamater tempat kita dulu menyerahkan jiwa dan raga untuk kejayaan NKRI. Kecuali bagi mereka yang tidak merasa bahwa penculikan aktifis, bukanlah aib bagi TNI dan terkhusus bagi lulusan Akademi TNI.

“Dan kalau betul ada pensiunan TNI yang tidak menempatkan hal tersebut sebagai aib, maka mereka tidak layak untuk menyebut dirinya sebagai tentara rakyat, tentara pejuang dan tentara nasional. Karena pak Dirman dan para pendiri TNI lainnya serta para pelatih kita di Akademi TNI tidak pernah mengajarkan bahwa rakyat apalagi aktifis demokrasi sebagai musuh negara, sehingga mereka sah untuk diculik,” tegas Saurip Kadi yang memang dikenal kritis ini.

Sementara itu kepada segenap anak bangsa, Saurip Kadi menyerukan bahwa Pemilu bukan Perang. Pemilu tak lebih untuk memilih Capres dan program untuk 5 tahun kedepan.

“Untuk itu, pilihlah Capres yang nyata-nyata sudah terbukti berani dan berhasil memberantas Mega Korupsi, Mafia Tambang serta Migas seperti Petral, Free Port, Newmont, Blok Rokan, Mahakam. Dan juga mampu membangun rasa Indonesia melalui kwalitas pelayanan dan infra struktur yang sama untuk seluruh wilayah Indonesia,” katanya.

“Serta nyata-nyata mampu melanjutkan pembangunan jalan TOL dan infratsruktur yang dimasa lalu MANGKRAK. Juga melalui Dana Desa dan sejumlah program Kartu, kini rakyat kecil sudah mulai merasakan manfaat NKRI,” pungkasnya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *